IHSG Melemah -0.07% ke Level 7,036 Setelah 4 Hari Menguat
- 29 November 2023
- 0
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.07% Ke Level 7,036 pada perdagangan Rabu (29/11). Pelemahan ini terjadi setelah IHSG ditutup menguat selama 4 hari berturut-turut. Terakhir kali IHSG tercatat melemah pada Rabu (22/11) terkoreksi -0.79% ke level 6,961.79. Dari sisi teknikal, IHSG masih berada dalam fase uptrend (diatas EMA7 dan MA20) serta diperdagangkan diatas angka psikologis 7,000. Jika terjadi pelemahan, maka IHSG berpotensi untuk retest angka psikologis 7,000 di area EMA7 (7,003.95) dan apabila IHSG kembali melemah dibawah 7,000, maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan penurunan ke MA20 di level 6,913.
Index Sectoral
Index Sectoral | Index Score | Movement | Percentage |
IDXBASIC | 1,228.21 | +15.86 | +1.31% |
IDXCYCLIC | 822.54 | +0.13 | +0.02% |
IDXENERGY | 2,012.55 | +8.32 | +0.42% |
IDXFINANCE | 1,434.30 | +0.61 | +0.04% |
IDXHEALTH | 1,351.01 | +5.24 | +0.39% |
IDXINDUST | 1,087.14 | -1.56 | -0.14% |
IDXINFRA | 1,437.88 | -10.52 | -0.73% |
IDXNONCYC | 727.28 | -5.84 | -0.80% |
IDXPROPERT | 717.87 | +1.90 | +0.27% |
IDXTECHNO | 4,572.94 | +18.22 | +0.4% |
IDXTRANS | 1,688.28 | +17.24 | +1.03% |
Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis -0.07%, tetapi mayoritas sektoral index ditutup menguat pada perdagangan Rabu (29/11). Sebanyak 8 sektor ditutup menguat, sedangkan 3 sektor ditutup melemah. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor industri dasar (IDXBASIC) yang menguat +1.31% ke level 1,228.21 yang didukung oleh menguatnya saham INCO, TINS, ARCI, INKP, TKIM. Sedangkan sektor yang melemah paling signifikan adalah sektor konsumer non siklikal (IDXNONCYC) yang terkoreksi -0.8% ke level 727.28 diiringi oleh melemahnya saham CPIN, AMRT, CMRY, HMSP.
Berita Global
Imbal hasil obligasi pemerintah di seluruh dunia menurun setelah komentar dari pejabat Fed memperkuat spekulasi bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga dan akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun turun menjadi 4,26%, terendah sejak pertengahan September dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10-tahun Jerman, yang merupakan patokan untuk Kawasan Euro, turun menjadi 2,43%, terendah dalam sekitar 4 bulan. Sumber : TradingEconomics.com
Berita Domestik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan perekonomian global masih mengalami perlambatan. Namun, situasi tersebut dianggap masih lebih baik dari perkiraan pada akhir 2022 lalu. “Kita dapat mengatakannya lebih baik walaupun tidak jauh lebih baik dari ekspektasi di akhir tahun. Saya masih ingat pada akhir tahun lalu istilah yang sering kita pakai waktu mau menyambut 2023 adalah kemungkinan ekonomi global akan dilanda oleh perfect storm,” kata Ketua OJK Mahendra Siregar di Hotel Kempinski Indonesia, Senin (27/11/2023). Perfect storm yang dimaksud yakni badai yang melanda ekonomi di mana terjadi pengetatan kebijakan moneter, inflasi tinggi, maupun eskalasi geopolitik yang membawa suatu negara menuju resesi.
BUKA AKUN MNC SEKURITAS UNTUK DAPATKAN BENEFIT AFFILIATE DARI SAHAMOLOGY
Di Amerika Serikat (AS), saat ini ekonominya disebut mengalami semacam normalisasi yaitu kinerja perekonomian solid di tengah tren penurunan inflasi, walaupun belum sampai ke tingkat target. Di sisi lain, Eropa menunjukkan fenomena stagflasi karena perekonomian mengalami stagnansi bahkan di beberapa negara terkontraksi atau resesi. “Lain lagi dengan Tiongkok, kinerja perekonomiannya masih seperti di saat pandemi. Tidak rebound seperti harapan semula, juga disertai inflasi yang di bawah target menunjukkan suatu perekonomian yang lebih rendah aktivitasnya dibandingkan normal. Bahkan kita mulai melihat adanya semacam tekanan deflasi,” beber Mahendra.
Inflasi yang masih di atas target AS dan Eropa meningkatkan ekspektasi bahwa kondisi situasi suku bunga kemungkinan masih akan tetap tinggi dalam waktu lebih lama atau istilahnya higher for longer. “Oleh karena itu, ada risiko-risiko dari tingkat bunga tinggi yang berkepanjangan ini bisa memicu semacam apa yang terjadi di bulan Maret-April tahun ini yang bisa dikatakan sebagai sporadik turbulance di pasar keuangan global,” imbuhnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Terlepas dari ketidakpastian ekonomi global, ekonomi Indonesia diklaim terus melanjutkan pemulihannya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun ini diperkirakan masih akan berada di kisaran 5%. “Di tengah perlambatan ekonomi global, pengetatan likuiditas global dan masih tingginya ketidakpastian, faktanya adalah pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut,” beber Mahendra.”Dalam konteks itu stabilitas jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang tetap mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi, kredit perbankan, penghimpunan dana di pasar modal diperkirakan masih tetap berada di rentang target OJK untuk tahun ini,” tambahnya.
3 Saham Yang Bersinyal Fresh Buy
1. MEDC (Medco Energi International)
MEDC (Medco Energi Internasional) MEDC diperdagangkan menguat signifikan sebesar +5.24% pada perdagangan Rabu (29/11). Dari sisi teknikal, MEDC berhasil cross up EMA7 pada hari sebelumnya dan pada hari ini juga berhasil cross up MA20 di level 1,164. MEDC berpotensi untuk melanjutkan penguatan ke bollinger upper bands di 1,240. Sinyal Sahamology juga merekomendasikan Fresh Buy dengan batasan resiko di MA20 di level 1,165.
2. BRPT (Barito Pacific)
BRPT (Barito Pacific) berhasil ditutup menguat +1.98% ke level 1,030 pada perdagangan Rabu (29/11). Dari sisi teknikalnya, BRPT berhasil cross up EMA7 di level 1,019 pada perdagangan hari ini dan berpotensi untuk melanjutkan penguatan ke MA20 di 1,030. Sinyal Sahamology juga merekomendasikan Fresh Buy dengan batasan resiko ketika BRPT diperdagangkan dibawah angka psikologis 1,000.
3. CTRA (Ciputra Development)
CTRA (Ciputra Development) berhasil menguat cukup signifikan +3% ke level 1,170 pada perdagangan Rabu (29/11). Dari sisi teknikal, CTRA diperdagangkan dalam fase super uptrend (diatas EMA7 dan MA20). Sinyal Sahamology juga merekomendasikan Fresh Buy dengan target kenaikan singkat ke 1,200. Batasi risiko jika CTRA dibawah 1,130
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable