Cara menjadi ANALIS yang SELALU BENAR
- 14 March 2020
- 0
Analis itu profesi yang prestisius. Kalau jitu banyak yang puji, kalau lagi meleset rusak reputasi.
Ini caranya menjadi analis yang selalu benar.
Seorang pemodal beberapa waktu lalu datang kepada saya. Dia kemudian kepada saya mengenai Bagaimana Cara untuk menjadi Analis yang Selalu Benar:
- Pemodal (P): Pak.. bagaimana sih menjadi analis yang selalu benar?
- Saya (S): Belajar prediksi yang baik pak. Anda minimal harus menguasai teori ini, ini, dan ini, baca buku itu, itu dan itu.
- P: Waduh… teorinya banyak banget.. bukunya bahasa Inggris lagi. Susah pak… kira-kira butuh waktu berapa lama untuk bisa kelas ahli?
- S: Setelah teori anda kuasai, Minimal 3 – 6 bulan lah untuk latihan.
- P: Wah.. sudah susah… lama lagi… apa nggak ada cara yang lebih mudah pak?
Alasan Menjadi Analis yang Selalu Benar
Di dunia yang berbasis selebritis seperti sekarang ini, menjadi terkenal terkadang menjadi tujuan dari beberapa orang. Mencari uang dengan bermodal keterkenalan, itu yang dicari, itu yang ingin dicapai. Nah.. sekarang, karena sekarang kita ngomongnya di dunia pasar modal, maka sebagian orang kemudian merasa bahwa dengan memiliki prediksi yang selalu benar, maka dia akan menjadi terkenal, sehingga dia bisa memperoleh duit dengan gampang. Cerita mengenai W.D. Gann misalnya, seorang trader yang terkenal di tahun 1930 – 1950an, sering kali mengilhami mereka yang berusaha mencapai kesempurnaan dalam prediksi. Padahal, dibalik prestasinya, sebagian dari orang juga mencurigai bahwa dia hanya kaya dari training fee. Maklum, ditahun-tahun tersebut, training fee dari WD Gann sudah mencapai US$2000 per kepala dengan peserta yang selalu ratusan atau bahkan ribuan sekali seminar. Kalau kita bandingkan dengan Burger McD yang ketika itu harganya hanya 15 sen USD, berarti biaya training itu setara dengan 13.333 burger McD. Kalau dhitung dengan Rupiah sekarang, itu 13.333 dikali harga Beef Burger McD yang sebijinya bisa ditebus dengan harga Rp 12.000, itu berarti biaya trailing WD Gann sudah mencapai Rp 159.996.000! Hampir Rp 160 juta per kepala!!! Bagaimana tidak kaya?
Seseorang memiliki kebutuhan untuk menjadi Analis yang Selalu Benar supaya bisa menjadi terkenal, menjadi terkenal berarti bisa menjual kursi seminar atau membership grup WA/Telegram dengan harga yang setinggi langit.
Bagaimana Caranya?
Anyway… Kalau anda adalah orang yang ‘penasaran’ seperti pemodal yang saya ceritakan tadi diatas, yang ingin memiliki analisis yang selalu benar, dan anda tidak ingin mempelajari ilmu prediksi yang terlalu sulit, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan:
Menggunakan Nama Samaran
Sebagian orang memang tidak memiliki rasa percaya diri, sebagian yang lain memang tidak bangga dengan nama pemberian orang tuanya, sebagian memang takut akan konsekuensi dari sebuah pendapat, prediksi, rekomendasi, sebagian yang lain memang hanya pengecut, atau juga penipu. Orang terkadang menggunakan nama palsu untuk melakukan prediksi, sampai orang tahu bahwa sebenarnya dia juga tidak bisa memprediksi. Nanti tinggal ganti nama yang lain, yang lain, dan yang lain lagi. Yang penting, selama menggunakan nama yang saat ini dia pakai, dia juga selalu benar.
Tidak melakukan prediksi, tapi menjadi pihak yang benar ketika ada analis lain yang sedang salah prediksi
Ini pasti terlihat seperti benar. Ketika ada orang salah.. Ikut-ikutan menimpa. Padahal dia juga tidak pernah memprediksi. Pasti terlihat benar.
Memiliki dua pendapat yang berbeda pada saat yang bersamaan
Akibat dari berbagai krisis yang terjadi semenjak Oktober 2019, posisi terakhir IHSG saat ini sedang berada di sekitar level 4900-an dengan low di sekitar level 4650, level yang menjadi skenario terburuk dari target double top saya. Kalau seorang analis memiliki prediksi bahwa IHSG akan ke 4500 DAN IHSG ke 5500 (jadi dua prediksi niy.. naik dan turun). Pasti salah satu akan tercapai. Dia akan menjadi analis yang selalu benar.
2 Cara Lainnya
Memiliki banyak prediksi yang disampaikan ke berbagai kelompok orang yang berbeda
Ini juga selalu benar… at least untuk satu kelompok tertentu. Selama dia bisa mengingat apa yang dikatakan ke kelompok itu, pasti dia bisa ingat, di kelompok mana dia berkata benar, dan berkonsentrasi disitu. Manajemen kebenaran. Itu yang bisa dilakukan.
Hunting in Pack
Pernahkah anda datang ke suatu acara seminar, kemudian anda bertemu dengan teman-teman dari pembicara yang ternyata adalah orang-orang yang memiliki pendapat yang berseberangan dengan pembicara ketika berada dalam suatu kelompok diskusi? Well.. orang bilang serigala itu berburu dalam kelompok (hunting in pack). Kalau ada sekelompok orang yang memiliki pendapat berbeda, sebagian pasti akan menjadi mereka yang benar. Nah.. mereka yang benar ini kemudian membuat seminar. Anda mengikutinya. Mereka serigalanya, anda dombanya. Indah bukan dunia ini?
Kisah sedih ini sebenarnya adalah kisah sedih mengenai dunia persahaman di Indonesia. Orang seakan-akan dibuat terpaku dengan sebuah drama yang bernama Pasar Modal sehingga mereka rela untuk menghalalkan segala cara agar bisa menjadi raja di dunia persilatan itu.
Menjadi ANALIS yang selalu benar adalah ‘PENTING’ bagi sebagian orang karena akan memberikan manfaat ekonomi yang sangat signifikan
Emang.. Penting gitu?
Saya sih… cuman pelaku kecil. Ilmu juga cuman segitu. Prediksi juga masih salah-salah. Porto hanya cukup untuk menyenangkan diri. Tujuan saya hanya sederhana: untung, beli ketika mau naik, jual ketika mau turun (heran… semboyan ini kayanya sudah ditiru dimana-mana ya.. hehehe), dan disiplin. Dapat sedikit ya alhamdulillah, dapet banyak ya alhamdulillah juga. Memberikan yang terbaik untuk sesama, pengabdian yang terbaik, yang tentu saja dilandasi dengan integritas yang tinggi.
Menjadi analis yang selalu benar, tidak penting bagi saya.
So… Anda masih kepingin untuk menjadi analis yang selalu benar? Anda kepingin punya Workshop Saham dengan setiap orang anda ‘hantam’ dengan biaya Rp 160 juta? Atau Grup WA dengan fee puluhan juta per bulan?
Jalan mana yang mau anda pilih? Saya memilih untuk mempelajari jalan trading. Itu merupakan ‘sesuatu’ bagi diri saya.