Dalam memasuki dunia pasar modal khususnya saham, tentunya banyak orang berusaha mencari saham dari suatu perusahaan yang tergolong murah dan dapat memberikan capital gain yang banyak ketika diinvestasikan. Akan tetapi tidak semua orang mengetahui bagaimana cara untuk mencari perusahaan yang memiliki harga saham rendah dan menarik. Banyak orang yang menginvestasikan uangnya ke saham dari perusahaan yang sedang primadona pada saat itu. Tentu dengan cara itu, capital gain yang didapatkan bisa banyak. Tetapi apakah dengan cara itu selalu memberikan cuan yang pasti?

Tentu tidak, dalam pasar modal khususnya instrumen saham, pergerakan harga selalu mengalami fluktuasi. Saking seringnya fluktuasi membuat orang memunculkan sifat greedy akan potensi untung yang ingin didapatkannya. Dan dari sebab itu, penulis sebenarnya ingin membantu investor khususnya pemula dalam dunia saham untuk mendapatkan saham yang memiliki valuasi murah serta memiliki prospek yang menarik kedepannya.

Cara mencari saham yang memiliki prospek bagus dengan valuasi murah

Mengamati makro ekonomi global

Tentunya dalam dunia investasi banyak faktor yang diperhatikan. Salah satunya yaitu dengan membaca berita dan mengamati ekonomi global. Ekonomi global ini sangat memengeruhi dunia investasi khususnya dalam instrumen saham. Sebagai contoh yaitu:

  1. Dengan kenaikan suku bunga acuan dari kebijakan bank central dapat membuat banyak investor menarik uangnya dari pasar saham untuk diinvestasikan ke instrumen lain.
  2. Kenaikan atau penurunan harga dari suatu komoditas tentunya akan memengaruhi pendapatan suatu perusahaan tersebut kedepannya.
  3. Terjadinya peristiwa atau kejadian penting yang memengaruhi manajemen ataupun kegiatan operasional perusahaan

Melihat tren yang sedang terjadi pada saat itu

Setiap tahun pasti dalam pasar modal khususnya saham memiliki sebuah sektor yang memiliki potensi kenaikan yang banyak. Hal tersebut sangat ditentukan oleh banyak faktor, misalnya pada periode 2022 tren yang menjadi primadona yaitu sektor energi; pada 2020 yang menjadi primadona yaitu pada sektor kesehatan. Penting bagi pelaku pasar modal untuk mengetahui tren apa yang sedang terjadi pada pasar modal sehingga tidak kehilangan momentum untuk menginvestasikan dana nya pada pasar modal. Sebagai contoh yaitu pada awal tahun 2023 ini, kecenderungan market berfokus pada harga komoditas emas yang mengalami kenaikan.

Melakukan analisa valuasi perusahaan

Untuk lebih tepat memilih perusahaan manakah yang masih memiliki valuasi tergolong murah dan cocok diinvestasikan, investor dapat terlebih dahulu menghitung terlebih dahulu beberapa indikator dari valuasi yaitu:

Aspek Kualitatif

  • GCG (Good Corporate Governance) Perusahaan

Good Corporate Governance (GCG) merupakan tata cara mengelola untuk membangun perusahaan yang sehat. Penerapan GCG ini merupakan jaminan kepada investor dimana GCG ini mengandung 5 unsur penting yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independens, kewajaran dan kesetaraan. Berdasarkan asas tersebut, investor dapat dengan gampang berinvestasi hanya mencari perusahaan yang telah menerapkan GCG

  • Track Record Management

Historis keputusan manajemen dalam suatu perusahaan juga merupakan poin penting dalam berinvestasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam periode manajemen tersebut, apakah keputusan-keputusan yang diambil dapat membuat perusahaan semakin berkembang dan menghasilkan laba yang meningkat.

Aspek Kuantitatif

Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini memiliki fungsi untuk mengukur murah atau mahalnya suatu saham jika dibandingkan antara harga saham dengan keuntungan dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki hasil rasio yang rendah dianggap semakin bagus. Menurut Lo Kheng Hong, sangat disarankan untuk membeli saham yang memiliki rasio PER nya dibawah 10x.

Baca Juga: Perbedaan Manajer Investasi dengan Penasehat Investasi

Sebagai contoh

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menghasilkan laba bersih sebesar 20,8 Triliun rupiah dan memiliki 99,06 miliar lembar saham. Saat ini, TLKM berada di harga Rp. 3920 per lembar saham. Dari data tersebut dapat dihitung PER yaitu

  • Earning Per Share (EPS) = 20.8 Triliun / 99,06 miliar lembar saham = 210 per lembar saham
  • Price Earning Ratio (PER) = 3920 per lembar saham / 210 per lembar saham = 18.67 kali
Price to Book Value (PBV)

Rasio Price to Book Value merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku. Semakin rendah rasio PBV maka saham tersebut tergolong murah, dan juga sebaliknya.

Baca juga: Contekan Sahamology Edisi 7 Februari 2023

Sebagai contoh :

MNC Land Tbk (KPIG) mempunyai sebanyak 88,68 miliar lembar saham dengan nilai ekuitas sebesar 25,13 Triliun rupiah. Pada saat ini, MNC Land Tbk berada di harga Rp. 74 per lembar saham. Dari data tersebut dapat menghitung PBV yaitu

  • Nilai Buku per Lembar Saham (BVPS) = 25,13 Triliun / 88,68 miliar lembar saham = 283,37 per lembar saham
  • Price to Book Value (PBV) = 74 rupiah per lembar saham / 283,37 per lembar saham = 0.2611
Debt Equity Ratio (DER)

Rasio ini berguna untuk mengukur seberapa besar total hutang yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan dengan total modal/ ekuitas yang dimiliki. Semakin tinggi rasionya maka jumlah hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar dibandingkan dengan modalnya. Sebagai pelaku pasar, rasio ini harus menjadi perhatian utama karena dapat menentukan apakah perusahaan masih memiliki kemampuan untuk melunasi hutang di masa depan.

Contoh :

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada laporan keuangannya diketahui memiliki total liabilities/ hutang sebesar 14,51 Triliun dan total ekuitas/modal sebesar 5,73 Triliun. Adapun nilai DER sebagai berikut:

Debt Equity Ratio = 14,51 Triliun / 5,73 Triliun x 100% = 253,21%