IHSG +0.57% ke 7,670 pada Akhir Agustus 2024 jelang Data Inflasi
- 30 August 2024
- 0
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat +0.57% ke 7,670.73 pada akhir Agustus 2024. Total transaksi IHSG mencapai 26.74 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 23.34 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,137,957 kali. Sebanyak 310 saham menguat, 274 saham ditutup melemah, dan 207 saham lainnya ditutup flat.
Heatmap Sahamology mayoritas ditutup di zona hijau seiring dengan kenaikan IHSG +0.57% ke level 7,670 pada perdagangan Jumat (30/8). Mayoritas saham saham bluechip perbankan seperti BBCA (+0.98%), BBRI (+0.49%), BBNI (+0.94%), BMRI (+0.35%) kompak ditutup menguat. Disamping big banks, saham bluechip lainnya seperti TPIA (+6.12%), BRPT (+0.44%), ASII (+0.49%), TLKM (+0.99%) juga kompak menguat. Sedangkan saham yang terkoreksi dari heatmap dari sektor energi/komoditas seperti ANTM (-1.42%), AMMN (-1.62%), UNTR (-1.01%), MDKA (-1.67%).
Secara Teknikal, IHSG masih berada dalam fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 7,426-7,603. Indikator stochastic masih berada dalam area overbought. Jika IHSG berhasil menguat diatas 7,715 maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan kenaikan ke 7,800-8,000. Secara seasonality, IHSG cenderung terkoreksi di Bulan September sebanyak 4x dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Potensi pelemahan IHSG ke level 7,350 jika market terkoreksi.
Sektoral Indeks
Sektoral Indeks | Harga Indeks | Perubahan | Persentase |
IDXBASIC | 1,357.05 | +4.4 | +0.33% |
IDXCYCLIC | 914,24 | +4.36 | +0.48% |
IDXENERGY | 2,662.89 | -14.54 | -0.54% |
IDXFINANCE | 1,473.49 | -1.79 | -0.12% |
IDXHEALTH | 1,464.16 | +2.51 | +0.17% |
IDXINDUST | 1,079.47 | -4.8 | -0.44% |
IDXINFRA | 1,629.18 | +19.58 | +1.22% |
IDXNONCYC | 711.39 | +0.75 | +0.11% |
IDXPROPERT | 721.91 | -2.73 | -0.38% |
IDXTECHNO | 3,263.30 | +21.43 | +0.66% |
IDXTRANS | 1,448.28 | +13.8 | +0.96% |
Sektoral Indeks bergerak mayoritas di zona hijau pada perdagangan Jumat (30/8). Sebanyak 7 sektor menguat dan 4 sektor lainnya ditutup di zona merah seiring dengan kenaikan IHSG +0.57% ke level 7,670. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor infrastruktur (IDXINFRA) dengan apresiasi +1.22% ke level 1,629.18. Beberapa saham dari sektor IDXINFRA yang menguat signifikan adalah WIKA (+16.07% ke 390), PTPP (+1.79% ke 454), BREN (+3.12% ke 10,750). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor energy (IDXENERGY) dengan koreksi -0.54% ke level 2,662.89. Beberapa saham dari sektor IDXENERGY yang melemah adalah INDY (-2.67% ke 1,460), HRUM (-2.55% ke 1,340), PTBA (-1.8% ke 2,730), ADMR (-1.53% ke 1,285).
