IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.31% ke level 7,240 pada perdagangan Kamis (25/7). Sebanyak 183 saham menguat, 379 saham melemah, dan 232 saham lainnya ditutup flat. Total transaksi IHSG mencapai 9.87 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 16.23 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,062,186 kali.

Beberapa sentimen yang terjadi adalah rilisnya beberapa laporan keuangan Q2-2024. BBCA mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 11% pada 1H-2024. Sedangkan BBRI mencatatkan pertumbuhan tipis +0.95% pada 1H-2024. Rupiah kembali melemah ke level 16,250 per dollar. Dollar juga ditutup melemah imbas investor sedang menantikan data ekonomi AS untuk mengetahui sinyal pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve

Secara Teknikal, IHSG berada dalam fase konsolidasi cenderung bearish karena IHSG cross down MA20 <7,245. Indikator Stochastic gagal bertahan diatas level middle 50. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap potensi penurunan IHSG. Jika IHSG breakdown dari support 7,207, maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan pelemahan ke level 7,026.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,336.74-23.07-1.7%
IDXCYCLIC741-4.41-0.59%
IDXENERGY2,429.33-23.20-0.95%
IDXFINANCE1,388.78-7.15-0.51%
IDXHEALTH1,436.96+7.75+0.54%
IDXINDUST1,018.26-11.06-1.07%
IDXINFRA1,580.49-2.89-0.18%
IDXNONCYC706.13-1.75-0.25%
IDXPROPERT632.37-10.53-1.64%
IDXTECHNO3,367.19-14.03-0.41%
IDXTRANS1,363.51-23.87-1.72%

Sektoral Indeks mayoritas bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis (25/7). Hanya 1 sektoral indeks menguat dan 10 sektor lainnya ditutup di zona merah beriringan dengan koreksi IHSG -0.31% ke 7,240. Satu-satunya Sektor yang menguat adalah sektor kesehatan (IDXHEALTH) dengan kenaikan +0.54% ke level 1,436.96. Beberapa saham IDXHEALTH yang menguat adalah HEAL (+3.41% ke 1,365), KLBF (+0.95% ke 1,590), SILO (+0.74% ke 2,710). Sedangkan sektor yang menekan penurunan IHSG adalah sektor transportasi (IDXTRANS) dengan penurunan -1.72% ke level 1,363.51. Beberapa saham sektor IDXTRANS yang terkoreksi diantaranya adalah SMDR (-4.57% ke 334), ASSA (-4.35% ke 770), TMAS (-2.58% ke 151).

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
FUJI+34.74%
CEKA+16.85%
MSJA+12.33%
HELI+9.52%
KOKA+8.57%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
NASI-35%
ISEA-11.93%
ITMA-10.94%
UNVR-8.46%
BSBK-8.43%

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI1,289,134
BBCA1,006,108
BMRI433,111
BBNI263,072
AMMN242,919

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
BSBK15,137,664
GOTO9,110,917
DOOH3,811,239
BUKA3,649,231
BBRI2,743,977

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
BSBK76,661
BBRI63,315
NASI33,447
BDKR21,256
ISEA20,589

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
BBCA628,959
ISAT33,838
SMGR23,463
MIKA14,635
JPFA14,017

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBRI216,727
BBNI66,340
BMRI58,512
UNVR51,766
ASII46,233

Berita Global

Perekonomian AS kemungkinan tumbuh sebesar 2% secara tahunan pada kuartal kedua tahun 2024, naik dari 1,4% pada tiga bulan pertama tahun 2024. Namun, hal ini akan menandai pertumbuhan dua kuartal berturut-turut yang paling lambat sejak tahun 2022, berada di bawah rata-rata pertumbuhan kuartalan. suku bunga sebesar 3,1% dari tahun 2021 hingga 2023, sebagai tanda perekonomian sedang mendingin di tengah kenaikan suku bunga. Di Triwulan ke-2, belanja konsumen kemungkinan naik 2,2%, lebih tinggi dari 1,5% di Triwulan ke-1, dan persediaan menyumbang hampir 1% dari pertumbuhan, menurut Estimasi GDPNow Fed Atlanta. Namun, investasi residensial kemungkinan mengalami kontraksi akibat pertumbuhan dua digit di Triwulan ke-1, dan perdagangan bersih diperkirakan akan menghambat pertumbuhan karena penurunan ekspor. sumber: TradingEconomics.com

Berita Emiten

EmitenNews.com– PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri. Dari sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 11,1% YoY menjadi Rp26,9 triliun pada semester I 2024. Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. 

“Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM. Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun. Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA dapat melalui paruh pertama 2024 dengan baik,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja semester I-2024 secara virtual Rabu (24/7)

Kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7% YoY hingga menyentuh Rp114,4 triliun. Portofolio kredit konsumer meningkat 13,6% YoY menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% YoY mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun. 

Dia menambahkan, kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3% YoY menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024, setara 23,2% dari total portofolio pembiayaan.

Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh 2 kali lipat secara YoY. BCA juga kembali menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha #KaMUKartini, yang memberikan kredit dengan bunga spesial mulai 3,21% p.a. untuk perempuan pengusaha. Per Juni 2024, penyaluran Kredit Multiguna Usaha #KaMUKartini meningkat 250% secara tahunan.

Perbaikan kualitas pinjaman BCA mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%. Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5% YoY menyentuh Rp1.125 triliun.

Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun. Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, naik 24% YoY. Sumber : EmitenNews.com

Berita Domestik

EmitenNews.com – Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II 2024 meningkat. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 89,1%, lebih tinggi dari 60,8% pada triwulan sebelumnya. “Meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi,” demikian disampaikan Kepala Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya hari ini.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%


BI memprakirakan pada triwulan III 2024 penyaluran kredit baru akan melanjutkan peningkatan dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 93,6%. Standar penyaluran kredit pada triwulan III 2024 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 2,6%. “Mayoritas aspek kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, khususnya biaya persetujuan kredit. Sementara itu, suku bunga kredit diprakirakan lebih longgar,” tambah Erwin.


Hasil survei menunjukkan responden memprakirakan pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun 2024 tetap optimis, dengan prakiraan outstanding kredit yang terus tumbuh. Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.(*) Sumber : EmitenNews.com

3 Saham bersinyal Fresh Buy atau Buy

1. BBCA (Bank Central Asia)

BBCA (Bank Central Asia) ditutup menguat +2.23% ke level 10,300 pada perdagangan Kamis (25/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham BBCA dengan target kenaikan ke 10,500-10,600. Secara teknikal, BBCA berada dalam fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 10,026-10,132. Indikator Stochastic berada di area ovebought. Batasi risiko jika BBCA diperdagangkan dibawah 10,000.

2. BMRI (Bank Mandiri)

BMRI (Bank Mandiri) ditutup menguat +1.54% ke level 6,575 pada perdagangan Kamis (25/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham BMRI dengan target kenaikan ke 6,900-7,000. Secara teknikal, BMRI berada dalam fase konsolidasi uptrend setelah rebound dari kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 6,395-6,535. Indikator Stochastic melemah dan keluar dari area overbought. Batasi risiko jika BMRI diperdagangkan dibawah 6,300.

3. HEAL (Medikaloka Hermina)

HEAL (Medikaloka Hermina) ditutup menguat +3.61% ke level 1,365 pada perdagangan Kamis (25/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham HEAL dengan target kenaikan ke 1,400-1,420. Secara teknikal, HEAL berada dalam fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 1,332-1,335. Indikator Stochastic berada di area level middle 50 dan berpotensi menguat ke overbought. Batasi risiko jika HEAL diperdagangkan dibawah 1,310.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable