IHSG -0.53% ke level 7,296.70. 336 saham melemah
- 19 February 2024
- 0
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.53% ke level 7,296.70 pada perdagangan Senin (19/2). Sebanyak 198 saham menguat, 336 saham melemah, dan 242 saham ditutup flat. Total transaksi mencapai 9.98 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 16.97 miliar, dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,190,064 kali. Dari sisi teknikal, IHSG masih berada di zona uptrend karena berada diatas EMA7 dan MA20 masing masing di level 7,277 dan 7,232. Investor dihimbau untuk waspada terhadap koreksinya IHSG karena ada aksi profit taking dari saham saham big caps perbankan seperti BBCA, BMRI, BBNI, BBRI yang belum mampu melanjutkan kenaikan signifikan. Selain itu, Investor asing mencatatkan net sell sebanyak xxx pada perdagangan Senin (19/2)
BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN
Sektoral Indeks
Sektoral Indeks | Harga Indeks | Perubahan | Presentase |
IDXBASIC | 1,232.01 | -18.62 | -1.49% |
IDXCYCLIC | 832.63 | -11.70 | -1.39% |
IDXENERGY | 2,105.58 | +8.93 | +0.43% |
IDXFINANCE | 1,514.12 | -9.71 | -0.64% |
IDXHEALTH | 1,336.61 | -0.09 | -0.01% |
IDXINDUST | 1,079.81 | -9.73 | -0.89% |
IDXINFRA | 1,524.07 | -10.66 | -0.69% |
IDXNONCYC | 702.97 | -2.67 | -0.38% |
IDXPROPERT | 694.97 | -2.02 | -0.29% |
IDXTECHNO | 3,940 | +23.95 | +0.61% |
IDXTRANS | 1,559.52 | -7.25 | -0.46% |
Sektoral Indeks mayoritas ditutup melemah seiring dengan koreksinya IHSG pada Senin (19/2). 9 Sektor melemah dan 2 sektor berhasil menguat. Sektor yang terkoreksi diatas -1% adalah sektor industri dasar (IDXBASIC) -1.49% ke level 1,232.01 dan sektor siklikal (IDXCYCLIC) -1.39% ke level 832.63. Untuk sektor industri dasar, saham NICL, ESSA, MDKA, SMGR menjadi pemberat IDXBASIC. sedangkan sektor konsumer siklikal (IDXCYCLIC), saham yang menjadi pemberat diantaranya adalah MAPA, SMSM, MNCN, dan ACES. Sektor teknologi (IDXTECHNO) berhasil ditutup menguat +0.61% ke level 3,940 dan berhasil melawan koreksi IHSG. Saham MTDL, GOTO, dan BUKA berhasil terapresiasi cukup signifikan.
Saham Top Gainers
Saham | Top Gainers |
BBSS | +28.21% |
ALII | +22.57% |
UNTD | +21.43% |
CUAN | +19.25% |
SMLE | +10.91% |
Saham Top Losers
Saham | Top Losers |
HUMI | -19.77% |
WIDI | -9.09% |
PTPP | -8.04% |
BAIK | -7.59% |
TOSK | -7.53% |
Saham Top Volume Shares
Saham | Top Volume Shares |
GOTO | 35,489,415 |
HUMI | 13,146,491 |
DOOH | 4,077,507 |
BUMI | 3,897,499 |
BIPI | 3,488,943 |
Saham Top Frequency
Saham | Top Frequency |
LMAX | 64,197 |
DOOH | 35,775 |
HUMI | 32,851 |
ALII | 26,058 |
UDNG | 25,820 |
Saham Top Turnover
Saham | Top Turnover (Juta) |
BBRI | 682,151 |
BMRI | 602,589 |
BBCA | 529,340 |
ASII | 458,871 |
BBNI | 403,830 |
Saham Top Net Foreign Buy
Saham | Top Net Foreign Buy |
BMRI | 229,108 |
BBRI | 194,925 |
TLKM | 133,242 |
BBNI | 124,749 |
BBCA | 91,744 |
Saham Top Net Foreign Sell
Saham | Top Net Foreign Sell |
MDKA | 58,608 |
ARTO | 22,762 |
SMGR | 22,751 |
KLBF | 22,649 |
TPIA | 16,310 |
Berita Global
GDP Thailand
PDB Thailand meningkat 1,7% yoy di Triwulan ke-4 tahun 2023, di bawah ekspektasi sebesar 2,5%, setelah mengalami revisi turun sebesar 1,4% di Triwulan ke-3. Konsumsi swasta tumbuh lebih lemah (7,4% vs 7,9% di Triwulan ke-3), sementara perdagangan bersih memberikan kontribusi positif terhadap PDB, dengan ekspor meningkat sebesar 4,9% (vs 1,1% di Triwulan ke-3), sementara impor sebesar 4,0% (vs -9,4%). Sementara itu, investasi tetap turun sebesar 0,4% (vs 1,5%), sementara belanja pemerintah terus menurun (-3,0% vs -3,5% di Triwulan ke-3).
