Saham BBCA dan BMRI Masih Dominan Uptrend, Index Potensi Higher Low untuk Bentuk Pola Uptrend
- 11 February 2020
- 0
Index akhirnya terkoreksi -47.52 point seiring dengan kekhawatiran jumlah kematian akibat coronavirus yang sudah lampaui SARS. Sejak awal perdagangan index tertekan dan selalu berada di zona merah bahkan sempat ke level 5937 sebelum naik diujung perdagangan dan ditutup di level 5952 setelah beberapa saham unggulan di tarik di akhir sesi
Index akhirnya terkoreksi -47.52 point seiring dengan kekhawatiran jumlah kematian akibat coronavirus yang sudah lampaui SARS. Sejak awal perdagangan index tertekan dan selalu berada di zona merah bahkan sempat ke level 5937 sebelum naik diujung perdagangan dan ditutup di level 5952 setelah beberapa saham unggulan di tarik di akhir sesi. Jumlah saham yang naik hanya 121 jauh lebih rendah dari jumlah yang turun 294.
Semua sektor melemah tanpa terkecuali dengan AGRI dan MISC-IND sebagai dua sektor yang paling terpuruk, turun -3.3% dan -2.4%. Dominasi koreksi juga terjadi pada Top 10 Index Mover dengan 5 saham unggulan turun, 4 naik dan 1 tak alami perubahan. Naiknya BBCA di akhir perdagangan ke 33925 atau +125 serta tetap bertahannya TLKM di level 3810 yang naik +20 membuat index sisakan lower shadow sebagai tanda penolakan turun lebih dalam.
Jumlah saham yang diperdagangan naik dari hari Jumat menjadi 67.96 juta lot saham. Nilai transaksi juga naik dan mulai dekati kestabilan di angka 6.3 trilyun. Investor asing juga tidak catatkan massive selling kemarin dan hanya terjadi outflow -49 milyar di pasar regular. Sedangkan secara total terjadi inflow +330 milyar setelah ada transaksi crossing terhadap saham MYOR senilai +533 milyar di pasar tunai negosisasi. Saham TLKM BBCA BMRI UNTR dan PGAS masih ada inflow asing dengan saham BUMN telekomunikasi kebanjiran dana hingga +137 milyar. Di sisi lain saham BBRI masih rajin di profit taking oleh asing dengan outflow kemarin capai -122 milyar, disusul oleh ASII -62 milyar, HMSP -51 milyar. Kondisi ini membuat 3 saham turun alami koreksi dan tekan index dengan saham turun paling dalam -200 atau setara dengan -3.1%.
Kenaikan saham BBCA membuatnya kembali memiliki support EMA7 dan MA20 dan telah menolak level support MA50. Hal ini membuat emiten terbesar dari segi kapitalisasi pasar kembali tetap dalam kondisi uptrend karena berada di atas level MA 20-50-100-200 secara berurutan. Solidnya trend BCA ini tidak terlepas dari performansi bisnisnya yang diproyeksi catatkan EPS 2019 sebesar Rp 1131 yang lebih baik dari tahun 2018 sebesar Rp 1057. Namun kenaikan BBCA kemarin masih sisakan gap diantara harga 33100 – 33150 yang belum tertutup sehingga bisa dijadikan peluang buy back untuk reakumulasi di level tersebut. Target penguatan BBCA jangka pendek hingga ke level 34700.
BMRI juga masih solid uptrend jangka menengah. Saat ini posisi candle harga sudah berada diatas MA20-50-100. Saat ini hanya tinggal menunggu crossingnya MA100 x 200 sehingga mengkonfirmasi trend jangka panjangnya. IHSG kembali gagal tembus resisten psikologis 6000 untuk kedua kalinya. Bila break area 7850 maka BMRI akan membentuk pola uptrend minor dengan target 8000. Saat ini secara stochastic dan MACD dua saham bank besar ini masih tunjukkan penguatan apalagi kondisi MACD jelang golden cross.
Impact Coronavirus yang sampai hari ini telah membuat lebih dari 1000 orang meninggal masih menjadi tanda tanya besar kapan akan segera berakhir. Apalagi data terbaru tunjukkan kematian dalam sehari di wilayah provinsi Hubei capai 103 orang kemarin. Pemerintah China akhirnya mulai membuka aktivitas ekonomi di beberapa daerah lain sejak kemarin sehingga diharapkan tidak melumpuhkan ekonomi nasional. Dari 40.652 kasus lebih dari 40.200 berada di China daratan dengan 29.631 berada di Propinsi Hubei dengan angka kematian telah capai 974 orang hingga kemarin.
Dari data ekonomi dalam negeri yang dirilis kemarin, ada kabar baik terkait kemampuan pemerintah untuk jaga Current Account Deficit. Sepanjang tahun 2019 CAD tercatat 2.72% yang jauh membaik dan lebih rendah dibandingkan selama tahun 20182 2.94% yang dekati level threshold UU di 3%. Ditopang dengan membaiknya data cadangan devisa yang dirilis pekan lalu capai rekor tertinggi USD 131.7 milyar di bulan Januari 2020, naik USD 2.5 milyar. Hal ini membuat fundamental ekonomi Indonesia membaik dan bisa menjadi katalis positif di tengah mixed-nya sentimen terkait virus corona.
Secara teknikal indikator, MACD dan Stochastic IHSG masih cukup baik. Stochastic tetap berada di area 20-50 (mid oversold) dengan kekuatan BULL tetap dominan (24.2 vs 23.0). Belum ada tanda akan terjadi dead cross atau kembali masuk ke area oversold < 20, yang bisa sangat berbahaya karena potensi low support 5877 bisa dijebol. Selain itu histogram MACD masih mengarah positif walaupun belum terjadi golden cross.
Index diperkirakan akan coba bentuk higher low (lembah tinggi dengan referensi 5877 sebagai lembah rendah) untuk mulai membentuk pola uptrend minor dengan 6013 sebagai resisten. Apalagi ditopang oleh adanya lower shadow kemarin yang jadi tanda potensi penolakan untuk turun lebih dalam, minimal ada technical rebound. Area gerak IHSG 5902 – 6021
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Saham BBCA dan BMRI Masih Dominan Uptrend, Index Potensi Higher Low untuk Bentuk Pola Uptrend
Potensi Pergerakan : 5902 – 6021