Saham Top Gainer
Saham | Top Gainer |
TNCA | +25% |
INDX | +20.73% |
WIKA | +16.07% |
TOBA | +13.27% |
APEX | +12.75% |
Saham Top Loser
Saham | Top Loser |
GULA | -24.62% |
AHAP | -9.85% |
MEJA | -9.7% |
MSJA | -9.5% |
GEMS | -9.39% |
Saham Top Turnover
Saham | Top Turnover |
BBCA | 1,632,626 |
BBRI | 1,418,350 |
BMRI | 1,095,176 |
ANTM | 1,063,515 |
TLKM | 598,118 |
Saham Top Volume Shares
Saham | Top Volume Shares |
GOTO | 40,894,294 |
BSBK | 14,630,910 |
ANTM | 7,640,703 |
WIKA | 5,583,149 |
BCAP | 3,970,169 |
Saham Top Frequency
Saham | Top Frequency |
BSBK | 69,732 |
BDKR | 34,337 |
TOBA | 20,021 |
BCAP | 18,882 |
ANTM | 18,788 |
Saham Top Net Foreign Buy
Saham | Top Net Foreign Buy |
BBRI | 237,045 |
BMRI | 210,459 |
BBCA | 156,654 |
TPIA | 124,620 |
ADRO | 87,671 |
Saham Top Net Foreign Sell
Saham | Top Net Foreign Sell |
ANTM | 361,463 |
MAPA | 27,119 |
NISP | 19,092 |
INKP | 17,482 |
AMMN | 12,064 |
Berita Domestik
Komisi XI DPR RI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, Ketua DK OJK, dan Plt Kepala BPS hari ini menyepakati besaran Asumsi Dasar Ekonomi Makro, Sasaran Pembangunan, dan Indikator Pembangunan untuk APBN Tahun Anggaran 2025.
Dalam Rapat Kerja di kompleks Parlemen Senayan pada Rabu (28/8) tersebut, Komisi XI yang diketuai Kahar Muzakir menyepakati target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 5,2% dan inflasi diperkirakan sebesar 2,5%. Angka ini tercatat sama dengan besaran asumsi dasar pada RAPBN 2025.
Sementara itu, nilai tukar rupiah disepakati sebesar Rp16.000/USD dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,0%. Angka tersebut sedikit berbeda dengan asumsi dasar RAPBN 2025 yang menargetkan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp16.100/USD dan suku bunga SBN 10 tahun 7,1%.
Komisi XI juga sepakat bahwa sasaran pembangunan masih sama dengan RAPBN 2025. Yaitu, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,5-5,0%, tingkat kemiskinan 7,0-8,0%, tingkat kemiskinan ekstrem 0%, Gini Rasio 0,379-0,382, dan Indeks Modal Manusia 0,56.
Sementara, Indikator Pembangunan berupa Nilai Tukar Petani ditargetkan sebesar 115-120 serta Nilai Tukar Nelayan sebesar 105-108. Kedua indikator ini juga tidak mengalami perubahan dari RAPBN 2025.
Meski demikian, dalam kesimpulan rapat sejumlah fraksi di Komisi XI memberikan beberapa catatan. Fraksi PDI-Perjuangan mengusulkan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.900/USD dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,9%. Di sisi lain, Fraksi PKB mengusulkan Nilai Tukar Petani berada pada kisaran 120-125.
Kesimpulan rapat juga memuat kesepakatan pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya, kebijakan, dan program dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, serta berkualitas.
Antara lain dengan menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas belanja pemerintah, memperkuat dan memperluas hilirisasi, memperdalam insentif fiskal untuk mendorong investasi, serta mempercepat transformasi ekonomi untuk produktivitas, daya saing, dan penguatan industri strategis nasional.
Sebagai penutup, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apresiasi kepada segenap pimpinan dan anggota Komisi XI DPR RI dalam pembahasan mengenai asumsi makro untuk APBN tahun anggaran 2025.
“Semoga ini juga mencerminkan semangat untuk terus menjaga APBN 2025 menjadi instrumen yang penting. Terima kasih atas masukan-masukannya,” pungkas Menteri Keuangan.(*)
Berita Emiten
EmitenNews.com – Wijaya Karya (WIKA) semester pertama 2024 meraup laba bersih Rp401,95 miliar. Meroket 121 persen dari episode sama tahun lalu dengan tekor Rp1,88 triliun. So, laba per saham dasar menjadi Rp20,86 dari posisi sama tahun lalu minus Rp209,72.
Pendapatan tercatat Rp7,53 triliun, melorot 18,59 persen dari edisi sama tahun lalu Rp9,25 triliun. Beban pokok pendapatan Rp6,88 triliun, mengalami penciutan dari posisi sama tahun lalu Rp8,47 triliun. Laba kotor terkumpul Rp645,52 miliar, mengalami penyusutan dari posisi sama tahun lalu Rp779,03 miliar.
Beban penjualan Rp5,3 miliar, bengkak dari Rp2,69 miliar. Beban umum dan administrasi Rp479,52 miliar, naik dari Rp449,85 miliar. Penghasilan lain-lain Rp4,38 triliun, melangit 1.410 persen dari sebelumnya Rp296,76 miliar. Beban lain-lain Rp1,14 triliun, mengalami penyusutan dari Rp1,21 triliun.
Laba usaha Rp3,39 triliun, melejit 674 persen dari edisi sama tahun lalu tekor Rp595,96 miliar. Beban keuangan Rp1,85 triliun, bengkak dari Rp1,23 triliun. Beban pajak penghasilan final Rp119,96 miliar, mengalami penciutan dari Rp184,71 miliar. Bagian rugi entitas asosiasi Rp33,97 miliar, bengkak dari Rp31,33 miliar.
Bagian rugi ventura bersama Rp1,07 triliun, ambrol dari laba Rp60,57 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp310,78 miliar, melonjak dari tekor Rp1,98 triliun. Beban pajas senilai Rp20,35 miliar, bertambah dari sebelumnya Rp10,15 miliar. Laba bersih Rp290,42 miliar, berbalik dari boncos Rp1,99 triliun.
Jumlah ekuitas Rp15,86 triliun, melonjak signifikan dari akhir tahun lalu Rp9,57 triliun. Defisit Rp6,83 triliun, berkurang dari Rp7,2 triliun. Total liabilitas Rp51,2 triliun, berkurang dari Rp56,4 triliun. Jumlah aset Rp67,06 triliun, melonjak dari edisi akhir tahun lalu Rp65,98 triliun. (*)
Berita Global
Imbal hasil Treasury AS 10-tahun mempertahankan kenaikannya baru-baru ini menjadi sekitar 3,86% pada hari Jumat karena investor bersiap untuk laporan indeks harga PCE terbaru, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. Pasar sedang mencari konfirmasi bahwa harga berada dalam tren menurun, sehingga memberikan lebih banyak ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga.
BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN
Bank sentral diperkirakan akan mulai melakukan pelonggaran pada bulan September, dengan total pengurangan sekitar 100 basis poin pada tahun ini. Pada hari Kamis, imbal hasil acuan naik setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh 3% pada kuartal kedua, naik dari 2,8% pada perkiraan awal dan 1,4% pada kuartal pertama. Selain itu, keuntungan perusahaan meningkat lebih dari perkiraan pada periode tersebut dan klaim pengangguran awal turun lebih dari perkiraan menjelang akhir bulan Agustus.
3 Saham Bersinyal Fresh Buy
1. TLKM (Telekomunikasi Indonesia)
TLKM (Telekomunikasi Indonesia) ditutup menguat +0.99% ke level 3,060 pada perdagangan Jumat (30/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk TLKM dengan target kenaikan ke 3,200-3,280. Jumlah pelaku pasar yang membeli saham TLKM lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pelaku pasar yang menjual saham TLKM. Batasi risiko jika TLKM diperdagangkan dibawah 2,950.
2. ASII (Astra International)
ASII (Astra International) ditutup menguat +0.49% ke level 5,100 pada perdagangan Jumat (30/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ASII dengan target kenaikan ke 5,200-5,275. Screener Sahamology mengindikasikan Bullish Evidence dengan motion On The Move dan juga Breakout High. Batasi risiko jika ASII diperdagangkan dibawah 4,940.
3. ESSA (Essa Industries Indonesia)
ESSA (Essa Industries Indonesia) ditutup menguat +2.89% ke level 890 pada perdagangan Jumat (30/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ESSA dengan target kenaikan ke level 920-1,000. Secara AI Statistic dari Sahamology, ESSA memiliki trend kuat untuk bullish, momentum perdagangan moderate menuju kuat dan kekuatan market yang optimal untuk mendongkrak harga ESSA. Batasi risiko jika ESSA diperdagangkan dibawah 850.
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable