bull trap

Kadung beli saham dua hari terakhir kok COVID belum reda dan DOW pun melorot jelang weekend. Jangan jangan kena bull trap neh.

Jangan Kena Jebakan Market Rally Awal Saat Krisis

Dalam dua hari terakhir IHSG mengalami rally yang cukup besar. Hari Kamis lompat +10.2% dan hari Jumat +4.8%. Banyak orang bertanya tanya “Apakah saya sudah ketinggalan borong harga murah saham?”. Banyak yang kontak menanyakan apakah Bad Times sudah selesai dan sekarang adalah masa masa yang normal. Periode seperti ini memang banyak membuat orang bimbang. Si Pesimis bilang  “ini belum berakhir”. Si Optimis bilang “market sudah mencapai bottomnya”. Si Realistis akan bilang “kita harus menunggu konfirmasi, jangan jangan ini adalah bull trap”

Nah karena dalam kondisi seperti ini kita tidak boleh terlalu ambisius dan terlalu abai terhadap pergerakan harga ada baiknya kita lakukan assessment secara teknikal. Ini penting untuk punya alasan logis apakah market betul betul sudah mencapai bottom atau masih ada potensi untuk lanjutkan downtrend. Artinya kenaikan kemarin adalah sebuah jebakan atau lebih dikenal dengan nama BULL TRAP.

Bull trap adalah kondisi rally temporer yang terjadi saat market sedang alami kondisi bearish. Pelaku pasar kemudian menganggap market sudah menjadi normal dan kemudian berbalik arah untuk lanjutkan downtrend.   Dalam kondisi biasa mungkin kita mengenal istilah Dead Cat Bounce atau Catching  Falling Knife. Namun dalam kondisi ini Beebo prefer gunakan istilah bull trap.

Apa Itu Bear vs Bull Market ?

Supaya dapat persepsi yang sama mari kita definisikan dulu apa itu kondisi BEAR dan BULL

Sebuah market disebut sedang alami BEARISH apabila index atau harga sudah terkoreksi lebih dari -20% level tertingginya selama 1 tahun.

IHSG level tertinggi selama 1 tahun terjadi pada tanggal 22 Juli 2019  di level 6468. Artinya saat market turun di bawah level 5175 disebut sebagai titik awal BEAR MARKET. Market terkonfirmasi BEAR pada tanggal 11 Maret 2020 saat tutup di level 5112.

IHSG Bull Trap Skenario

Bila BEARISH turun -20% maka BULL dikonfirmasi bila market telah alami kenaikan +20% dari level terendahnya selama 1 tahun.  Kaum optimis banyak berharap bahwa IHSG telah mencapai bottomnya saat sentuh level 3911 pada tanggal 24 Maret 2020.  Nah threshold untuk menyatakan ini bisa sebagai bottom dan bull  mulai muncul apabila index sudah bergerak diatas level 4693

Apakah Kenaikan 2 Hari Adalah Bull Trap ?

Bila mengacu kepada aturan bull dan bear maka bisa saja kenaikan dua hari terakhir ini punya potensi bull trap.

Kenapa ?

Karena index belum pernah berada di level + 20% dari low 3911. Bahkan terlihat index gagal breakout level 4693 di perdagangan hari Jumat. Gagalnya index break 4693 ini tandakan IHSG masih dalam nuansa BEAR dan bukan BULL.

Apakah kondisi ini sama dengan periode 28 Feb – 5 Maret saat IHSG alami dead cat bounce setelah sentuh level 5288 ?

Berbeda dengan beberapa pertimbangan

  1. Market saat itu belum alami BEAR alias belum turun ke level -20% dari level tertinggi 1 tahun
  2. Harga masih jauh dari level  6345 sebagai konfirmasi dari BULL nya, market hanya capai level 5715 lalu kemudian turun dan break low 5288 hingga level 3911. Market hanya naik +8% dari level low nya saat itu.

Karena kondisi ini kenaikan kemarin lebih tepat disebut sebagai Potensi BULL TRAP ketimbang dead cat bounce atau catching falling knife biasa.

Bagaimana Antisipasinya Bila Ini Adalah Bull Trap ?

OK sebaiknya kita melihat 2 analisis ya. Kondisi Baik dan Kondisi Buruk

Kondisi Baik

Market sudah mencapai bottom di 3911. Optimisme tinggi dan bergerak di atas titik bullish 4693. Maka market akan berusaha untuk mencapai target penguatan 5175 sebagai target recoverynya.

Bila harga bergerak diatas 4693 maka jadikan titik awal bullish itu sebagai support untuk trailingnya.

Kondisi Buruk

Market gagal untuk bergerak diatas 4693 untuk memulai skenario bullishnya.

Bursa akan terkonsolidasi di area 3911 – 4693. Selama bergerak di level tersebut harusnya masih aman.  Baru akan jadi masalah bila index break low dan membentuk lembah baru dibawah 3911. Artinya kembali lanjutkan bearish skenario

Kalau udah kadung beli saham gimana dong ? Ada Tips ?

Nah sekarang mau kasih skenario buat yang sudah terlanjur beli saham ya

Kita kasih contoh yang sudah membeli saham INKP aja dan nanti bisa diterapkan di saham saham lain ya.

High tertinggi INKP sebelum krisis terjadi tanggal 13 November 2019 di 8575

Konfirmasi alami Bear saat harga bergerak dibawah level 6860 yang terjadi tanggal 31 Januari 2020

Sudah melakukan pembelian INKP seharga Rp 3300 pada tanggal 26 Maret 2020

inkp bull trap
Skenario INKP Bull Trap

Harus bagaimana ?

  1. Bila kita optimis bahwa INKP sudah mencapai level bottom pada tanggal 24 Maret 2020 di level harga 3020 maka kondisi INKP yang close 4170 pada tanggal 27 Maret 2020 sudah bisa dibilang alami bullish. Karena harga penutupan sudah naik +38% yang lampaui treshold  20% dari level terendah 3020.
  2. Dalam kondisi ini target penguatan terdekat INKP adalah fibo 50 dari swing turun 6650-3020 atau di harga 4835 (kondisi terbaik)
  3. Namun bila harga berbalik arah dan Senin alami koreksi maka jadikan level 3620 sebagai trailing stop nya untuk proteksi profit.  (kondisi buruk tapi masih cuan)
  4. Jadi masih ada cuan 3620 – 3300 atau 320 per lembarnya. Lumayan kan 9.7%.
  5. Jangan tunggu harga turun sampai di bawah 3300 (break even)  atau membentuk low baru dibawah 3020 artinya BEARISH berlanjut.
  6. Segera ketahui 4 titik penting : harga beli, target jual bila harga bergerak naik, target jual trailing stop dan target jual BEP
  7. Nah lakukan hal sama ke saham saham lain yang dimiliki sehingga tidak terjebak oleh kondisi bull trap.


Semoga info ini dapat membantu buat semua yang kebetulan sudah melakukan pembelian dalam 2 hari terakhir dan degdegan weekend ini melihat COVID sudah lampaui 1000 di Indonesia. Apalagi pas check Dow Jones kok hari Jumat ditutup merah -900 point.

Pasti kepikiran “jangan jangan kena bull trap deh”