Kalau market lagi bearish sangat susah banget mencetak profit trading. Kenali 3 type karakter trader saham di Indonesia versi Tommy

Jangan heran kalau market sedang bearish begini banyak orang cari kambing hitam.  Si ini salah kek, si itu salah kek. Market gak jelas begini, kompor bandar banyak yang berubah jadi pengangguran.  Mereka berusaha melupakan portonya yang terancam forced sell, dan rekomendasi nyangkut yang telah dilakukannya dengan mencari ‘kegiatan tambahan’: mencari-cari kesalahan orang lain. Makin susah untuk mencari profit trading.

So dari pada dengerin orang lain yang menjelek-njelekkan saya, mendingan anda denger dari saya sendiri:

Saya sekarang bilang begini:

Sst… Jangan Percaya Pak Tommy!!! Trading ndengerin Pak Tommy itu bikin probabilitas untuk untung menjadi semakin kecil!!!

Hehehe… tapi… ini tentu saja dengan alasan yang ilmiah melalui beberapa profit model dari seorang trader berikut ini.

Profit model dari seorang trader adalah sebagai berikut:

130803 Profit Model dengan contoh

Trader Dugem

Alkisah… ada 3 orang trader.  Trader pertama adalah Trader Dugem.  Trader Dugem ini adalah seorang trader yang pemalas, galau, dan tidak disiplin dalam melakukan transaksi.  Tapi… trader ini adalah trader yang berduit dan hobbynya dugem.  Dia baru saja mengikuti sebuah kursus saham (kursus? emang kursus menjahit? hehehe) dan memperoleh sebuah indikator teknikal yang katanya bakal memberikan profit yang luar biasa besar.  Dia memberikan mahar (kaya dukun ye? hehehe) sebesar Rp 50 juta untuk indikator tersebut.  Kita sebut pengajarnya sebagai Dosen Saham (semoga belum ada yang pake nick name itu deh…. hehehe).  Menurut Dosen ini.. indikator itu bakal memberikan signal dengan akurasi prediksi sebesar 40%.  Artinya.. dari 10 signal yang diberikan, 4 signal adalah signal yang benar dan menghasilkan profit.  Sisanya yang 6 signal, akan berakhir dengan kerugian.

Problemnya… Karena ada keperluan… dia langsung cabut sebelum Dosen Saham itu menyampaikan petuahnya secara lengkap.  Yang penting kan sudah dapat indikatornya.. begitu pikir si Trader Dugem

Ternyata… Trader Dugem ini bukanlah seorang yang disiplin.  Dia itu orang yang plin-plan… angot-angotan… galau.  Maklum… kalau malem hang out sampai pagi.  Setiap indikator tersebut memberikan signal beli, Trader Dugem tidak selalu mengikuti signal yang diberikan.  Kadang iya.. kadang enggak.  Kalau orang bilang.. 50:50 (fifty-fifty) deh…

Nah.. dengan kelakuan seperti itu (indikator dengan kualitas 40% dan kemampuan untuk mengikuti signal yang hanya 50:50), hasilnya sudah jelas: Probabilitas dari Trader Dugem untuk memperoleh posisi yang menguntungkan.. hanya menjadi 20%.  Artinya.. dari 10 posisi trading.. hanya 2 posisi yang akan memperoleh keuntungan.

Trader ABRI

Trader yang kedua adalah Trader ABRI.  Namanya juga ABRI.. mereka kan terbiasa untuk disiplin.  Tapi.. duitnya agak cepak.  Maklum.. namanya juga pegawai negeri.  Trader ABRI ini kemudian juga membeli indikator dari Dosen Saham.  Indikator yang lebih murah.  Maharnya adalah sebesar Rp 25 juta.  Trader ABRI ini memperoleh indikator yang katanya memiliki akurasi sebesar 30 persen.  Artinya: dari 10 signal yang muncul.. hanya 3 yang bakal memperoleh profit.

Nah.. dalam aplikasinya… Trader ABRI disiplin dalam melakukan transaksi.  Dari 10 Signal yang muncul… dia bisa mengeksekusi atau mengkonversikan 9 signal menjadi posisi beli.  Hanya 1 yang terlewat karena dia harus ke kamar mandi untuk buang air.

Indikator dengan kualitas yang lebih jelek, tapi disiplin.  Hasil yang diperoleh adalah sebuah probabilitas keuntungan yang lebih tinggi, 27 persen.  Hampir 3 kali posisi menang, dari 10 kali transaksi.  Probabilitas seorang trader untuk memperoleh keuntungan bisa meningkat, selama trader tersebut disiplin.

Trader Yeah

Well.. namanya saya Trader Yeah… Metal Man.. gitu katanya.  Trader Yeah ini adalah seorang mahasiswa yang rajin ke toko buku.  Dari sebuah buku berwarna hijau yang dibacanya di toko itu (boro-boro beli… baca doang… gak perlu beli.. hehehe). Tapi dalam buku itu, ada sesuatu yang menarik.  Katanya, dengan menggunakan Fibonacci retracment 50%, seorang trader bisa memperoleh akurasi prediksi hingga 70% atau lebih.  Trader Yeah mencoba cara ini.

Trader Yeah ini adalah seorang yang disiplin dan organized.  Maklum.. calon mantu tentara.

Hasilnya ternyata jauh lebih baik.  Dengan kedisiplinannya, Trader Yeah mengeksekusi 90% dari setiap reversal yang muncul, dan melakukan posisi jual ketika harga mencapai Retracment 50%.  Hasilnya ternyata menakjubkan.  Dari 10 kali posisi trading yang dilakukan, sekitar 6-7 posisi trading ternyata bisa menghasilkan keuntungan.

Siapa yang Profit Trading Paling Gede ?

Sekarang … ketiga trader tersebut, ketemu dengan Pak Tommy.  Seorang tukang kibul yang ngakunya pinter trading saham.  Orang analis loh.. kok trading saham.  Integritasnya seperti apa itu? (hehehe).

Pak Tommy ini adalah seorang yang sangat sibuk.  Susah untuk dicari, susah untuk dihubungi, susah untuk ditelpon.   Di Whatsap aja gak pernah jawab.  Parah banget.   Presisi prediksinya sih bagus… 100% benar (hehehe.. bo’ong banget kan?).. tapi.. karena susah dicari… sepertinya hanya 25% kesempatan dimana kita benar-benar minta pendapat yang ‘komplit’ dari dia.

Profit model dari ketiga trader tersebut.. akan berubah menjadi berikut ini:

130828 Profit Model

Hehehe…  Hebat kan???

Cuman gara-gara ‘kenal Pak Tommy’ atau ‘minta pendapat dari Pak Tommy’ saja.. probabilitas mereka untuk memperoleh keuntungan saja sudah turun drastis.  Trader yeah… yang probabilitas awalnya untuk untung sebenarnya sudah 63%, ternyata melorot probabilitas untuk profitnya hanya menjadi 16%, setelah akhirnya dia ‘menanti’ petunjuk Pak Tommy untuk bertransaksi.

So…

Ketika anda trading. sebaiknya anda melakukannya berdasarkan pendapat anda sendiri.  Meminta petunjuk orang lain ketika kondisi ditengah-tengah (apalagi setelah posisi beli nyangkut parah), seringkali malah semakin memperburuk keadaan.  Pendapat orang lain, prediksi orang lain, sering kali belum tentu cocok dengan anda, belum tentu cocok dengan karakter resiko anda, belum tentu cocok dengan kondisi anda.

Bukan begitu?

Hehehehe… anda mungkin belum kenal Pak Tommy.  Pak Tommy yang tulisannya saat ini sedang anda baca. Kalau ketemu orangnya titip salam ya… semoga Alloh SWT selalu memberikan keselamatan pada transaksi kita di Bursa Efek Indonesia.