IHSG -1.61% pada awal Mei 2024 Setelah Data Inflasi 3.0% Apr-24
- 2 May 2024
- 0
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -1.61% ke level 7,117 pada perdagangan Awal Mei (2/5). Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG diantaranya adalah Inflasi RI pada April-24 sedikit melandai menjadi 3% jika dibandingkan Mar-24 sebesar 3,05%. Federal Reserve dalam FOMC Meeting ke-3 pada tahun ini kembali menahan suku bunga acuan di level 5.25-5.5%. Beberapa perusahaan juga sudah merilis laporan data keuangan Q1 2024 seperti perbankan dengan laba bersih meningkat.
Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase downtrend setelah gagal bertahan diatas MA20 dan menembus dibawah EMA7. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap potensi penurunan IHSG dalam beberapa hari kedepan. Jika IHSG kembali melemah tembus dibawah 7,100 maka IHSG berpotensi melanjutkan penurunan ke level psikologis 7,000-7,025. Beberapa saham berfundamental bagus akan membagikan dividen dalam jumlah besar dan berpotensi untuk membuat IHSG cukup berfluktuasi dalam beberapa minggu kedepan.
Sektoral Indeks
Sektoral Indeks | Harga Indeks | Perubahan | Persentase |
IDXBASIC | 1,323.81 | -22.66 | -1.81% |
IDXCYCLIC | 750.87 | -13.39 | -1.75% |
IDXENERGY | 2,203.46 | -25.50 | -1.14% |
IDXFINANCE | 1,393.51 | -39.82 | -2.78% |
IDXHEALTH | 1,391.22 | +1.7 | +0.12% |
IDXINDUST | 1,064.07 | +1.17 | +0.11% |
IDXINFRA | 1,618.14 | -3.04 | -0.19% |
IDXNONCYC | 688.87 | -4.72 | -0.68% |
IDXPROPERT | 617.40 | -9.45 | -1.51% |
IDXTECHNO | 3,328.07 | -31.16 | -0.93% |
IDXTRANS | 1,302.56 | -26.91 | -2.02% |
Sektoral Indeks mayoritas ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (2/5) dengan pelemahan -1.61% ke level 7,117. Sebanyak 9 sektor melemah dan hanya 2 sektor yang berhasil menguat. Sektor yang menguat hanya IDXHEALTH (+0.12% ke 1,391) dan IDXINDUST (+0.11% ke 1,064). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah IDXFINANCE (-2.78% ke 1,393.51) dan IDXTRANS (-2.02% ke 1,302). ASII dan MARK menjadi salah satu pendorong IDXINDUST dengan masing masing kenaikan +0.49% dan +2.41%. Di sektor kesehatan, saham yang menguat signifikan adalah SILO (+5% ke 2,520) dan KLBF (+2.41% ke level 1,490). IDXFINANCE alami pelemahan paling dalam karena terkoreksinya saham Big Caps seperti BMRI (-8.33% ke 6,325), BBNI (-8% ke 4,830), BBRI (-3.64% ke 4,760), BRIS (-3.79% ke 2,540).
Saham Top Gainer
Saham | Top Gainer |
TRGU | +34.21% |
NASI | +20.78% |
MSKY | +18.33% |
OKAS | +17.5% |
MHKI | +12.94% |
Saham Top Loser
Saham | Top Loser |
ATLA | -24.82% |
ZINC | -11.11% |
SMDR | -8.7% |
MAPI | -8.57% |
BMRI | -8.33% |
Saham Top Frequency
Saham | Top Frequency |
BBRI | 137,960 |
BMRI | 105,019 |
BBNI | 44,842 |
BBCA | 32,968 |
ATLA | 30,527 |
Saham Top Turnover
Saham | Top Turnover |
BMRI | 3,186,946 |
BBRI | 3,042,359 |
BBCA | 935,618 |
BBNI | 900,848 |
ASII | 526,116 |
Saham Top Volume Shares
Saham | Top Volume Shares |
GOTO | 16,093,944 |
DOOH | 6,606,851 |
BBRI | 6,369,221 |
BMRI | 5,018,493 |
BIPI | 4,536,126 |
Saham Top Net Foreign Buy
Saham | Top Net Foreign Buy |
ASII | 139,726 |
TPIA | 117,696 |
BREN | 35,610 |
GOTO | 35,187 |
OASA | 25,666 |
Saham Top Net Foreign Sell
Saham | Top Net Foreign Sell |
BMRI | 1,247,599 |
BBRI | 942,200 |
BBNI | 202,897 |
UNTR | 73,217 |
ANTM | 66,841 |
Berita Global
Federal Reserve mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal tidak berubah pada 5,25%-5,50% selama pertemuan bulan Mei untuk keenam kalinya berturut-turut, karena tekanan inflasi yang sedang berlangsung dan pasar tenaga kerja yang ketat menunjukkan terhentinya kemajuan dalam membawa inflasi kembali ke levelnya. target 2% tahun ini. Para pengambil kebijakan mengakui bahwa meskipun inflasi telah melambat selama setahun terakhir, namun inflasi masih tetap tinggi, dan kemajuan lebih lanjut dalam mencapai tujuan bank sentral masih sangat kurang dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, Ketua Powell menyatakan bahwa dia tidak memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga dan percaya bahwa kebijakan saat ini cukup membatasi untuk mencapai target inflasi 2%. The Fed juga telah menyatakan niatnya untuk mengurangi kecepatan pengetatan kuantitatif mulai tanggal 1 Juni, sebuah penyesuaian yang akan melibatkan pemotongan jumlah maksimum surat berharga Treasury yang dikeluarkan dari neraca sebesar lebih dari 50%, turun menjadi $25 miliar per bulan dari jumlah tersebut. sebelumnya $60 miliar. Sumber : TradingEconomics.com
Berita Domestik
JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi pada April 2024 menurun dibanding bulan sebelumnya. Hal ini terjadi meskipun pada April 2024 terdapat momen Hari Raya Idul Fitri. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3 persen pada April 2024. Laju inflasi itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen. Sementara itu, secara bulanan (month to month/mtm) tingkat inflasi tercatat sebesar 0,25 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan posisi Maret yang mencapai 0,52 persen.
“Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,19 persen,” kata dia, dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2024). Amalia menjelaskan, inflasi pada April lalu utamanya disebabkan oleh inflasi kelompok transportasi. Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 0,93 persen secara mtm dan memberikan andil 0,12 persen terhadap tingkat inflasi nasional. Komoditas utama yang memicu inflasi kelompok transportasi ialah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, tarif angkutan antar kota dengan andil 0,03 persen, dan tarif kereta api dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.
“Adapun komoditas lainnya yang jug memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi 0,14 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen, tomat dengan andil inflasi sbesar 0,04 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen,” tutur Amalia. Lebih lanjut Amalia membenarkan, tingkat inflasi pada bulan April yang terdapat momen Lebaran lebih rendah dibandingkan dengan Maret lalu yang bertepatan dengan momen Ramadhan.
Selain itu, tingkat inflasi April lalu juga lebih rendah dibandingkan dengan periode Lebaran pada 3 tahun sebelumnya. “Yaitu April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021. Ini terjadi karena pada bulan ini atau April 2024 komponen harga bergejolak mengalmi deflasi setelah sebelumnya mengalami tekanan inflasi selama 7 bulan berturut-turut,” ucapnya. Sumber : Kompas
Berita Emiten
EmitenNews.com – Adaro Energy (ADRO) sepanjang kuartal pertama 2024 mencatat laba bersih USD374,34 juta. Menyusut 19 persen dari episode sama tahun lalu USD465,06 juta. Oleh sebab itu, laba per saham dasar dan dilusian menjadi USD0,01247 dari sebelumnya USD10,01478. Koreksi laba itu, seiring pendapatan usaha USD1,44 miliar, turun 21 persen dari posisi sama tahun lalu USD1,83 miliar. Beban pokok pendapatan USD815,11 juta, terpangkas dari USD1,07 miliar. Laba kotor terakumulasi senilai USD627,70 juta, merosot dari posisi sama tahun lalu sebesar USD763,11 juta.
Beban usaha USD107,99 juta, susut dari USD143,87 juta. Beban lain-lain USD6,08 juta, bengkak dari surplus USD5,52 juta. Laba usaha tercatat USD513,62 juta, turun dari USD624,77 juta. Biaya keuangan USD23,20 juta, susut dari USD26,61 juta. Penghasilan keuangan USD38,81 juta, melonjak dari USD33,46 juta. Bagian atas keuntungan bersih ventura bersama USD3,30 juta, menukik dari USD29,96 juta. Laba sebelum pajak penghasilan USD532,54 juta, menyusut dari USD661,58 juta. Beban pajak penghasilan USD106,43 juta, turun dari USD135,58 juta. Laba periode berjalan USD426,11 juta, tereduksi dari USD525,77 juta.
Jumlah ekuitas terakumulasi senilai USD7,79 miliar, melejit dari akhir tahun lalu USD7,40 miliar. Total liabilitas terkumpul USD2,67 miliar, mengalami penciutan dari akhir 2023 sebesar USD3,06 miliar. Total aset USD10,46 miliar, turun tipis dari akhir tahun lalu USD10,47 miliar. (*) Sumber : Emitennews.com
3 Saham Bersinyal Buy / Fresh Buy
1. SMGR (Semen Indonesia)
SMGR (Semen Indonesia) ditutup menguat +1.5% ke level 4,740 pada perdagangan Kamis (2/5). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk SMGR dengan target kenaikan ke angka psikologis 5,000. Secara teknikal, SMGR berada dalam fase downtrend dibawah EMA7 MA20. Indikator stochastic juga menunjukkan di area oversold. Batasi risiko jika SMGR berada dibawah 4,650.
2. TAPG (Triputra Agro Persada)
TAPG (Triputra Agro Persada) ditutup menguat +3.6% ke level 660 pada perdagangan Kamis (2/5). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk TAPG dengan target kenaikan ke 680-700. Secara teknikal, TAPG berada dalam fase uptrend karena berada jauh diatas EMA7 MA20. Stochastic juga menunjukkan area overbought. Batasi risiko jika TAPG berada dibawah 630.
3. BFIN (BFI Finance Indonesia)
BFIN (BFI Finance Indonesia) ditutup menguat tipis +0.48% ke level 1,055 pada perdagangan Kamis (2/5). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham BFIN dengan target kenaikan ke 1,095-1,120. Secara teknikal, BFIN masih berada di zona downtrend karena dibawah MA20 dan belum mampu ditutup diatas EMA7. Indikator Stochastic masih berada di area oversold. Batasi risiko jika BFIN berada dibawah 1,020.
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable