
IHSG +0.11% ke 7,504. Batubara Menguat Mendekati $150/Mt
- 7 October 2024
- 0
IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis +0.11% ke level 7,504 pada perdagangan Senin (7/10). Total transaksi IHSG mencapai 11.69 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 25.13 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,248,355 kali. Sebanyak 3 15saham ditutup di zona hijau, 240 saham ditutup di zona merah dan 241 saham lainnya ditutup flat.
Heatmap Sahamology

Heatmap Sahamology menunjukkan mayoritas saham ditutup di zona hijau seiring dengan menguat tipisnya IHSG +0.11% ke level 7,504. Beberapa saham berkapitalisasi pasar besar ditutup menguat seperti ADRO (+2.1%), TLKM (+0.69%), AMMN (+1.41%), PANI (+6.13%). Disamping itu, saham big caps yang melemah adalah BMRI (-1.08%), BBRI (-0.82%), BBCA (-1.67%), BREN (-2.88%).
Chart IHSG


Secara teknikal, IHSG
Sektoral Indeks
Sektoral Indeks | Nilai Indeks | Perubahan | Persentase |
IDXBASIC | 1,419.37 | +21.06 | +1.51% |
IDXCYCLIC | 864.2 | +1.86 | +0.22% |
IDXENERGY | 2,769.41 | +22.29 | +0.81% |
IDXFINANCE | 1,497.42 | -2.18 | -0.15% |
IDXHEALTH | 1,586.07 | +6.73 | +0.43% |
IDXINDUST | 1,066.15 | -5.62 | -0.52% |
IDXINFRA | 1,523.23 | +0.76 | +0.05% |
IDXNONCYC | 741.01 | +6.5 | +0.89% |
IDXPROPERT | 792.82 | +10.36 | +1.32% |
IDXTECHNO | 3,768.24 | +101.18 | +2.76% |
IDXTRANS | 1,498.37 | +15.15 | +1.02% |
Sektoral Indeks bergerak mayoritasi ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (7/10). Sebanyak 9 sektor menguat dan hanya 2 sektor melemah seiring dengan kenaikan tipis IHSG +0.11% ke level 7,504.14. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor teknologi (IDXTECHNO) dengan kenaikan +2.76% ke level 3,768.24. Beberapa saham IDXTECHNO yang menguat adalah BUKA (+25.22% ke 144), DMMX (+9.24% ke 130), EMTK (+7% ke 428), MTDL (+3.31% ke 625). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor industrial (IDXINDUST) dengan koreksi -0.52% ke level 1,066.15. Beberapa saham dari sektor IDXINDUST yang terkoreksi adalah ARNA (-1.46% ke 675), ASII (-0.97% ke 5,100), UNTR (-0.73% ke 27,075), MARK (-1.4% ke 1,060).
Saham Top Gainer
Saham | Top Gainer |
IOTF | +34.81% |
BUKA | +25.22% |
DSNG | +14.71% |
LEAD | +10.58% |
MANG | +9.71% |
Saham Top Loser
Saham | Top Loser |
GRIA | -21.74% |
SAPX | -11.38% |
DOSS | -10.4% |
AYLS | -10% |
AKSI | -8.33% |
Saham Top Turnover
Saham | Top Turnover |
BBRI | 1,497,089 |
BBCA | 947,691 |
BMRI | 712,067 |
BUKA | 576,765 |
ADRO | 305,102 |
Saham Top Volume Shares
Saham | Top Volume Shares |
GOTO | 48,695,648 |
BUKA | 40,487,171 |
BUMI | 16,520,267 |
BSBK | 10,623,013 |
BRMS | 9,501,176 |
Saham Top Frequency
Saham | Top Frequency |
BSBK | 69,006 |
BBRI | 64,732 |
BUKA | 46,229 |
BBCA | 31,060 |
GOTO | 23,542 |
Saham Top Net Foreign Buy
Saham | Top Net Foreign Buy |
TPIA | 43,063 |
MDKA | 37,614 |
PTBA | 36,943 |
UNVR | 36,560 |
AKRA | 29,265 |
Saham Top Net Foreign Sell
Saham | Top Net Foreign Sell |
BBCA | 452,065 |
BBRI | 385,174 |
BMRI | 62,903 |
BREN | 51,131 |
GOTO | 47,269 |
Berita Emiten
Teddy Nuryanto Oetomo menanggalkan kursi direktur Bukalapak.com (BUKA). Pengunduran diri itu, merupakan keputusan pribadi. Itu setelah Teddy kurang lebih 6 tahun mendedikasikan diri kepada perseroan. Saat ini, perseroan belum memiliki rencana untuk mencari calon pengganti untuk posisi direktur yang ditinggalkan Teddy Oetomo tersebut. Kalau ada perubahan, akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Luar Biasa.
Di mana, rapat akbar akan segera digeber dalam waktu dekat untuk menerima pengunduran diri Teddy Oetomo. Perubahan susunan direksi setelah pengunduran diri Teddy Oetomo tidak menyebabkan perubahan strategi perseroan. ”Melalui empat segmen usaha utama, perseroan akan tetap fokus untuk mencapai keuntungan, dan pertumbuhan secara berkelanjutan,” tutur ut Fika Lutfi, Corporate Secretary Bukalapak.com. Pengunduran diri Teddy Oetomo tidak berdampak buruk terhadap perseroan. Baik dari sisi kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha emiten sebagai perusahaan terbuka. (*)
Berita Domestik
EmitenNews.com – Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih belum optimal. Menurut Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal, pemerintah belum memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Akibatnya, pemanfaatan EBT di Indonesia masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan bauran energi nasional mencapai 19,49% dan optimis akan mencapai 23% pada 2025. “Pemanfaatan EBT masih jauh dibandingkan target, apalagi dibandingkan dengan potensi besar EBT di Indonesia seperti tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan lainnya,” ungkap Faisal Saat dihubungi media Senin (7/10).
Ia menekankan bahwa percepatan pemanfaatan EBT membutuhkan kemauan politik yang kuat serta strategi serius dari pemerintah dan pihak terkait. Faisal juga menyoroti bahwa meski pemanfaatan EBT memerlukan investasi besar di awal, biaya produksi jangka panjang bisa jauh lebih murah. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya insentif investasi untuk membantu menutupi biaya awal yang tinggi. “Dana untuk investasi EBT sebenarnya bisa didapat dari berbagai sumber, jangan hanya mengandalkan APBN,” tambahnya. Faisal menyarankan konsolidasi dana seperti CSR, dana internasional, karbon trading, dan lainnya untuk mendanai proyek-proyek EBT yang membutuhkan investasi besar di tahap awal.
Di sisi lain, Star Energy Geothermal, anak perusahaan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), secara signifikan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya dalam energi hijau. CEO Barito Renewables, Hendra Tan, mengatakan, perseroan akan meningkatkan kapasitas terpasang melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru untuk mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission.
BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN
“Dengan melakukan retrofit dan menambah kapasitas pembangkit yang ada, kami memastikan masa depan yang berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di negara ini,” kata Hendra. Ia menyampaikan, secara total diproyeksikan akan meningkatkan kapasitas terpasang Star Energy Geothermal sebesar 102,6 MW dengan investasi diperkirakan mencapai US$ 346 juta. Adapun langkah dalam meningkatkan kapasitas tersebut yaitu penambahan pembangkit baru seperti ekspansi Salak Unit 7 dengan penambahan 40 MW dan Wayang Windu Unit 3 yang dapat menambah 30 MW.
Kemudian, peningkatan kapasitas di unit yang ada seperti retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 dengan peningkatan 18,4 MW, retrofit Salak Unit 4, 5, dan 6 yang dapat mengalami peningkatan 7,2 MW, retrofit Darajat Unit 3 dengan peningkatan 7 MW. Lalu kolaborasi layanan laboratorium dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, yang berfokus pada pengambilan sampel dan analisis fluida geothermal untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang naik.
Pengembangan proyek-proyek di atas akan meningkatkan kapasitas dari 230,5 MW menjadi 278,9 MW di Wayang Windu, dari 381 MW menjadi 428,2 MW di Salak, dan dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW di Darajat.
Berita Global
Minyak mentah berjangka Brent turun menjadi sekitar $77,7 per barel pada hari Senin, menyusul kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun, karena meningkatnya konflik di Timur Tengah yang terus menimbulkan risiko pasokan. Pekan lalu, Iran melancarkan serangan rudal terhadap Israel, mendorong Israel bersumpah akan melakukan pembalasan dan meningkatkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin menargetkan fasilitas produksi atau rute pasokan minyak Iran. Namun demikian, kekhawatiran ini sedikit berkurang setelah Presiden Biden melarang Israel menyerang industri minyak Iran.
Meredanya kekhawatiran pasokan, kapasitas produksi OPEC yang tersisa, dan stabilitas pasokan minyak mentah global memberikan kepastian. Selain itu, Libya melanjutkan produksi minyak di semua ladang minyak dan terminal ekspor pada minggu lalu, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap pasokan yang cukup. Dari sisi permintaan, tanda-tanda kuatnya perekonomian AS telah mendukung ekspektasi peningkatan permintaan bahan bakar, menyusul laporan ketenagakerjaan yang secara mengejutkan kuat.
3 Saham Bersinyal Fresh Buy
1. ACES (Aspirasi Hidup Indonesia)

ACES (Aspirasi Hidup Indonesia) ditutup menguat +2.33% ke level 880 pada pedagangan Senin (7/10). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham ACES dengan target kenaikan ke level 920-935. Screener Sahamology menunjukkan ACES dengan On The Move, Early Trend Up, Breakout High, and Close High. Batasi risiko jika ACES diperdagangkan dibawah 850.
2. MLIA (Mulia Industrindo)

MLIA (Mulia Industrindo) ditutup menguat +1.18% ke level 344 pada pedagangan Senin (7/10). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham MLIA dengan target kenaikan ke level 360-374. Berdasarkan Arvita, MLIA berada dalam fase sideways down dengan penguatan. Aktifitas market maker netral dengan market interest oversold. Batasi risiko jika MLIA diperdagangkan dibawah 338.
3. INTP (Indocement Tunggal Prakarsa)

INTP (Indocement Tunggal Prakarsa) ditutup menguat +1.83% ke level 6,950 pada pedagangan Senin (7/10). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham INTP dengan target kenaikan ke level 7,250-7,400. Holding Position INTP pada Bulan September 2024 sebesar 21.1% untuk investor lokal dan 78.9% untuk investor asing. Batasi risiko jika INTP diperdagangkan dibawah 6,700.
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable