IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.65% ke level 7,241 pada perdagangan Selasa (30/7). Sebanyak 260 saham menguat, 305 saham melemah dan 220 saham lainnya ditutup flat. Total transaksi IHSG mencapai 8.92 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 13.91 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,010,938 kali.

Beberapa Sentimen yang menggerakan IHSG adalah melemahnya bursa regional Asia pada perdagangan Selasa (30/7). Sentimen buruk datang dari China dimana dana investasi asing tergerus 29.1% YoY jika dibandingkan Bulan Juni 2023. Yield Obligasi AS tenor 10 tahun bergerak terbatas di level 4.2% sembari menunggu FOMC meeting yang akan diselenggarakan pada 30-31 Juli 2024.

Secara teknikal, IHSG mulai berada dalam fase konsolidasi cenderung downtrend dengan diperdagangkan dibawah kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 7,270. Indikator stochastic melemah dibawah level middle 50. IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan penurunan ke level support terdekat di 7,207. Apabila IHSG melemah dibawah 7,207 maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan koreksi ke level 7,023-7,026. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap potensi fluktuasi IHSG.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,353.81-3.34-0.25%
IDXCYCLIC756.24+2.13+0.28%
IDXENERGY2,452.21-9.79-0.4%
IDXFINANCE1,399.11-1.56-0.11%
IDXHEALTH1,435.96+10.64+0.75%
IDXINDUST1,024.61-0.55-0.05%
IDXINFRA1,561.44-13.25-0.84%
IDXNONCYC705.80+0.58+0.08%
IDXPROPERT636.94-1.45-0.23%
IDXTECHNO3,344.52-0.26-0.01%
IDXTRANS1,377.91-16.7-1.2%

Sektoral Indeks bergerak mayoritas di zona merah pada perdagangan Selasa (30/7). Sebanyak 8 sektor melemah dan hanya ada 3 sektor yang menguat ditengah koreksi IHSG -0.65% ke level 7,241. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor kesehatan (IDXHEALTH) dengan kenaikan +0.75% ke level 1,435.96. Beberapa saham IDXHEALTH yang menguat adalah SIDO (+2.84% ke 725), HEAL (+1.49% ke 1,360), SILO (+0.74% ke 2,720). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor transportasi (IDXTRANS) dengan penurunan -1.2% ke level 1,377.91. Beberapa saham IDXTRANS yang melemah adalah SMDR (-6.51% ke 316), ASSA (-1.88% ke 785), TMAS (-1.32% ke 150).

Saham Top Gainer

Saham Top Gainer
MBTO+34.67%
HELI+22.03%
NASI+21.21%
WEHA+11.21%
ELIT+9.73%

Saham Top Losers

Saham Top Losers
PPRI-17.79%
PURI-17.52%
ITMA-14.39%
IOTF-12.5%
BULL-8.77%

Saham Top Turnover

Saham Top Turnover
BBRI958,712
TLKM938,266
BMRI563,720
BBCA328,947
AMMN279,950

Saham Top Volume Shares

Saham Top Volume Shares
GOTO12,368,114
BSBK7,978,794
ATLA4,140,191
BUKA3,806,063
KPIG3,340,031

Saham Top Frequency

Saham Top Frequency
TLKM70,151
BBRI62,659
BSBK48,052
ATLA40,080
KPIG16,294

Saham Top Net Foreign Buy

Saham Top Net Foreign Buy
TPIA49,520
ADRO45,257
ARTO43,736
JPFA31,089
BFIN28,269

Saham Top Net Foreign Sell

Saham Top Net Foreign Sell
BBRI469,134
BMRI142,666
TLKM125,845
BBNI92,887
BREN33,228

Berita Global

Investasi asing langsung (FDI) ke Tiongkok anjlok 29,1% tahun-ke-tahun menjadi CNY 498,91 miliar selama Januari-Juni 2024, sebuah rekor penurunan dalam enam bulan pertama tahun ini. Sekitar 12,8% dari total tersebut, atau CNY 63,75 miliar, masuk ke industri manufaktur berteknologi tinggi, naik 2,4 poin persentase dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, penanaman modal asing di bidang manufaktur peralatan dan instrumen kesehatan, serta jasa teknis profesional masing-masing meningkat sebesar 87,5% dan 43,4%. Sumber FDI berasal dari Jerman (18,1%) dan Singapura (10,5)%. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menindak beberapa industri untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah, sehingga menghambat investasi asing. sumber: TradingEconomics.com

Berita Domestik

EmitenNews.com – Menperin mengemukakan, sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat dan industrinya dapat dikembangkan agar Indonesia menjadi salah satu pemasok pati terbesar di dunia. “Indonesia sendiri pada tahun 2023 menduduki posisi ke-2, dengan nilai ekspor sekitar USD9 juta,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu di Jakarta, Senin (29/7).


Tercatat Indonesia memiliki potensi luas lahan sagu terbesar di dunia. Dari 6,5 juta ha lahan sagu di seluruh dunia, sekitar 5,5 juta ha atau 85%-nya berada di Indonesia. Sebaran lahan sagu terluas, sekitar 5,2 juta ha berada di Papua, yang saat ini pemanfaatannya masih rendah. Menurut Business Research Insight pada tahun 2031, pertumbuhan pasar pati sagu secara global diproyeksikan mencapai USD 557,13 juta. “Hilirisasi industri sagu diharapkan tidak hanya berhenti sampai di pati sagu, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan produk hilir lainnya,” imbuh Agus.


Selanjutnya, sagu dapat diolah menjadi beragam produk, mulai dari produk pangan seperti pati sagu, mi, beras analog, modified starch, sampai dengan produk non-pangan seperti bio packaging. Penguatan riset dan inovasi produk diharapkan juga dapat mendukung pengembangan hilirisasi sagu.


Menperin menyebutkan, sagu merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Selain itu, sagu adalah tanaman asli Indonesia yang menghasilkan pati paling besar dibandingkan dengan tanaman penghasil pati lainnya. “Sagu juga merupakan komoditas yang ramah lingkungan karena memiliki laju penyerapan CO2 yang tinggi, sehingga menjadi salah satu kontributor perlambatan global warming,” imbuhnya.


Oleh karenanya, Kemenperin berkomitmen untuk terus meningkatkan hilirisasi komoditas sagu melalui pengembangan diversifikasi produk, fasilitasi kerja sama antara industri pengolahan sagu dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN, dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan sagu.


Selain itu, Kementerian Perindustrian berupaya untuk selalu bersinergi dengan pemangku kepentingan lainnya, dari pusat maupun daerah, sebagai langkah mendorong percepatan pengembangan industri pengolahan sagu. “Kami sangat terbuka terhadap usulan-usalan kebijakan agar industri pengolahan sagu dapat terus tumbuh di Indonesia,” ujar Agus. Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu ini melibatkan 14 narasumber yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan praktisi. Selain itu, juga diadakan pameran yang berlokasi di Plaza Pameran Industri dan diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari 3 instansi pusat, 5 instansi daerah, dan 13 pelaku usaha pengolahan sagu.


Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pengembangan Beras Analog Sagu Instan antara Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Kementerian Perindustrian dengan Pusat Riset Agroindustri, Badan Riset dan Inovasi Nasional. “Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen dan keseriusan dari pemerintah untuk mendorong hilirisasi pengembangan industri pengolahan sagu, dalam hal ini beras analog berbasis sagu,” terang Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika.(*) Sumber : EmitenNews.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – Emiten milik Hermanto Tanoko PT Avia Avian Tbk (AVIA) mencatat peningkatan pendapatan neto sebesar 3,13% menjadi Rp3,62 triliun hingga periode 30 Juni 2024, dibandingkan Rp3,51 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Selasa, perseroan juga melaporkan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 3,65%, dari Rp1,92 triliun menjadi Rp1,99 triliun. Meskipun demikian, laba bruto naik 3,16% dari Rp1,58 triliun menjadi Rp1,63 triliun.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

Laba sebelum beban pajak tercatat menurun 1,92% dari Rp1,04 triliun menjadi Rp1,02 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan beban penjualan yang mencapai Rp620,75 miliar, naik 13,21% dari Rp548,34 miliar. Namun, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat tipis 0,20% menjadi Rp808,24 miliar, dibandingkan Rp806,61 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh penurunan beban pajak penghasilan sebesar 9,12% dari Rp234,68 miliar menjadi Rp213,26 miliar.

Total liabilitas perusahaan mengalami penurunan sebesar 3,23% dari Rp1,24 triliun pada 31 Desember 2023 menjadi Rp1,20 triliun hingga 30 Juni 2024. Sementara itu, total aset menurun 2,78% dari Rp11,16 triliun pada akhir tahun 2023 menjadi Rp10,85 triliun pada akhir Juni 2024. Sumber : EmitenNews.com

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. BFIN (BFI Finance Indonesia)

BFIN (BFI Finance Indonesia) ditutup menguat +3.51% ke level 885 pada perdagangan Selasa (30/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk BFIN dengan target kenaikan ke level 940-960. Secara teknikal, BFIN berada dalam fase mulai uptrend setelah cross up MA7&20 dengan rentang harga 847-856. Indikator stochastic menguat dan keluar dari area oversold. Batasi risiko jika BFIN diperdagangkan dibawah 845.

2. ADRO (Adaro Energy)

ADRO (Adaro Energy) ditutup menguat +1.57% ke level 3,230 pada perdagangan Selasa (30/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ADRO dengan target kenaikan ke level 3,300-3,350. Secara teknikal, ADRO berada dalam fase uptrend dan stabil diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 3,002-3,155. Indikator stochastic menguat dan stabil di area overbought. Batasi risiko jika ADRO diperdagangkan dibawah 3,120.

3. SIDO (Industri Jamu Farmasi Sidomuncul)

SIDO (Industri Jamu Farmasi Sidomuncul) ditutup menguat +2.84% ke level 725 pada perdagangan Selasa (30/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk SIDO dengan target kenaikan ke level 750-760. Secara teknikal, SIDO berada dalam fase konsolidasi diantara MA7&20 dengan rentang harga 719-734. Indikator stochastic rebound dan mulai menjauhi area oversold. Batasi risiko jika SIDO diperdagangkan dibawah 700.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable