Saham BBCA Menjadi Penyelamat IHSG Dalam Rentang Konsolidasi
- 13 May 2020
- 0
Saham BBCA yang naik di ujung perdagangan menjadi penyelamat IHSG sehingga terjaga dalam rentang konsolidasinya 4567 – 4726.
Asing Alergi Dengan Bank Yang Ditengarai Ditunjuk Bank Jangkar
IHSG kemarin alami guncangan yang cukup keras mengekor trend global dan regional yang closing di zona merah. Sempat sentuh level 4552 namun tertolong oleh kenaikan saham BBCA diujung perdagangan. Bank milik kelompok usaha Djarum ini naik dari level 25500 ke 26100 di pre closing. Hal ini membuat index berhasil tutup lebih baik dari nilai terendahnya ke 4588. Saham BBCA menjadi penyelamat IHSG sehingga terjaga dalam rentang konsolidasinya 4567 – 4726.
Saham Perbankan Ditekan Aksi Jual Asing Hingga -778 Milyar
Salah satu penyebab kenapa index alami tekanan cukup besar kemarin adalah faktor derasnya aksi jual asing di sektor FINANCE. Sektor yang menjadi penggerak utama IHSG harus terima fakta alami koreksi -2.3% setelah asing lakukan aksi jual hingga -778 milyar. Kontribusi yang tinggi asing ini membuat total net sell kemarin lampaui 1 trilyun.
Kekhawatiran akan konsep bank jangkar yang sedang digodok oleh BI dan OJK membuat investor asing alergi terhadap saham saham bank. Apalagi 3 saham bank yang disebut bakal menjadi penjaga likuiditas perbankan yaitu BBRI BMRI dan BBCA. BBRI menjadi saham yang paling banyak dibuang asing hingga -446 milyar, sebabkan nilainya anjlok -4.96%. Disusul oleh BBCA -177 milyar dan BMRI -139 milyar. Hanya BBNI yang alami aksi beli mini +13.7 milyar namun tak membuatnya luput dari koreksi. Koreksi yang dalam dari saham BBRI membuat saham ini akhirnya secara resmi tergusur dari posisi runner up bursa dan digantikan oleh TLKM.
Index Mixed, Masih Ada 2 Sektor Menguat
Dalam perdagangan kemarin tidak semua sektor berada di zona merah. Masih ada 2 sektor yang tetap menguat yaitu BASIC-IND dan CONSUMER.
BASIC-IND menguat ditopang masih kuatnya sentimen beli investor di saham saham kimia, semen dan pakan ternak. Dari 10 saham unggulannya cenderung menguat dengan 6 saham menguat dan 3 saham turun . Bahkan BRPT dan CPIN naik diatas +3%. Setelah pekan lalu alami koreksi teknikal, kemarin sektor industri dasar ini mulai memantul.
Selain itu saham CONSUMER juga cenderung alami penguatan mengingat type saham nya yang defensif dan kebal krisis. Orang tidak akan mengurangi konsumsi bahan pangan dasar. Apalagi dengan adanya BLT/ Bansos diharapkan bisa jaga daya beli. Termasuk juga insentif THR 23 triyun diharapkan bisa boost spending masyarakat. Saham UNVR dan HMSP kemarin menjadi pendorong sektor ini hingga naik +0.5%. Bahkan penguatan 2 saham ini akhirnya bawa sektor CONSUMER sumbang 2 emiten dalam TOP 5 Market Mover. Gusur BBRI dan BMRI.
Market Meragukan Sukses Pembukaan Kembali Ekonomi
Walaupun awalnya market sikapi positif efek dari rencana pembukaan kembali ekonomi, namun harapan itu sirna. Tiga index utama Wall Street kompak merosot. NASDAQ akhiri 6 hari penguatan berturutnya. DOW semalam turun tajam -457 point dan kembali keluar dari area 24000. S&P terkoreksi -2.05% dan NASDAQ ambruk -189 point namun tertahan berada diatas level 9000. VIX sebagai ukuran volatilitas naik +19% ke level 33.04 setelah sebelumnya berada dibawah level 30.
Salah satu penyebab market terkoreksi adalah komentar dari pakar kesehatan Gedung Putih, Dr Fauci bahwa pembukaan ekonomi tanpa memperhatikan aspek medis dan keilmuan akan perparah kondisi. Hal ini disampaikan dalam online testimony di Congress. Selain itu tidak ada jaminan ketersediaan vaksin dalam waktu dekat bisa membuat kondisi makin parah bila ekonomi dibuka secara cepat dan tergesa gesa. Komentar ini sontak membuat emiten emiten yang diuntungkan oleh reopening economy anjlok kembali. Saham saham retail, property dan airlines menjadi yang paling dalam terkoreksinya.
Arab Mainkan Peran Penting Untuk Jaga Harga Minyak Stabil
Pemerintah Arab Saudi akhirnya harus turun tangan untuk memastikan harga minyak stabil. Kartu pemangkasan produksi harus dilakukan guna jaga harga minyak tidak dibawah USD 20 per barrel.
Besarnya defisit anggaran dan terpangkasnya laba Aramco hingga 25% membuat Kerajaan Saudi harus lakukan austerity program untuk selamatkan anggarannya. Hal yang dilakukan dalam program ini adalah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) 3x lipat dari 5% ke 15%. Selain itu pemerintah juga pangkas allowance biaya hidup mulai 1 Juni 2020. Keputusan yang sulit namun perlu dilakukan adalah cara untuk menjaga stabilitas ekonomi negara Timur Tengah saat harga minyak turun dan tiadanya kegiatan haji dan umroh.
Komitmen pemangkasan output sementara membuat harga minyak terapresiasi. Harga minyak acuan Brent naik +35 cent atau +1.18% ke USD 29.98 per barrel. Sedangkan acuan WTI naik +6.8% ke level USD 25.78 per barrel.
Apresiasi harga minyak ini dapat menjadi katalis positif untuk saham ELSA dan MEDC aktif kembali.
Index Masih Akan Bergerak Mixed, Belum Ada Signal Bagus
Bila mengacu kepada indikator cepat seperti Stochastic dan MACD Histogram, kondisi index masih belum ada signal bagus. Satu satunya harapan hanya index tidak keluar dari rentang konsolidasi 4567-4726.
Mengekor sentimen global ada potensi index akan alami under psikologis di awal perdagangan. Dimana akan terjadi tekanan jual di satu jam pertama perdagangan sehingga perlu berhati hati untuk lakukan ‘jual rugi’ di awal sesi.
Diharapkan untuk tidak mengambil posisi terburu terburu kecuali untuk melakukan spekulasi beli saham saham yang sudah turun lampaui level S2-S3 dari pivotnya untuk trading cepat hari ini.
Beberapa saham yang masih bisa diperhatikan untuk trading cepat hari ini : WIKA SMGR LPPF KLBF JSMR TCPI BRPT CPIN INTP
BIla saham saham ini turun dibawah level S2-S3 bisa dijadikan spekulasi untuk intraday : BTPS EXCL INCO JPFA BBRI PGAS PTBA BMRI TLKM ADRO
Tone dan Manner Hari Ini : BBCA Jadi Penyelamat IHSG Tetap Terkonsolidasi, Index Ada Potensi Under Psikologis
Support – Resisten : 4455 – 4685