Outflow Asing Dari IDX Di Atas 1.24 Trilyun, Index Jadi Gamang
- 22 June 2020
- 0
Total dana asing yang keluar sepekan capai -2.81 trilyun. Hal ini membuat total outflow asing selama bulan Juni mencapai -1.24 trilyun
IHSG sepanjang sepekan lalu alami kondisi kegalauan yang akut sehingga candlenya hanya bergerak naik turun inside bar 4821 – 4990. Hal ini lanjutkan trend yang sudah terjadi selama 3 pekan dimana index cenderung sideways. Bila dilihat dari trend pergerakan candle memang ada pola index yang sedikit tertahan untuk membentuk lower low nya. Index harus terkonfirmasi turun lebih rendah dari 4712 untuk merubah trend menjadi Downtrend atau breakout 5019 untuk kembali minor Uptrend. Bagaimana arah pergerakan IHSG pekan ini ? Apakah asing masih akan lanjutkan outflow nya seperti pekan lalu ?
Pekan lalu tekanan jual asing terhadap saham saham unggulan masih terus terjadi. Total dana asing yang keluar sepekan capai -2.81 trilyun. Hal ini membuat total outflow asing selama bulan Juni mencapai -1.24 trilyun. Sektor INFRA menjadi yang paling kuat tekanan jualnya hingga capai -2.28 trilyun. Sektor FINANCE masih ada injeksi dana asing masuk hingga +1.94 trilyun di periode yang sama.
Ganti Direksi dan Bagi Dividen, Tapi Saham TLKM Tetap Di Lego Asing
Saham TLKM menjadi yang paling kuat tekanan jualnya hingga -1.86 trilyun di pasar regular sepanjang Juni. Bahkan para saat pengumuman struktur direksi baru dan pembagian dividen, investor asing masih cenderung lakukan outflow. Bahkan dengan besaran payout ratio 81.78% yang setara dengan Rp 154 per saham masih belum cukup menarik bagi investor. Bila di harga penutupan Rp 3280 maka yield dividennya hanya 4.69%. Dividen TLKM sebenarnya bisa lebih besar andaikan impairment kerugian investasi di TELE yang lebih dari 1,17 trilyun tidak terjadi. Apalagi terdengar kabar bahwa TELE kembali gagal melaksanakan komitmen pembayaran pokok dan bunga obligasinya yang sedianya akan dibayarkan hari ini.
Bila saham TLKM gagal untuk breakout level resisten dalam 2-3 hari ke depan dengan sentimen dividen ini maka akan lanjutkan fase sideways panjangnya sejak bulan April 2020 yang hanya bergerak di level 2900 – 3400 saja. Untuk investor diharapkan tidak memiliki ekspektasi tinggi dulu terhadap saham ini. Untuk trader bisa bertransaksi buy low sell high di rentang 2900 – 3400.
Harga Minyak Naik 7 Pekan Berturut Dekati USD 40 per barrel, Sentimen Bagus Untuk ELSA dan MEDC
Naiknya harga minyak yang dekati level USD 40 dollar per barrel dipicu oleh optimisme adanya compliance terhadap pemangkasan supply oleh OPEC+ Rusia. Sepanjang sepekan lalu harga WTI telah naik +2% dan menjadi kenaikan panjang selama 7 pekan tanpa henti. Komitmen dari Iran dan Kazakhtan untuk ikut aturan pemangkasan supply membuat market relatif bisa kontrol harga. Apalagi ditengah kekhawatiran masih adanya potensi penurunan demand melihat di beberapa negara bagian Amerika terjadi lonjakan kasus baru COVID19.
Naiknya harga minyak ini punya impact kepada saham saham yang punya korelasi positif seperti ELSA dan MEDC.
Walaupun harga masih terkonsolidasi tapi saham ELSA sudah punya dua support teknikal di EMA7 dan MA20 nya. Selama harga masih berada di atas level tersebut cukup baik untuk buy and hold. Bila harga break 244 maka potensi penguatan ke arah target 266 – 280. Jadikan EMA7 sebagai trailing stop dinamis untuk proteksi profitnya
MEDC masih gagal untuk bertahan diatas level support EMA7 dan MA20 yang saat ini masih menjadi resistennya. Akan lebih baik untuk membeli saha ini bila sudah breakout level 484-490 saja karena itu menjadi area minor resisten (blok konsolidasi) dan resisten horizontalnya. Target penguatan setelah break 490 adalah ke 525-540. Stop Loss di 484.
Selain saham MINING, saham saham AGRI seperti LSIP SIMP SSMS dan AALI bisa menjadi perhatian untuk hari ini karena harga CPO berkecenderungan untuk naik. Selain itu perhatikan saham saham terkait coal yang terimbas sentimen demand China yang mulai muncul seiring dengan aktifnya kembali kegiatan manufaktur. Saham PTBA dan ITMG yang terkoreksi saat ex-date bisa tetap diperhatikan disamping ADRO INDY.
Market Pantau Kasus COVID Baru di Amerika, Jawa Timur Menjadi Episenter COVID Indonesia
Hari ini IHSG diperkirakan masih akan mixed terkonsolidasi. Belum ada sentimen positif yang mampu membuat index bergerak cepat ke arah Utara. Market global masih terus memonitor perkembangan terakhir penambahan kasus COVID di Amerika. Lonjakan kasus baru lebih dari 30ribu alam 2 hari terjadi kembali. Apalagi kasus di negara bagian besar seperti Texas, California dan Florida diharapkan tak ganggu aktivitas pembukaan ekonomi.
Di Indonesia kasus COVID telah bergeser dari Jakarta ke Jawa Timur sebagai episenternya dengan jumlah active case 6089. Jakarta yang menjadi episenter awal saat ini hanya tercatat ada 4423 kasus aktif. Ada potensi Surabaya akan kembali melakukan PSBB untuk cegah penularan lebih banyak. Disamping perlu penegakan disiplin di DKI setelah new normal diberlakukan seperti kegiatan CFD dan aktivitas ekonomi di pusat perbelanjaan. Guna hindari kasus seperti di Amerika terjadi kembali.
Secara teknikal IHSG candlenya sudah kembali berada diatas level EMA7 nya. Namun bentukan candle dengan shadow/buntut atas tandakan masih ada tekanan jual. Apalagi asing catatkan net sell -661 milyar di perdagangan hari Jumat. Hal ini membuat stoch mulai berbalik arah dengan bear yang taking over. MACD histogram juga ke arah negatif sehingga perlu extra waspada.
Top Pick Sektoral : MINING AGRI FINANCE MISC-IND
Beberapa saham yang bisa diperhatikan untuk trading cepat hari ini antara lain : KRAS TCPI AKRA ISAT BBRI BRPT BTPS INKP MNCN JPFA JSMR ASII
Tone dan Manner Hari Ini : Asing Outflow Dana Hingga 1,24 Trilyun Bulan Ini Bawa IHSG Galau Tiga Pekan
Support – Resisten : 4880 – 4980
Info Mini Class SAHAMOLOGY
Telah dibuka tiga kelas bundling untuk mereka yang hendak develop skill dan knowledge trading dan investasi saham
Kelas Investing, Swing Trading dan Intraday Trading akan dimulai bulan Juli 2020.
Langsung book kelas kelasnya di LOKETCOM pada alamat http://loket.com/o/sahamology