IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan ditutup ke level pada perdagangan Rabu (26/6). Sebanyak 294 saham menguat, 246 saham melemah dan 249 saham lainnya ditutup flat. Total transaksi IHSG mencapai 9.42 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 13.34 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 772,097 kali.

Beberapa sentimen yang menggerakan IHSG adalah kenaikan harga komoditas seperi minyak (WTI) yang menyentuh level $81 per barrel imbas softlanding pelemahan demand. Harga batubara dunia juga menguat ke level $136.25/mt setelah Uni Eropa mengadopsi paket sanksi baru terhadap Rusia pada Senin (25/6/2024) yang mencakup pengiriman ulang LNG Rusia. Disamping itu, Investor sedang menantikan data Personal Consumption Expenditure (PCE) AS terkait Inflasi AS. Investor domestik sedang menantikan data Inflasi RI yang diproyeksikan naik untuk periode Juni-24 didukung kenaikan harga beras dan edukasi.

Secara teknikal IHSG masih bergerak konsolidasi selama beberapa hari terakhir diantara MA7&20 dengan rentang harga 6,870-6,932. Indikator stochastic menguat menjauhi area oversold dan mendekati level middle 50. IHSG berpotensi untuk menguat ditengah sentimen penurunan suku bunga The Fed sampai akhir 2024 dengan target IHSG ke level 7,000. Investor perlu mewaspadai potensi penurunan IHSG ke level 6,550-6,630 jika IHSG breakdown level support 6,698.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,325+14.98+1.14%
IDXCYCLIC707.40+1.37+0.19%
IDXENERGY2,277.16+11.56+0.51%
IDXFINANCE1,331.11-2.65-0.2%
IDXHEALTH1,431.08+5.95+0.42%
IDXINDUST923.39-2.08-0.23%
IDXINFRA1,524.87+6.44+0.42%
IDXNONCYC687.13+2.8+0.41%
IDXPROPERT588.40-0.34-0.06%
IDXTECHNO3,121.28-14.63-0.47%
IDXTRANS1,219.52-17.95-1.45%

Sektoral Indeks bergerak variatif ditengah kenaikan IHSG +0.33% ke level 6,905 pada perdagangan Rabu (26/6). Sebanyak 6 sektor menguat dipimpin oleh kenaikan IDXBASIC dan 5 sektor melemah ditekan oleh melemahnya IDXTRANS. IDXBASIC menguat +1.14% ke level 1,325. Beberapa saham IDXBASIC yang menguat adalah INKP (+4% ke 9,100), TINS (+3.57% ke 870), dan TKIM (+2.96% ke 8,700). IDXTRANS ambles -1.45% ke level 1,219.52 ditekan oleh penurunan saham BIRD (-4.87% ke 1,465), GIAA (-3.85% ke 50), ASSA (-3.82% ke 630).

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
CGAS+16.8%
INDX+8.97%
MRAT+8.85%
GRIA+7.39%
UNIQ+6.6%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
PAMG-20.63%
BAJA-10.34%
TRON-10%
IBOS-10%
MANG-9.95%

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBCA741,677
BBRI658,817
BMRI548,491
AMMN451,778
TLKM221,939

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
GOTO19,582,375
PAMG8,347,751
BUKA4,025,642
TOPS3,283,494
BULL3,129,797

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
PAMG49,920
BBRI30,424
BMRI19,999
BDKR16,020
SURI15,874

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
AMMN38,390
ASII35,446
BRIS33,119
TPIA17,293
INKP14,691

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBRI95,397
BMRI83,821
GOTO35,437
BBNI32,836
BBCA30,703

Berita Global

Harga kargo bijih besi dengan kandungan besi 62% turun menjadi $106,46 per ton pada akhir Juni. Mendekati level terendah sejak pertengahan April, terbebani oleh lemahnya permintaan baja musiman di konsumen utama Tiongkok dan meningkatnya produksi bijih besi di negara tersebut. . Laporan ekonomi terbaru dari Tiongkok menunjukkan pemulihan ekonomi yang tidak merata dan kelemahan yang terus-menerus terjadi di sektor properti.

Investor kini menantikan angka PMI manufaktur negara tersebut pada minggu depan untuk mengukur kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Di sisi penawaran, data resmi menunjukkan bahwa produksi bijih besi oleh perusahaan pertambangan Tiongkok meningkat sebesar 13,4% tahun-ke-tahun pada periode Januari-Mei, sementara impor bijih besi meningkat sebesar 7%. Sementara itu, produksi baja turun 1,4% YoY pada periode Januari-Mei karena berkurangnya keuntungan akibat margin yang rendah, sementara sentimen seputar sektor perumahan Tiongkok masih lemah. Sumber : TradingEconomics.com

Berita Domestik

EmitenNews.com – Proyeksi perekonomian global saat ini masih di bawah tren jangka panjang dan memiliki downside risks antara lain berupa tensi geopolitik, fragmentasi geoekonomi, pelemahan ekonomi tiongkok, penguatan mata uang Amerika Serikat, suku bunga tinggi di negara maju, dan juga pengetatan fiskal di negara maju. Meningkatnya ketidakpastian tersebut telah mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti komoditi emas dan Dolar Amerika Serikat, sehingga menyebabkan depresiasi nilai tukar pada banyak negara di seluruh dunia.


“Sidang Kabinet Paripurna hari ini adalah untuk menjelaskan perekonomian nasional sekaligus RAPBN. Jadi tadi disampaikan bahwa perekonomian global masih di bawah tren jangka panjang, dengan berbagai risiko yang berakibat penguatan Dolar Amerika Serikat, dan di negara-negara maju suku bunga dipertahankan tinggi serta fiskal diperketat untuk menjaga level inflasi,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat menyampaikan Keterangan Pers usai Sidang Kabinet Paripurna terkait kondisi perekonomian terkini di Istana Merdeka, Senin (24/06).


Penilaian dari beberapa lembaga pemeringkat internasional telah memberikan assesment positif bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga, selaras dengan perekonomian Indonesia pada Triwulan I-2024 yang mampu tumbuh kuat 5,11% (yoy). Kemudian, PMI Manufaktur Indonesia telah berada di level ekspansif selama 33 bulan berturut-turut. Diikuti dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap tinggi dan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tetap tumbuh yang menunjukkan aktivitas industri dan konsumsi Indonesia masih terjaga baik.


“Harga beberapa komoditas pun mengalami kenaikan seperti CPO (7,26%), nikel (4,94%), dan tembaga (15,18%). Tentu ke depan dengan nilai Dolar AS yang menguat ini ada kesempatan untuk meningkatkan daya saing barang ekspor, karena ekspor yang berbahan baku rupiah itu mempunyai daya saing lebih tinggi. Jadi tentu kita harus menggenjot hal seperti itu,” ungkapnya.


Sementara itu, daya saing Indonesia berdasarkan laporan IMD World Competitiveness tahun 2024 berada pada peringkat 27 dari 67 negara yang dinilai dan mengalami kenaikan signifikan dari peringkat 34 pada tahun 2023. Kenaikan peringkat daya saing tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan pada ekonomi domestik melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.


“Demikian pula di sektor market, semisal labor market kita nomor 2 dari 67 negara, dianggap salah satu yang terbaik. Tentu hal itu akibat adanya bonus demografi, dan juga dengan Undang-Undang Cipta Kerja itu mempermudah rekrutmen, serta menyelesaikan perselisihan perburuhan, dan juga dianggap produktivitas kita lebih tinggi,” jelas Menko Airlangga. Pada sektor eksternal, neraca perdagangan terus mengalami surplus 49 berturut-turut. Sementara itu, defisit transaksi berjalan dan capital outflow pada investasi portofolio berpotensi meningkat, sebagai dampak dari tekanan ekonomi global terutama kebijakan AS “higher for longer”.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%


“Tadi juga ada arahan Presiden bahwa kredit restrukturisasi akibat Covid-19 yang seharusnya jatuh tempo pada Maret 2024 ini diusulkan ke OJK, nanti melalui KSSK dan Gubernur BI, untuk dimundurkan sampai 2025. Karena ini akan mengurangi perbankan mencadangkan kerugian akibat kredit KUR,” ujarnya. Kemudian, untuk menjaga nilai tukar Rupiah supaya tidak semakin terdepresiasi, akan diterbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) yang nantinya akan disinkronkan dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dari Kementerian Keuangan.


“Dari segi fundamental ekonomi jika Indonesia dibandingkan negara lain masih relatif baik dalam bentuk kebijakan suku bunga Bank Sentral kita masih di 6,25, inflasi 2,84%, defisit neraca transaksi berjalan yakni 0,64% dari PDB, yang mana ini jauh lebih bagus daripada beberapa negara termasuk Malaysia dan Brasil,” pungkas Airlangga. Demikian pula fiscal balance dan foreign exchange reserve juga lebih baik. Tentu ke depan, Bapak Presiden juga meminta agar apa yang sudah dilakukan untuk tetap dilanjutkan, dengan komunikasi yang baik bersama tim dari Presiden terpilih.(*) Sumber : EmitenNews.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – Merdeka Battery Materials (MBMA) absen dividen tahun buku 2023. Koleksi laba bersih senilai USD33,30 juta ditetapkan sebagai saldo laba ditahan. Lalu, sebesar USD1.000 disisihkan sebagai dana cadangan. Keputusan itu, telah dipatenkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan perseroan pada 21 Juni 2024. Selain itu, para pemodal juga merestui rencana emiten besutan Boy Thohir tersebut untuk menggeber right issue maksimal 10.799.541.990 helai alias 10,79 miliar helai. Pengeluaran saham baru itu, maksimum 10 persen dari jumlah seluruh saham ditempatkan, dan disetor penuh perseroan. Penerbitan saham anyar emiten asuhan Boy Thohir itu, dibalut nilai nominal Rp100. 

Tindakan korporasi itu, dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan sehingga memberi tambahan dana untuk mendukung kinerja perseroan. Apabila pemegang saham tidak melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), kepemilikan pemegang saham perseroan tersebut akan terkena dilusi maksimum 9,1 persen. Dana bersih hasil right issue setelah dikurangi biaya emisi, antara lain untuk kebutuhan likuiditas umum, belanja modal, modal kerja, dan untuk pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan, anak usaha, dan entitas asosiasi (baik sekarang sudah ada atau akan ada ke depan), termasuk namun tidak terbatas pada pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan, dan metode transaksi lain yang sesuai.

Dalam hal penyetoran atas saham baru dilakukan dalam bentuk lain selain uang, wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam POJK No. 32/2015 yaitu terkait langsung dengan rencana penggunaan dana, menggunakan penilai untuk menentukan nilai wajar dari bentuk lain selain uang, dan kewajaran transaksi penyetoran atas saham baru dalam bentuk selain uang.

Lalu, dalam hal penyetoran atas saham baru berupa hak tagih kepada perseroan yang dikompensasi sebagai setoran saham baru, hak tagih tersebut harus sudah dimuat dalam laporan keuangan terakhir perseroan yang telah diaudit oleh akuntan. Dan, memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang mengatur mengenai penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang, dan kompensasi hak tagih sebagai setoran saham baru. (*) Sumber : EmitenNews.com

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. TINS (Timah)

TINS (Timah) ditutup menguat +3.57% ke level 870 pada perdagangan Rabu (26/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk TINS dengan target kenaikan ke level 895-920. Secara teknikal, TINS bergerak uptrend karena berhasil breakout dari kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 835-846. Indikator stochastic menguat dan sudah melewati level middle 50. Batasi risiko jika TINS diperdagangkan dibawah level 840.

2. PGEO (Pertamina Geothermal Energy)

PGEO (Pertamina Geothermal Energy) ditutup menguat +2.61% ke level 1,180 pada perdagangan Rabu (26/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk PGEO dengan target kenaikan ke level 1,280-1,320. Secara teknikal, PGEO berada dalam fase uptrend dan bergerak stabil diatas MA7&20 rentang harga 1,138-1,161. Indikator stochastic menguat dan berhasil tembus diatas level middle 50. Batasi risiko jika PGEO diperdagangkan dibawah 1,120.

3. PTBA (Bukit Asam)

PTBA (Bukit Asam) ditutup menguat +3.57% ke level 870 pada perdagangan Rabu (26/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk PTBA dengan target kenaikan ke level 2,520-2,640. Secara teknikal, PTBA masih berada dalam fase konsolidasi diantara MA7&20 dengan rentang harga 2,437-2,478. Indikator stochastic masih berada di area oversold. Batasi risiko jika PTBA diperdagangkan dibawah 2,370.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable