IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan masih melanjutkan pergerakan dengan trend negatif. IHSG ditutup negatif -0.19% ke level 7,073 pada perdagangan Senin (22/4). Sebanyak 272 saham menguat, 306 saham melemah, dan 205 saham lainnya ditutup flat. Jumlah transaksi IHSG mencapai 11.95 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 20.01 miliar, dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,247,539 kali. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis Neraca Perdagangan RI surplus 4,47 miliar USD pada Mar-23 (Vs 0.87 Miliar USD pada Feb-24).

Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase downtrend karena berada dibawah level EMA7 dan MA20 masing masing di level 7,147 dan 7,255. Indikator stochastic IHSG pun juga masih berada di area oversold. Low IHSG pada 7,036 juga sudah dibreakdown dan sempat diperdagangkan di level terendahnya di level 7,025. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap fluktuasi penurunan IHSG ditengah panasnya sentimen geopolitik timur tengah. Apabila IHSG masih melanjutkan koreksi, maka tidak menutup kemungkinan IHSG sentuh psikologis level 7,000.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,345.64+1.33+0.1%
IDXCYCLIC775.75-2.55-0.33%
IDXENERGY2,169.83-15-0.69%
IDXFINANCE1,430.21+2.22+0.16%
IDXHEALTH1,328.97-1.09-0.08%
IDXINDUST1,063.75-2.75-0.26%
IDXINFRA1,571.42-9.5-0.6%
IDXNONCYC684.87+6.08+0.9%
IDXPROPERT616.53+4.84+0.79%
IDXTECHNO3,239.60+9.55+0.3%
IDXTRANS1,346.95-8.54-0.63%

Sektoral Indeks bergerak variatif ditengah penurunan IHSG -0.19% ke level 7,073 pada perdagangan Senin (22/4). Sebanyak 5 sektor menguat dan 6 sektor lainnya ditutup melemah. Sektor yang alami kenaikan paling kuat adalah sektor konsumer non siklikal (IDXNONCYC) dengan kenaikan +0.9% ke level 684.87. Saham IDXNONCYC yang menguat cukup signifikan diantaranya adalah DSNG (+3.82% ke 680), AMRT (+2.86% ke 2,880), CMRY (+2.82% ke 5,100). Sedangkan sektor yang alami koreksi paling dalam adalah sektor energi (IDXENERGY). Harga minyak dunia kembali terkoreksi ke level $81/barrel, Saham MEDC terkoreksi -4.82% ke level 1,480 dan AKRA yang juga melemah -2.71% ke level 1,795. Investor dapat memperhatikan saham yang terafiliasi dengan keuangan (IDXFINANCE) untuk pembelian Buy on Weakness

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
ATLA+24.53%
IOTF+21.12%
SURI+16.95%
RGAS+14.06%
NICL+12.24%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
MHKI-25%
HILL-21.62%
LPPF-15.69%
PEGE-13.21%
TOSK-9.52%

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
MPIX89,872
BBRI53,363
BBCA27,968
TLKM21,287
MHKI19,883

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
GOTO19,621,401
MPIX5,787,755
DOOH5,622,883
BBRI3,422,828
BHAT2,963,484

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI1,788,801
BBCA1,209,356
BMRI813,193
TLKM445,335
BBNI329,226

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
BMRI95,512
TPIA38,421
ANTM29,517
BBNI27,488
NCKL24,773

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBCA612,095
BBRI451,969
TLKM99,143
UNTR37,353
AMMN35,868

Berita Global

Emas turun lebih dari 1% di bawah $2,360 per ounce pada hari Senin, mundur dari rekor tertinggi minggu lalu, di tengah meredanya ketegangan di Timur Tengah. Jumat lalu, Israel memulai serangan rudal terhadap Iran, menyebabkan investor melarikan diri ke aset yang lebih aman. Namun, sumber-sumber menunjukkan bahwa besarnya serangan mungkin terbatas dan Iran meremehkan laporan pembalasan Israel, sehingga mengurangi kekhawatiran bahwa konflik tersebut mungkin akan berubah menjadi perang yang lebih luas. Meski demikian, investor tetap mencermati potensi perkembangannya.

Selain itu, emas menghadapi tekanan penurunan dari indikator ekonomi AS yang kuat serta pernyataan tegas dari beberapa pejabat Federal Reserve. Ekspektasi pembatasan suku bunga yang berkepanjangan membebani emas karena daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) seperti emas berkurang seiring dengan kenaikan suku bunga. Investor sekarang akan menunggu angka PDB AS untuk kuartal pertama dan data PCE inti bulan Maret, yang akan dirilis akhir pekan ini, yang berfungsi sebagai pengukur inflasi utama bagi The Fed. Sumber : TradingEconomics.com

Berita Domestik

Surplus perdagangan Indonesia meningkat menjadi USD 4,47 miliar pada Maret 2024 dari USD 2,83 miliar pada bulan yang sama tahun 2023. Surplus ini merupakan surplus perdagangan terbesar sejak Februari 2023, karena penurunan ekspor lebih kecil dibandingkan impor. Pengiriman turun 4,19% dari tahun sebelumnya menjadi USD 22,43 miliar, kontraksi selama 10 bulan berturut-turut namun merupakan kontraksi terlemah secara berturut-turut.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

Sementara itu, impor anjlok 12,76% menjadi USD 17,96 miliar, penurunan pertama sepanjang tahun ini dan penurunan paling tajam dalam tujuh bulan terakhir. Pada triwulan I tahun ini, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD 7,31 miliar yang disebabkan oleh penurunan ekspor dan impor masing-masing sebesar 7,25% dan 0,10%. Sumber : TradingEconomics.com

3 Saham Bersinyal Buy / Fresh Buy

1. BBNI (Bank Negara Indonesia)

BBNI (Bank Negara Indonesia) ditutup menguat +2.39% ke level 5,350 pada perdagangan Senin (22/4). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk BBNI dengan target kenaikan ke 5,650-5,800. Secara teknikal, BBNI masih berada dalam fase downtrend karena dibawah MA20 <5,600 dan belum berhasil close diatas EMA7 >5,350. Stochastic mulai keluar dari area oversold. Batasi risiko jika BBNI berada dibawah 5,200.

2. EXCL (XL Axiata)

EXCL (XL Axiata) ditutup menguat signifikan sebesar +5.02% ke level 2,300 pada perdagangan Senin (22/4). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk EXCL dengan target kenaikan ke level 2,500. Secara teknikal, EXCL berada dalam fase uptrend karena berhasil close diatas EMA7 level 2,245. EXCL membutuhkan konfirmasi untuk breakout dari level MA20 2,300 sebelum melanjutkan kenaikan ke 2,500. Stochastic mulai menguat dan batasi risiko jika EXCL berada dibawah 2,220.

3. INDF (Indofood Sukses Makmur)

INDF (Indofood Sukses Makmur) ditutup menguat tipis +0.82% ke level 6,150 pada perdagangan Senin (22/4). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk INDF dengan target kenaikan tutup gap ke level 6,500. Secara teknikal, INDF masih berada dalam fase downtrend dibawah EMA7 dan MA20. Stochastic masih berada di area oversold yang menunjukkan trend masih bearish. Batasi risiko jika INDF berada dibawah 6,000.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable