IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.36% ke level 7,409 pada perdagangan Kamis (15/8). Sebanyak 279 saham ditutup di zona hijau, 286 saham di zona merah, dan 224 saham lainnya ditutup flat. Total transaksi IHSG mencapai 9.46 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 17.12 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,026,006 kali.

Beberapa Sentimen yang menggerakan IHSG adalah data inflasi AS yang dirilis pada Rabu (14/8) malam dengan penurunan YoY Jul-24 menjadi 2.9%. Indeks Dollar pun melemah ke level 102.27 dan menyebabkan rupiah sempat menguat ke level 15,599 pada Kamis pagi (15/8). Waspada taking profit dari para pelaku pasar karena IHSG sudah menyentuh level all time high 7,454.

Secara teknikal, IHSG sudah menyelesaikan pola inverted head and shoulder dengan target resistance all time high di level 7,454. IHSG berpotensi untuk kembali melemah ke level resistance versa di 7,350. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap potensi penurunan IHSG beberapa waktu kedepan. IHSG bergerak uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 7,274-7,334 dan Indikator Stochastic di area overbought.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,345.82-8.92-0.66%
IDXCYCLIC820.32+1.06+0.13%
IDXENERGY2,547.26-16.62-0.65%
IDXFINANCE1,431.87-3.51-0.24%
IDXHEALTH1,454.62-3.84-0.26%
IDXINDUST1,029.48-4.05-0.39%
IDXINFRA1,587.04-11.59-0.73%
IDXNONCYC707.64-1.56-0.22%
IDXPROPERT672.33+5.67+0.85%
IDXTECHNO3,348.25+7.09+0.21%
IDXTRANS1,396.07+3.77+0.27%

Sektoral Indeks bergerak mayoritas di zona merah pada perdagangan Kamis (15/8). Sebanyak 4 sektor menguat dan 7 sektor ditutup di zona merah seiring dengan pelemahan IHSG -0.36% ke level 7,409.5. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor properti (IDXPROPERT) dengan kenaikan +0.85% ke level 672.33. Beberapa saham IDXPROPERT yang menguat adalah SMRA (+2.4% ke 640) dan ASRI (+0.71% ke 142). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor infrastruktur (IDXINFRA) dengan koreksi -0.73% ke level 1,587.04. Beberapa saham IDXINFRA yang melemah adalah PTPP (-3.86% ke 448), ADHI (-3.31% ke 292), ISAT (-3.03% ke 11,200).

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
BOLA+15%
TSPC+14.75%
ACST+13.16%
IOTF+13.04%
TOBA+11.84%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
VINS-17.26%
BIKE-8.39%
LABA-5.71%
PTPP-3.86%
BIPI-3.85%

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI1,034,336
BMRI531,087
WIKA374,056
BBCA341,634
ANTM239,030

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
GOTO14,739,842
WIKA10,570,746
BUMI7,515,184
JKON6,656,410
WTON4,383,030

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
WIKA63,385
BBRI37,777
JKON24,701
ANTM20,604
PTPP17,247

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
BBCA120,146
BMRI92,102
TLKM77,873
ANTM49,373
KLBF28,702

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
AMMN27,643
BBNI24,986
TPIA16,157
MAPI15,446
TSPC15,190

Berita Domestik

Surplus perdagangan Indonesia turun menjadi USD 0,47 miliar pada Juli 2024 dari USD 1,29 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, jauh lebih kecil dari perkiraan pasar sebesar USD 2,45 miliar. Ini merupakan surplus perdagangan terkecil sejak Mei 2023, karena pertumbuhan ekspor jauh lebih kecil dibandingkan pertumbuhan impor. Pengiriman naik 6,46% dari tahun sebelumnya, peningkatan selama empat bulan berturut-turut dan merupakan pertumbuhan terkuat dalam 18 bulan, jauh di atas perkiraan pasar yang sebesar 3,85%, meningkat tajam dari pertumbuhan yang sedikit direvisi sebesar 1,19% di bulan Juni, terutama didorong oleh kenaikan pada bulan Juni.

ekspor ke Amerika (5,68%), Jepang (24,32%), dan negara-negara ASEAN (2,92%). Sementara itu, impor melonjak sebesar 11,07%, jauh lebih cepat dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,04% dan merupakan ekspansi tercepat sejak Februari. Pada tujuh bulan pertama tahun 2024, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD 15,92 miliar dengan ekspor menyusut 1,47% dan impor meningkat 2,40%. sumber: TradingEconomics.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – Pyridam Farma (PYFA) semester pertama 2024 mengemas rugi Rp93,84 miliar. Bengkak 155 persen dari episode sama tahun lalu minus Rp36,68 miliar. Namun, rugi per saham dasar berkurang menjadi Rp8,35 dari posisi sebelumnya Rp68,56. Penjualan Rp407,32 miliar, melejit 29 persen dari posisi sama tahun lalu Rp313,61 miliar. Beban pokok penjualan Rp260,47 miliar, bengkak dari edisi sama tahun lalu Rp176,63 miliar. Laba kotor tercatat Rp146,84 miliar, mengalami pertumbuhan tipis dari sebelumnya Rp136,98 miliar. 

Beban penjualan dan pemasaran Rp107,36 miliar, bengkak dari Rp88,15 miliar. Beban umum dan administrasi Rp79,84 miliar, naik dari edisi sama tahun lalu Rp48,18 miliar. Laba atas penjualan aset tetap Rp208 juta, berkurang dari Rp220 juta. Rugi kurs Rp821 juta dari Rp2 juta. Rugi lain-lain Rp12,18 miliar, longsor 478 persen dari sebelumnya dengan laba Rp3,22 miliar. Rugi usaha Rp53,16 miliar, drop 1.402 persen dari posisi sama tahun lalu Rp4,04 miliar. Penghasilan keuangan Rp10,97 miliar, melonjak dari Rp584 juta. Beban keuangan Rp62,31 miliar, bengkak dari Rp42,44 miliar. 

Rugi sebelum pajak Rp104,50 miliar, bengkak dari periode sama tahun lalu senilai Rp37,77 miliar. Beban dan manfaat pajak penghasilan nihil dari sebelumnya dengan manfaat pajak Rp1,08 miliar. Rugi periode berjalan tercatat Rp104,50 miliar, bengkak dari edisi sama tahun lalu Rp36,69 miliar. Jumlah ekuitas Rp1,34 triliun, meroket 282 persen dari posisi akhir tahun lalu hanya Rp357,06 miliar. Total liabilitas Rp4,81 triliun, bengkak 314 persen dari episode akhir tahun sebelumnya Rp1,16 triliun. Jumlah aset Rp6,16 triliun, melejit 305 persen dari akhir tahun lalu Rp1,52 triliun. (*) Sumber : EmitenNews.com

Berita Global

Harga rebar baja berjangka memperpanjang aksi jualnya melewati CNY 2,790 per ton pada bulan Agustus, terendah dalam hampir delapan tahun, di tengah meningkatnya tanda-tanda buruknya permintaan. Perlambatan ekonomi Tiongkok mendorong penurunan permintaan perumahan baru dalam beberapa tahun terakhir, yang ditandai dengan penurunan harga rumah tahunan tercepat sejak tahun 2015 pada bulan Juli.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

Selain itu, krisis kelebihan pasokan perumahan berskala besar dan keinginan Partai Komunis Tiongkok untuk memodernisasi perekonomian alih-alih membuatnya bergantung pada manufaktur dan konstruksi real estate menghalangi Beijing untuk mengeluarkan langkah-langkah stimulus atau dukungan yang signifikan bagi pengembang yang terlilit utang, sehingga berisiko likuidasi dan menghentikan pembelian input dari salah satu sektor konsumen baja terbesar di dunia.

Hal ini terakhir ditegaskan oleh PMI Konstruksi NBS yang jatuh ke level terendah dalam satu tahun di bulan Juli. Selain itu, Beijing mewajibkan standar kualitas baru untuk tulangan baja setelah bulan September, sehingga mendorong pabrik untuk melikuidasi timbunan lama sebelum standar baru untuk logam tersebut diberlakukan, sehingga memperbesar penurunan tersebut. Sumber : EmitenNews.com

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. SPTO (Surya Pertiwi)

SPTO (Surya Pertiwi) ditutup menguat +3.81% ke level 545 pada perdagangan Kamis (15/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk SPTO dengan target kenaikan ke level 580-590. Secara teknikal, SPTO berada dalam fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 525-529. Indikator Stochastic berada diatas level middle 50. Batasi risiko jika SPTO diperdagangkan dibawah 515.

2. ADMF (Adira Dinamika Multi Finance)

ADMF (Adira Dinamika Multi Finance) ditutup menguat +1.76% ke level 11,200 pada perdagangan Kamis (15/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ADMF dengan target kenaikan ke level 11,825-12,000. Secara teknikal, ADMF berada dalam fase penurunan terbatas dan diperdagangkan sedikit diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 11,373-11,551. Indikator Stochastic rebound dari area oversold. Batasi risiko jika ADMF diperdagangkan dibawah 11,100.

3. ASLC (Autopedia Sukses Lestari)

ASLC (Autopedia Sukses Lestari) ditutup menguat +4% ke level 104 pada perdagangan Kamis (15/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ASLC dengan target kenaikan ke level 108-116. Secara teknikal, ASLC berada dalam fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 98-100. Indikator Stochastic rebound dan bertahan diatas level middle 50. Batasi risiko jika ASLC diperdagangkan dibawah 99.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable