Psikologi Trader Mengayun Ikuti Berita Baik dan Buruk di Market
- 24 June 2020
- 0
IHSG sempat alami zig zag di awal perdagangan karena faktor berita dari Washington terkait trade deal US-China. IHSG masuki zona rawan.
Berbeda dengan counterpartnya di Regional yang cenderung menguat, IHSG malah anjlok -0.8% di perdagangan. IHSG sempat alami zig zag di awal perdagangan karena faktor berita dari Washington terkait trade deal US-China. Komentar yang kemudian dianulir oleh Peter Navaro terkait ‘trade deal is over’ sempat buat regional memerah sebelum akhirnya serempak rebound. Hanya IHSG bersama KLCI yang gagal rebound dan ditutup di zona merah. Bahkan index pun sekarang berada di bawah level support MA20 ini. Apakah index akan turun kembali menuju support 4700-an nya ? Atau memantul ke atas hari ini ?
Index Tertolong Oleh BBCA dan ASII dari Koreksi Lebih Tajam Kemarin
Tekanan jual asing di sektor INFRA menambah panjang outflow asing selama bulan Juni 2020. Kemarin masih terjadi net sell sebesar -255 milyar yang membuat total net sell -527 milyar. Asing hanya catatkan net buy mini +22 milyar di sektor MISC-IND yang sebagian besar dikontribusikan oleh saham ASII +25 milyar. Overall BBCA dan ASII menjadi yang paling banyak dikoleksi asing : bank dengan kapitalisasi terbesar milik Djarum terjadi net buy +113 milyar. Dua BUMN menjadi yang paling banyak dilepas asing : TLKM -254 milyar dan BBRI -116 milyar.
Koreksi sektoral IHSG kemarin hampir merata. Hanya sisakan 2 sektor yang positif : AGRI dan MISC-IND. Sedangkan sektor sektor raksasa yang paling banyak sumbang emiten di Top 10 mover justru terpangkas. BASIC-IND drop -1.67%, CONSUMER -1.25% dan INFRA -1.15%. Dari 10 saham heavy weight IHSG 8 alami koreksi dan hanya sisakan BBCA ASII yang positif karena masih ada daya beli asing di sana. Jumlah value perdagangan yang hanya 6.5 trilyun dan terdapat 248 saham turun vs 146 yang naik.
Detail Market Summary 23 Juni 2020
Berita Buruk & Baik Bergantian Ayun Emosi Trader dan Index
Kemarin market dikejutkan dengan kabar dari Washington. Peter Navaro yang selama ini menjadi team inti deal perdagangan Amerika menyatakan bahwa kesepakatan antara Amerika dan China berakhir. Padahal kesepakatan yang ditandatangani sebagai fase 1 trade deal ini ditandatangani sebelum Coronavirus Outbreak melanda Wuhan. Market yang awalnya karena sentimen dari Apple dan NASDAQ akhirnya meradang. DOW Fut terpangkas -400 point dan bawa regional memerah satu jam awal perdagangan. Namun ini kemudian dibantah oleh Navaro dan index pun kembali pulih, kecuali untuk IHSG.
Market menjadi sangat sensitif terhadap berita dan rumors. Ada 4 hal yang menjadi kuncian berita saat ini. Stimulus pemulihan ekonomi, data pekerjaan (pengangguran dan rehiring), naik turunnya case COVID termasuk antisipasi second wave dan potensi perang dagang.
Di dalam negeri pun hal yang sama terjadi. Rumors dan berita yang landa market sempat membuat tingginya minat jual asing. Sektor Perbankan pernah terimbas oleh rumor mengenai Bank Jangkar. Berlanjut dengan saga Bank Bukopin yang libatkan BBNI dan BBRI. Lalu saham TLKM yang cenderung terpangkas setelah pengumuman dividen yang justru biasanya menarik orang untuk membeli sahamnya. Alih alih asing malah cenderung keluar dari emiten ini. Bahkan hingga kemarinpun masih terjadi aksi jual bersih lebih dari -250 milyar.
Bagaimana Prospek 3 Saham BUMN : JSMR PGAS dan PTBA ?
Setelah beberapa pekan kita analisis saham BBRI BBNI dan TLKM kini yang terayun ayun berita. Kini kita bahas 3 saham BUMN lainnya yang juga membuat investor dan trader lokal terayun ayun.
PGAS sempat menjadi darlingnya para investor sebelum keputusan pemerintah untuk pangkas harga gas industri ke level USD 6 per MMBTU ( millions british termal unit). Keputusan ini sontak membuat saham PGAS anjlok hingga level 600-an. Saham ini terkena dua impact : regulasi dan pandemi COVID. Namun sejak capai level terendah di 605 saham ini terus merangkak naik hingga kemarin close di level 1095.
Closing kemarin saham PGAS membentuk engulfing untuk akhir kenaikan 4 harinya. Saham kembali berada diatas level EMA7 support. Target penguatan ke level 1155. Bila berhasil breakout maka target selanjutnya ke level 1225-1270. Stop Loss di level 1040.
JSMR juga menjadi salah satu emiten yang sempat alamai gonjang ganjing karena pandemi dan kebijakan pemerintah. Keputusan pemerintah yang batasi mudik membuat emiten jalan tol ini sempat terkoreksi ke level 2400-an. Saham akhirnya mampu recover kemarin tutup di level 4280. Break out level resisten 4260.
JSMR akhirnya berhasil breakout level resisten 4260 setelah tertahan selama 3x sejak 27 Mei 2020. Jadikan 4260 sebagai trailing dan stop loss untuk yang baru masuk di saham ini. Target swing bisa capai 4700 – 5000.
Apakah PTBA Sudah Bisa Diserok Untuk Swing Trading ?
Saham terakhir yang akan kita bahas adalah PTBA. Fenomena saham ini menjadi pembicaraan investor dan trader dalam sepekan terakhir. Setelah putuskan bagikan dividen dengan yield dekati 14% saham ini terpuruk saat ex-date nya. Dua kali alami ARB sejak hari Jumat lalu. Plus ada tambahan story KZ yang hit beli 900ribu lot saham ini diharga ARB pada hari Jumat dan jadi pembicaraan banyak orang. Apakah pembeliannya karena kesalahan sistem atau ketidak sengajaan.
Bentukan candle doji kemarin tandakan mulai ada kekuatan buyer di saham PTBA. Secara spekulatif saham ini bisa dibeli dengan target SL di 2050. Walaupun ada kecenderungan EMA7 dan MA20 hendak dead cross namun bila dibeli di pada level harga sekarang risknya lebih kecil ketimbang rewardnya.
Bila hendak lebih secure lagi bisa tunggu setelah Stoch Golden Cross, kemungkinan dikisaran harga 1930-1900.
IHSG Masuki Area Rawan, Potensi Dead Cross Menuju 4700-an
Koreksi IHSG kemarin membuat index mulai masuki area rawan dan abu abu. Posisi candle sedikit berada dibawah level MA20 4880 dengan potensi dead cross. Apalagi lanjutan kondisi bear taking over, stochastic kini mulai keluar dari zona 80-50 dan mulai masuki zona 50-20 sebagai tanda kekuatan seller yang lebih dominan. MACD histogram lanjutkan ke arah negatif dan sudah terjadi dead cross. Perlu extra hati hati untuk trading di saham saham yang menjadi heavy weight IHSG dengan memperhatikan betul betul kondisi teknikalnya.
Naiknya bursa Wall Street semalam diharapkan bisa bawa kondisi bagus di awal perdagangan sehingga dapat jadi exit point taking profit saham saham yang dibeli kemarin. Di New York pun masih terjadi perang sentimen : masih on nya trade deal China vs kasus COVID yang merebak di 26 negara bagian. Warning dari Dr Anthony Faucci di Congress bawa mixed signal. Kekhawatiran akan potensi tetap tingginya kasus COVID secara nasional, walaupun di New York sebagai episentrum sudah turun. Di sisi positif muncul keyakinan bahwa vaksin akan ready di awal tahun 2021.
Hari ini index akan mencoba untuk recover masuk kembali ke area MA20 4880 dan tetap berada dalam rentang konsolidasi lebar inside bar 4821-4990. Beberapa saham yang bisa diperhatikan untuk trading cepat hari ini adalah : PGAS LSIP WOOD BULL SCMA INCO PTPP JPFA MNCN MEDC LPPF BRPT
Top Pick Sektoral : TRADE AGRI INFRA
Tone dan Manner Hari Ini : IHSG Sudah Di Zona Rawan, Perlu Extra Waspada
Support – Resisten : 4800 – 4950
Info Sahamology Mini Class
Telah dibuka tiga kelas bundling untuk mereka yang hendak develop skill dan knowledge trading dan investasi saham
Kelas Investing, Swing Trading dan Intraday Trading akan dimulai bulan Juli 2020.
Langsung book kelas kelasnya di LOKETCOM pada alamat http://loket.com/o/sahamology