Asimetris Auto Rejection Bawah (ARB) Menunda Peluruhan Harga Saham
- 13 March 2020
- 0
Mengingat penurunan bursa sedunia ini lebih disebabkan oleh adanya sentimen global impact dari Corona Virus COVID19, maka aturan asimetris ARB ini cukup baik untuk ulur waktu.
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Saat ini menerapkan aturan baru tentang Auto Rejection Bawah atau dikalangan investor dan trader saham lebih banyak menyebutnya dengan istilah ARB . Buah a dari aksi Panic Selling di beberapa saham pada perdagangan Senin 09 Maret 2020 tempo hari . Hal ini membuat IHSG tidak berdaya hingga turun -6.57%. ARB memberikan batasan bahwa dalam 1 hari perdagangan, harga saham tidak boleh turun lebih rendah dari level maksimal yang sudah ditentukan.
Perubahan Batasan Auto Rejection Bawah (ARB) Menjadi Tidak Simetris
Akhirnya diputuskan Harga penawaran jual dan atau permintaan
beli yang dimasukkan ke dalam Jakarta Automated Trading System Next Generation
(JATS NEXT-G) adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga
tertentu.
Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak ole sistem JATS NEXT-G (auto rejection).
Aturan ini memang tidak berumur lama karena otoritas bursa melakukan penyempurnaan tambahan dengan merubah batas bawah menjadi 7%. Klik informasinya di sini
Seperti contoh saham Binakarya Jaya Abadi Tbk. dengan kode saham BIKA ini setelah realisasi keputusan perubahan batas Auto Rejection Bawah
Ketika penutupan saham sebelumnya ditutup di harga 190 dan pada perdagangan hari berikutnya ternyata turun hingga 171 dilv batas antrian bawahnya yaitu turun -10% maka otomatis bursa menutup antrian Offer/Antrian Jual dibawahnya lagi
Tetapi perlu ditekankan bahwa pembatasan penurunan batas bawah 10% ini
ditetapkan dari perhitungan harga Opening saham tersebut bukan dihitung dari
harga Closing/Penutupan hari kemarin
Bila kita perhatikan saham Wijaya Karya Tbk. dengan kode saham WIKA ini setelah diberlakukan keputusan batas Auto Rejection Bawah masih bisa turun lebih dari 10% pada teransaksi tanggal 12/03/2020
Kenapa harga saham WIKA ini bisa turun hingga mencapai 14% ? hal ini bisa terjadi bila pembukaan harga Pre-opening hari berikutnya langsung membuat Gap Down . Kondisi dimana adanya tekanan jual yang lebih besar dibandingan dengan penutupan hari sebelumnya. Harga pembukaannya pada tanggal 12/03/2020 menjadi di level harga 1270 . Pada penutupan 11/03/2020 berada di harga 1400 sehingga penurunannya bisa lebih dari 10%
Aturan Penakut Kata Sebagian Orang, Padahal Justru Melindungi Investor
Mengingat penurunan bursa sedunia ini lebih disebabkan oleh adanya sentimen global impact dari Corona Virus COVID19, maka aturan ini sudah cukup baik. Faktor luar yang tidak dapat dikontrol di dalam negeri perlu upaya pelambatan gerak peluruhan. Bila saja bursa atau pemerintah RI punya kemampuan untuk menyembuhkan semua yang sakit atau memperlambat gerak virus mungkin aturan ini terkesan penakut. Tetap karena faktor ‘UNKNOWN” ini membuat aturan ini punya manfaat besar untuk pasar.
Beberapa pelaku pasar juga mencela kebijakan ini dengan frase “kenapa tidak dilakukan larangan jual dan hanya boleh beli saja di market’. Kami tidak sependapat dengan sindirian ini, karena aturan ini setidaknya memberikan ruang bagi persiapan aturan dan tindakan lain seperti buy back saham. Saat ini beberapa emiten khususnya dari BUMN telah mempersiapkan dana jumbo untuk melakukan pembelian kembali saham. Hal ini guna cegah penurunan harga secara masif dan dijadikan sebagai treasury untuk dapat dijual dikemudian hari saat market berbalik arah.
Saham Pre-Opening Ditiadakan Sehingga Tidak Ada Gap Down
Biasanya jam 08.55 saham saham LQ45 bisa diperdagangkan dengan status ‘pre-opening’ guna membentuk harga awal. Kondisi market yang underpsikologis seperti sekarang membuat beberapa saham dibuka dengan gap down. Bila saham dibuka dengan gap down maka penurunannya dibandingkan harga penutupan kemarin akan lebih dari -7%. Oleh karena itu ini akan membuat candle market lebih rapih dan tidak ada kondisi chaos di awal pembukaan market. Hal ini mulai diberlakukan sejak tanggal 13 Maret 2020 dan sudah mulai nampak ‘rapihnya candle IHSG tanpa gap’
Kenapa tanpa gap : karena harga close kemarin akan menjadi harga open hari ini