Kekhawatiran akan buruknya data PDB kuartal II membuat investor asing ambil posisi aman dengan jual dulu saham unggulan hingga 1,4 trilyun

Berbeda dengan kondisi di regional dan global, IHSG alami penurunan terdalam sehari sejak periode Maret 2020. Kemarin index terkoreksi hingga -2,78% atau turun -143 point. Bahkan IHSG sempat jatuh di bawah level 5000 ke 4928 dan nyaris trigger trading halt di sesi pertama. Semua sektor alami koreksi tanpa terkecuali dengan bank bank besar memimpin aksi net sell asing. Bisakah hari ini index ada perlawanan mengekor sentimen global yang mulai pulih ? Atau tetap tertekan menunggu kepastian data PDB yang akan rilis besok ?

Ketakutan PDB Anjlok dan Resesi Dorong Asing Buang Barang (Dulu)

Dalam perdagangan kemarin sektor MISC-IND, PROPERTY dan INFRASTRUCTURE pimpin koreksi dengan turun lebih dari -3,5%. Ada lebih dari 104 saham yang turun dekati level ARB -7% khususnya saham saham lapis kedua dan ketiga. Secara total cuma ada 54 saham yang alami kenaikan sedangkan 401 saham lain alami koreksi. Jumlah dana asing yang keluar capai level -1,44 trilyun di pasar regular. Bila ditambahkan dengan 43,4 milyar lainnya dari pasar negosiasi maka totalnya capai 1,48 trilyun. 2 emiten BUMN menjadi yang paling besar net sell nya : BBRI hingga –593 milyar dan TLKM -268 milyar. Sedangkan ASII dan BBCA terjadi outflow hingga -141 miyar dan -80 milyar. Keluarnya asing secara besar besaran ini mentrigger tingginya koreksi. BBRI terpangkas -5,3%, TLKM -4,26% dan ASII -5,24%. Cuma BBCA yang sedikit bertahan hanya turun -1,76% kemarin

Detail Market Summary Senin 3 Agustus 2020

Juli Terjadi Deflasi -0,1%, Buka Peluang BI Intervensi Turunkan Suku Bunga Acuan Lagi ?

Terkoreksinya IHSG tidak terlepas dari kekhawatiran investor terhadap 2 hal : rilis data PDB hari Rabu dan kekhawatiran terhadap potensi PSBB kembali di beberapa wilayah karena masih tingginya COVID di Indonesia. Berkaca pada penanganan COVID di Filipina yang kemungkinan akan terapkan lockdown kembali membuat investor asing sedikit cemas. Terlebih lagi ekspektasi terjadinya kontraksi ekonomi di kuartal II di kisaran -4,3% hingga -6% menambah beban baru untuk recovery economy. Tak heran bila sektor MISC-IND menjadi yang paling terhantam kemarin. Hanya sektor CONSUMER dan saham berbasis Komoditas yang penurunannya kurang dari -3%.

Data terbaru yang terjadi terkait Deflasi -0,1% di bulan Juli 2020 juga menjadi issue baru. Turunnya harga harga produk konsumsi dikhawatirkan akan memperlambat recovery sektor riil berbasis konsumsi. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa sebagian besar konsumen kurangi konsumsi (atau dana bantuan tidak mengalir ke bawah untuk mendorong pola konsumsi masyarakat bawah). Apalagi tiga kelompok penyumbang deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dimana yang biasanya cukup defensif. Padahal dengan program progam bantuan sosial diharapkan bisa dorong level konsumsi masyarakat bawah tadi.

Tingkat inflasi YoY di bulan Juli turun dari 1,96% menjadi 1,54% akan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan. Level 7DRR saat ini 4% sedangkan target inflasi 3%+/-1% artinya masih ada gap 25-50 bps intervensi penurunan suku bunga. Namun perlu dicatat penurunan ini jangan sampai membuat level rupiah terkoreksi yang saat ini bergerak di level 14500 – 14800.

