saham bank murah

Koreksi Jumat membuat saham saham bank besar menjadi semakin murah valuasinya. Ini kah saatnya untuk mencicil ?

Masih Ada 3 Sektor yang Trendnya Naik

IHSG kembali dihantam oleh aksi jual asing lebih dari -1 trilyun yang membuat market terkoreksi nyaris dekati -100 di perdagangan hari Jumat. Saham perbankan dan property yang menjadi sasaran koreksi. Dua sektor ini turun -3.6% dan -3.4%. Koreksi kemarin membuat saham saham bank besar menjadi semakin murah valuasinya. Ini kah saatnya untuk mencicil ?

Asing Jual Bank Hingga -826 milyar. Khawatir LK or Resiko Sistemik COVID ?

Salah satu penyebab rontoknya bursa di hari Jumat adalah kuatnya pressure jual asing di saham bank bank utama seperti BBCA dan BBRI. Total value dana asing yang dilepas dari sektor ini capai -826 milyar. Di pasar regular sendiri BBCA diguyur outflow -381 milyar dan BBRI -344 milyar. Selain itu bank bank lain juga alami kondisi yang sama namun dalam jumlah yang lebih kecil : BMRI -59 milyar, BBTN -17 milyar dan BBNI -11 milyar.

Kondisi ini membuat terjadi penurunan yang signifikan dari saham bank tersebut. BBCA turn -3.9%, BBRI -6.07%, BMRI -4.88% dan BBNI -5.47%. Bahkan dari Top 10 index mover hanya sisakan UNVR TPIA dan TLKM yang tidak alami koreksi. Hal ini buktikan bahwa penurunan hari Jumat memang tidak terjadi accross sektor. Lebih banyak disebabkan karena koreksi saham perbankan serta anjloknya saham saham pengembang perumahan seperti POLL PWON BSDE dan CTRA.

Saham Bank Makin Murah Valuasinya, Beli Sekarang atau Tunggu Koreksi Lanjutan ?

Turunnya harga harga saham bank membuat kondisi valuasi saham saham bank menjadi lebih murah. Bahkan bila dibandingkan dengan dua tahun lalu saat ini sudah di level valuasi yang murah . Kita cek dari graphic ini dan data yang direpresentasikan di tabel bagian bawah

PER PBV Chart BBRI
PER PBV BBCA
EmitenClosing JumatYTD KoreksiPERPBV
BBCA24600-26.4%21.23x3.48x
BBRI2630-40.23%9.43x1.57x
BMRI4280-44.23%7.27x0.98x
BBNI3800-51.59%4.61x0.58x
BBTN830-60.85%41.5x0.37x
BNGA630-34.72%4.34x0.37x
Tabel Koreksi YTD Bank Besar Emiten Bursa

Salah satu sebab yang menjadi alasan saham saham perbankan terkoreksi dan dilepas oleh asing adalah kekhawatiran terhadap performansi tahun ini yang akan didera pertumbuhan NPL. Naiknya potensi kredit macet akan membuat laba bank tergerus karena harus mencadangkan sejumlah dana untuk hapus bukukan kredit macet tak tertagih. Selain itu potensinya banknya debitur yang akan lakukan restrukturisasi utang sedikit banyak akan

Comparison COMPOSITE vs FINANCE vs BIG BANKS

Sebagai gambaran di Amerika sendiri bank bank besar seperti JP Morgan, Citigroup dan Bank of Amerika tergerus earningnya hingga -46% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Hal ini juga akan terjadi di bank bank besar Indonesia saat rilis laporan keuangan  Q1-2020.  Memburuknya LK bank kemungkinan akan terjadi hingga Q2-2020 dan baru akan ada perbaikan di Q3 dan Q4 setelah ekonomi mulai berjalan normal kembali.

Mergernya BEKS ke BJBR Jadi Pertanda Banyak Bank Kecil Bermasalah ?

Salah satu penyebab asing masih alergi terhadap saham bank walaupun valuasinya sudah menarik adalah ada potensi banyak bank bank kecil yang bermasalah.

BEKS (Bank Banten) yang sudah alami kondisi rugi dalam beberapa tahun terakhir alami gagal bayar tangal 17 April 2020.  Kondisi ini paksa terjadinya konsolidasi perbankan. BEKS akan merger dengan BJBR sesuai dengan LOI yang ditandatangani antara Gub Banten Wahidin Halim dan Gub Jabar Ridwan Kamil.

Konsolidasi perbankan di era krisis ini sangat dimungkinkan untuk penyelamatan sistem keuangan sehingga tidak terjadi resiko sistemik. Apalagi dalam hearing antara DPR dan OJK disinyalir ada 4 bank yang saat ini 4 bank yang masuk dalam kategori Bank Dalam Pengawasan Intensif dari otoritas. Walaupun hal itu tidak dibenarkan oleh OJK, namun preseden merger nya BEKS ke BJBR dapat menjadi preseden tersebut.

Apalagi dalam amanat Perppu 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan COVID19, OJK diberikan perluasan kewenangan untuk dapat memberi perintah konsolidasi baik penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi dan atau konversi terhadap lembaga jasa keuangan.

Hal ini mungkin yang menjadi kekhawatiran banyak investor bank besar bila pihak OJK melakukan intervensi dilakukannya konsolidasi bank kecil bermasalah ke bank besar yang lbeih sehat. Hal ini jelas akan menambah PR bank bank besar yang sudah punya agenda untuk memperbaiki posisi keuangannya, bisa bertambah karena harus menampung bank bermasalah. Mirip BJBR yang punya laba 1.5 trilyun ‘menyapih’ BEKS yang merugi 154 milyar di tahun 2019.

Market Jadi Lebih Sensitif Terhadap Berita dan Sentimen

Kini market global jadi lebih sensitif terhadap berita dan sentimen di luar laporan keuangan emiten yang sedang dirilis. Setelah sentimen jumlah kasus COVID, stimulus dan pengangguran (jobless claim)  kini sentimen bergeser ke tiga hal baru : Minyak, Vaksin/Obat dan Pembukaan Ekonomi.

Turunnya harga minyak ke zona negatif pekan lalu dan harapan akan obat Remdesivir menjadi 2 hal yang paling banyak membuat index naik dan terkoreksi. Awalnya ada optimisme terhadap obat racikan Gilead, alih alih ternyata berita tersebut belum konklusif sehingga menjadi faktor yang menekan pasar. Pulihnya harga minyak untuk kontrak Juni masih menjadi amatan, namun sampai saat in harga WTI masih di level USD 16.61 per barrel dan belum capai level threshold USD 20.

Salah satu harapan yang bisa menjadi sentimen positif adalah  pembukaan aktivitas ekonomi terbatas di Amerika dan Eropa. New York sudah mulai berencana untuk buka aktivitas ekonomi di sektor konstruksi dan manufaktur pada fase 1. Kemudian pada fase 2 akan dibuat aturan mengenai social distancing dan penggunaan alat proteksi diri untuk pencegahan. Vietnam sudah mulai jalani aktivitas normal. Sedangkan Italy mulai akan berlakukan new normal activity 4 Mei 2020.  Prospek ini diharapkan bisa gerakkan kembali ekonomi setelah nyaris 2 bulan dalam kondisi hibernasi.

IHSG Masih Dalam Rentang Konsolidasinya

Drop nya IHSG di hari Jumat sebenarnya masih dalam batas yang wajar. Hal ini dikarenakan walaupun turun -2.12% ke level 4496 namun tidak membuatnya keluar dari area/rentang konsolidasi. Karena sudah 12 sesi bursa (6 candle) selalu berada dalam rentang penutupan di 4480 – 4637. Hal ini yang membuat dalam jangka pendek IHSG masih sideways down, baru akan berubah menjadi downtrend apabila index break area 4480-4441 supportnya.

Secara trend sektoral masih ada 3 sektor yang menjanjikan : BASIC-IND (uptrend), CONSUMER (sideways up) dan INFRASTRUCTURE (sideways up). ISSI (gabungan saham saham syariah) juga masih sideways up karena ditopang oleh tiga sektor ini minus FINANCE yang downtrend.

Beberapa saham yang bisa diperhatikan untuk fast trading hari ini : UNTR TOWR ANTM BRPT TBIG SCMA PGAS MEDC KLBF INDF UNVR TCPI

Secara stochastic dan MACD histogram yang jadi indikator cepat belum ada hal positif. So kita harus waspada dan lebih berhati hati.

Tone dan Manner Hari Ini : Turun Lebih Dari -50%, Saham Bank Makin Murah Valuasinya. Beli Atau Jangan?

Support – Resisten  : 4365 – 4660

******

Kenapa investor asing cabut dari Indonesia ? Benarkah PER masih tinggi sehingga asimg masih enggan masuk ?

Apa impact dari kisruh oil terhadap market ?

Berapa target turun IHSG ? Skenario terburuk apa yang akan terjadi ?

Simak diskusi dan paparan bersama Mr Edhi Pranasidhi “PROSPEK SAHAM INDONESIA PASCA CORONA”