Turunnya Sektor FINANCE Terkendali, Issue Market Bergeser dari COVID
- 26 May 2020
- 0
Sektor FINANCE yang biasanya menjadi sasaran empuk outflow mulai ada net buy +16 milyar. Aksi jual asing yang masif mulai mereda
Di penghujung pekan lalu IHSG mendapatkan suntikan dana asing yang sebelumnya jarang mampir ke bursa. THR inflow sebesar +82.80 milyar menjadi penyemangat IHSG sehingga tetap sideways selama 2 pekan. Kondisi ini berbeda dengan pekan sebelumnya dimana dana asing yang keluar rata rata -800 milyar per hari. Sektor FINANCE yang biasanya menjadi sasaran empuk outflow mulai ada net buy +16 milyar. Sedangkan sektor CONSUMER yang menjadi primadona mendekati +97 milyar.
Penurunan Sektor FINANCE Mulai Terkendali
Saham saham perbankan sebagai market mover IHSG yang senantiasa masuk dalam Top 10 Index Mover mulai memantul dari low nya. Dibandingkan dengan COMPOSITE yang turun -15.16% sejak 1 Maret 2020, FINANCE paling terpukul turun -28.50%. Saham saham unggulannya pun merosot tajam. BBCA -23% dan tiga bank BUMN turun minimal -40%. Kekhawatiran akan turunnya performa terkait kenaikan NPL serta issue bank jangkar membuat investor asing cenderung kabur dari sektor ini.
Salah satu tanda bahwa sektor ini menjadi salah satu yang dihindari adalah tingginya OUTFLOW asing sejak bulan Maret 2020 dari saham saham perbankan unggulan. Sejak tanggal 1 Maret hingga 25 Mei 2020, dana asing yang cabut dari sektor ini mencapai -13.95 trilyun. Tertinggi dibandingkan 8 sektor lain di IDX. Secara kumulatif di periode yang sama total net sell asing capai -22.84 trilyun. Ini berarti sektor FINANCE sumbang 61% total dana asing yang keluar.
Bank Besar Yang Jadi Sasaran Jual Asing Mulai Mereda
Bank besar yang masuk dalam kategori BUKU IV menjadi sasaran aksi jual asing sejak bulan Maret. BBRI dan BBCA menjadi yang paling besar catatan outlfow nya. Bank yang fokus ke kelompok UMKM ini tercabut hingga -6.40 trilyun. Sedangkan bank milik kelompok usaha Djarum keluarga Hartono capai -3.65 trilyun. 2 bank lainnya BMRI dan BBNI alami hal yang sama : -1.3 trilyun dan -1.4 trilyun.
Namun pekan lalu pressure jual terhadap saham saham Bank BUMN sudah mulai mereda. 3 saham bank pemerintah mulai ada inflow asing. BBRI terbesar +123 milyar disusul oleh BBNI +30 milyar (kondisi ini terjadi di pasar regular). Hanya saja saham BBCA dan BMRI masih alami net sell hingga -773 milyar dan -122 milyar. Membaiknya sentimen terhadap BBRI dan BBNI tidak terlepas dari telah rilisnya laporan keuangan kuartal pertama. Laba BBRI stabil di 8.16 trilyun sama dengan periode sama tahun 2019. Sedangkan BBNI catatkan kenaikan tipis menjadi 4.25 trilyun, naik dari 4.07 trilyun tahun lalu.
Bank BRI Mulai Keluar dari Jalur Downtrendnya dan Membuat Swing Naik
Masuknya investor membuat BBRI sudah membentuk new low di 2160 dan alami kenaikan 2 hari berturut turut. Kenaikan ini membuat saham bank terbesar di Indonesia keluar dari jalur downtrendnya dan mulai bentuk 1 swing naik.
Saham ini sementara waktu sudah berada diatas support EMA7 mikro 2400 dan telah break area versa 2440. Bila berhasil break area 2560 maka jalur naiknya ke 2740-2915 sebagai target.
Issue Global Bergeser Dari COVID ke Hongkong China
Setelah sepanjang Maret – May 2020 market digerakkan naik turun oleh sentimen COVID19. Maka dipenghujung bulan May ini sentimen penggeraknya akan difokuskan pada hubungan antara China – Amerika. Ditambah dengan bumbu mulai panasnya suhu politik di Hongkong terkait diusulkannya UU baru tentang keamanan negara mantan koloni Inggris ini.
Episentrum COVID kini berpindah ke Amerika Latin khususnya Brazil. Ini akan menjadi headline beberapa surat kabar dunia. Namun sentimen ini dinetralkan oleh pembukaan ekonomi negara negara Eurozone dan Amerika Serikat. Selain itu semakin banyaknya big pharma yang memulai clinical trial untuk vaksin COVID membuat market optimis. Bahkan pagi ini DOW Future sebagai acuan pembukaan pasca libur Memorial Day naik diatas +200 point. Saat ini ada lebih dari 45 clinical trial yang dilakuan untuk vaksin Corona. Novavax menjadi yang terkini laporkan akan mulai melakukan test kepada manusia.
Issue kini akan bergeser ke China – Hongkong. Rencana Amerika akan membatasi bahkan mendelisting perusahaan China yang listing di bursa New York dan NASDAQ dikhawatirkan akan picu ketegangan baru. Walaupun jumlah perusahaannya hanya lebih dari 130 yang sebagian besar adalah tech company namun kurang miliki pengaruh terhadap pergerakan di S&P 500 dan NASDAQ. Yang patut dikhawatirkan adalah bila tindakan ini berubah menjadi perang tarif baru antara China dan Paman Sam yang sepanjang tahun 2019 menjadi momok bursa. Apalagi China dapat menjadikan kartu tarif ini sebagai bagian retaliasi termasuk bila Amerika dan negara barat melakukan intervensi kebijakan politik di Hongkong.
Market Akan Bergantian Sentimen Baik dan Buruk
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sepekan ke depan
- Pergerakan harga minyak dan emas. Bila Amerika dan China tegang maka kemungkinan harga minyak akan turun dan harga emas akan naik. Turunnya harga minyak juga akan pengaruhi harga dan pasokan komoditas seperti batubara : ELSA MEDC PTBA ADRO
- Bila masalah China – Amerika tereskalasi mana safe haven instrumen seperti emas dan USD akan naik : PSAB MDKA ANTM
- Impact dari pembukaan ekonomi Amerika, Europe dan Asia (Jepang dan India) : All Market IHSG
- Pembukaan akses turis di sentral turisme Eropa Italy ( 3 June) dan Spanyol (July) : GIAA GMFI
- Potensi second wave COVID outbreak di negara negara yang telah jalani pelonggaran lockdown : All Market IHSG
- Pembukaan ekonomi di Indonesia : 4 Juni PSBB Jakarta berakhir, 5 Juni aktivitas mal di Jakarta mulai berlanjut : RALS MAPI LPPF ACES
- Sukses trial klinis vaksin COVID : KLBF KAEF INAF
IHSG Berpotensi Mixed Menguat dengan 2 Indikator Cepat Positif
Setelah alami libur beberapa hari, market kembali siap untuk berlaga. Bila mengekor sentimen global maka IHSG hari ini akan potensi mixed menguat. Stochastic sudah alami golden cross sehari jelang libur. Memantul dari level 20 dengan kondisi bull taking over. (28 vs 24). MACD histogram kembali ke positive direction walaupun garis signal dan MACD nya masih berimpitan.
Index akan mencoba kembali posisi untuk kembali berada diatas MA 20 dan EMA7 : 4566 – 4546 sebagai konfirmasi mulai terjadi uptrend. Index akan bergerak dalam rentang 4520 – 4610
Beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk trading cepat hari ini : INTP UNTR TCPI PWON PTBA BBTN LPPF BRIS JSMR BTPS WIKA INCO BBRI BBNI BRPT TPIA dan BMRI
Tone dan Manner Hari Ini : Turunnya Sektor FINANCE Terkendasi, Sentimen Market Bergeser dari COVID
Support – Resisten : 4520 – 4609
******
Aplikasi TETRA SAHAM sudah resmi rilis gantikan aplikasi TETRA X CHANGE yang lama.
Hapus aplikasi yang lama di handphone kamu.Download dan install yang baru untuk hape Android dan iPhone. Khusus untuk Android akan lebih optimal untuk perangkat yang sudah menggunakan version 8.0 ke atas
********
Mau buka rekening super cepat dan bonus akses TETRA SAHAM selama 45 hari ? Simak video berikut ini