Wall Street Rally Dipicu Oleh Performa Apple dan Rencana Microsoft Beli TIKTOK

3 index utama di Wall Street alami kenaikan dipicu oleh rally nya saham saham teknologi. Setelah Apple catatkan EPS USD 2,58 yang lebih baik dari ekspektasi analis USD 2,04, dorong sahamnya naik pekan lalu hingga +10%. Kini giliran Microsoft yang menjadi media darling terkait rencana akuisisi TIKTOK yang akan dibanned oleh Presiden Trump.

Gedung Putih ancam akan memblokir TIKTOK bila hingga 15 September belum terjadi deal antara perusahaan milik Bill Gates dengan BYTEDANCE dari China. Perusahaan teknologi private yang tahun 2020 menjadi salah satu apps sosial media yang paling banyak didownload sejagad ini punya valuasi sekitar USD 50 milyar. Sepanjang 2019 lalu lebih dari 780 juta apps sudah didownload melalui AppStore dan Playstore. India, Amerika, Turki dan Russia menjadi 4 negara yang paling banyak menggunakan TikTok disamping China yang merupakan asal aplikasi ini (Douyin). Microsoft rencananya akan mengakuisisi operasi di US, Canada, Australia dan New Zealand, namun sepertinya pemerintah Amerika lebih prefer untuk akusisi secara total.

Akuisisi ini akan menjadi akuisisi terbesar Microsoft setelah pembelian LINKEDIN USD 27 milyar di tahun 2016. Bila BYTEDANCE divaluasi USD 50-80 milyar bagaimana Bill Gates akan membelinya ? Jumlah posisi cash perusahaan Seattle yang membuat operating sistem WINDOWS, tools productivity MSOFFICE dan game XBOX ada sebanyak USD 136 milyar. Harusnya cukup untuk membiayai salah satu apps sosial media yang punya engagement rate lebih baik ketimbang Instagram dan Twitter. Saham Microsoft semalam naik +5,2% dan berimbas pada saham saham teknologi lain di MAGA (MS, Apple, Google, Amazon). NASDAQ naik +1,5% dan kembali sentuh all time highnya di 10,902.

Data lain yang support kenaikan di S&P +0,7% dan DJIA +0,9% adalah terkait harga minyak dan aktivitas industri yang alami ekspansi. Hal lain yang ditunggu oleh Wall Street pekan ini adalah program stimulus baru HEAL ACT yang masih jadi perdebatan antara legislator Democrat dan Republic.

Market Akan Alami Konsolidasi Yang Panjang Di Bulan Agustus Ini, Tergantung Data PDB

Koreksi IHSG kemarin dan membentuk long black candle akan menjadi sebuah tanda konsolidasi yang cukup panjang minimal lebih dari sepekan. Penurunan kemarin membuat index breakdown beberapa level support kunci mulai dari 5074-5051-5023. Bahkan kemarin sempat keluar dari area lower bollinger di 4985 nya.

Analisis Daily Chart IHSG

Dalam 2 hari ke depan index masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi 4928 – 5157. Index akan coba konsolidasi dan koreksi hingga ada konfirmasi stoch menyebrang ke zona 50-20 sebagai tanda dominasi kekuatan seller. Bila hari ini terjadi kenaikan karena efek sentimen global ada baiknya dapat dilakukan untuk sell on strength saja. Kondisi ini juga bisa dipakai untuk para scalper trader untuk ambil posisi trading harian sambil tunggu arah kepastian trend IHSG setelah hari Rabu rilis PDB kuartal II.

Beberapa saham yang dapat diperhatikan hari ini : BBCA INDF ICBP MEDC ELSA INCO ANTM TINS BBRI ASII BMRI BBNI INKP TKIM

Tone dan Manner Hari Ini : Index Masih Konsolidasi Nanti Data PDB Hari Rabu, Ada Potensi SOS Today

Support Resisten : 4928 – 5157