Di sisi produksi, aktivitas di non-pertanian tumbuh lebih cepat (2,0% vs 1,5%) di tengah peningkatan di sektor jasa (3,9% vs 4,0%), khususnya perdagangan grosir dan eceran (5,1% vs 3,3%), keuangan dan asuransi. aktivitas (4,8% vs 4,2%); sementara sektor industri terus melemah (-1.5% vs -3.1%). Sementara itu, pertanian mengalami kontraksi sebesar 0,8%, berlawanan dengan pertumbuhan 1,1% di Triwulan ke-3. Untuk setahun penuh tahun 2023, perekonomian tumbuh sebesar 1,9%, melambat dari kenaikan 2,5% yang direvisi turun pada tahun 2022. NESDB merevisi perkiraan PDB untuk tahun ini menjadi 2,2%-3,2% dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7%-3,7%. Sumber : TradingEconomics.com
Berita Emiten
EmitenNews.com – Pemegang saham pengendali PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), yaitu PT Arthakencana Rayatama kembali mengakumulasi pembelian saham AKRA. Adapun nilai transaksi pembelian kali ini mencapai Rp9,38 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Arthakencana Rayatama memborong 5.740.000 saham AKRA atau sebanyak 0,029%.
Harga pembelian per saham adalah senilai Rp1.635,7, sama seperti aksi net buy AKRA sebelumnya. Ini terjadi pada dua hari perdagangan, yakni 13 dan 15 Februari 2024. “Tujuan transaksi adalah untuk kepentingan investasi,” kata Direktur & Corporate Secretary AKRA, Suresh Vembu, dikutip Sabtu (17/2).Pasca transaksi ini, data menunjukkan bahwa PT Arthakencana Rayatama menggenggam 12.140.821.300 saham AKRA atau setara 60,482% dari total modal ditempatkan dan disetor. Sumber : Emitennews.com
3 Saham dengan sinyal Fresh Sell
1. BJTM (Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur)
BJTM (Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur) ditutup melemah tipis -0.73% ke level 680 pada perdagangan Senin (19/2). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Sell untuk saham BJTM dengan lonjakan volume. BJTM akan membagikan Dividen sebesar Rp54 dan besok cumdate. Investor dihimbau untuk mewaspadai dividen trap dengan target penurunan ke level 630-650.
2. GJTL (Gajah Tunggal)
GJTL (Gajah Tunggal) ditutup melemah -2.36% ke level 1,035 pada perdagangan Senin (19/2). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Sell untuk saham GJTL. Dari sisi teknikal, GJTL gagal breakout MA20 dan terus melanjutkan penurunan dengan potensi retest support psikologis 1,000. Investor boleh lakukan pembelian jika GJTL berhasil breakout MA20 >1,065.
3. SMRA (Summarecon Agung)
SMRA (Summarecon Agung) ditutup melemah -1.77% ke level 555 pada perdagangan Senin (19/2). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Sell untuk SMRA. Dari sisi teknikal, SMRA berada dalam fase downtrend karena SMRA ditutup cross down EMA7 dan MA20 masing-masing di level 565 dan 563. SMRA berpotensi untuk melanjutkan pelemahan ke level support terdekat 520-530.
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable