Investment Outlook: IHSG Koreksi Wajar di Bulan September? Time to Accumulated
- 11 September 2023
- 0
Penulis: Gembong Suwito (CEO JOOARA & Direktur Investasi SAHAMOLOGY)
Tanggal publish: Senin, 11 September 2023
Investment Outlook 11-15 September 2023. IHSG Koreksi Wajar di Bulan September ?? Time to Accumulated. Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham, Reksadana dan Obligasi.
IHSG Review: IHSG mencoba tes Resisten psikologis di 7000?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan bursa hari jumat (8/9) ditutup mengalami penurunan sebesar 30 poin atau -0.43% pada 6.924. dalam 2 sesi perdagangan IHSG mengalami penurunan, dibuka pada harga 6954 setelah itu terus turun sampai harga terendah harian di 6900 dan ditutup pada 6924 dengan Transaksi harian sebesar Rp 10.95 Trilyun. Perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama seminggu kemarin mengalami penurunan sebesar 52 poin atau -0,76% ditutup pada level 6924. IHSG sempat menembus level psikologis 7000 tepatnya 7020 (yang merupakan harga tertinggi selama tahun 2023 berjalan) setelah itu mengalami koreksi wajar karena faktor penurunan pada sektor keuangan (BBCA, BBRI, BMRI, BBNI). Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor bahan baku (basic) dan sektor energy yang menopang penurunan IHSG tidak besar pada minggu kemarin. Hal ini sejalan dengan kondisi bursa Global dan regional yang mengalami penurunan efek kekhwatiran pada ekonomi china yang mengalami pelambatan. Penurunan atau koreksi yang terjadi di bulan september ini secara pola selama 10 tahun terakhir merupakan hal yang wajar.
Berikut data statistik IHSG secara bulanan selama 10 tahun terakhir
Dalam statistik bulanan IHSG selama 10 tahun terakhir, ada 3 bulan yang dominan turun dengan prosentase kenaikan terendah yaitu dibulan MEI, SEPTEMBER dan November. Bulan November dalam 10 tahun terakhir tingkat probabilitas kenaikan merupakan yang terendah yaitu sebesar 30%, bulan november 33% dan bulan mei 40%. Jadi jika terjadi koreksi alias penurunan dibulan september maka hal tersebut adalah wajar, justru saatnya untuk akumulasi pembelian saham-saham.
Beberapa news dan data ekonomi penggerak market yang utama
Hasil KTT Asean 2023 : Indonesia Dorong Pembangunan kawasan berkelanjutan melalui AIPF
KTT ASEAN 2023 yang sudah berlansung di indonesia 5-7 september 2023 telah sukses diselenggarakan. ASEAN merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat didunia, pasar yang berkembang dan populasi yang produktif. Karenanya, Indonesia memiliki Visi untuk mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan melalui ASEAN-Indo Pasific Forum (AIPF). Perekonomian ASEAN menunjukkan kinerja positif dalam satu dekade terakhir dengan pertumbuhan rata-rata 4-5%. Kawasan ASEAN merupakan perekonomian terbesar ke 5, eksportir terbesar ke 4 dan pada 2022 lalu bahkan menjadi tujuan Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ke 2. Presiden Jokowi mengumumkan hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 43 ASEAN yaitu menghasilkan 90 outcome dokumen dan sejumlah kesepakatan – kesepakatan kontret dengan mitra. Para Pemimpin ASEAN juga mendorong kerjasama pembangunan Infrastruktur Hijau, Konektivitas, Transisi Energi dan ekonomi Digital.
Deflasi China Mereda, Stimulus lebih lanjut diperkirakan akan memicu permintaan.
Harga Konsumen China kembali ke wilayah positif pada bulan agustus 2023, sementara penurunan harga ditingkat parbrik melambat karena tekanan deflasi mereda di tengah tanda-tanda stabilitas perekonomian. Para analis ekonomi mengatakan perlu lebih banyak dukungan kebijakan untuk menopang permintaan konsumen di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut. apalagi tingkat pemulihan pasar tenaga kerja melambat dan ekspektasi pendapatan rumah tangga yang tidak menentu.
Indeks Harga Konsumen (CPI) China naik 0.1% pada agustus dari tahun sebelumnya. Menurut biro statistik Nasional, angka inflasi ini lebih lambat dari perkiraan median kenaikan 0.2% dalam jajak pendapat Reuters, CPI turun 0.3% dibulan Juli. Indeks harga Produsen (PPI) turun 3% dari tahun sebelumnya sesuai dengan ekspektasi, setelah turun 4.4% di bulan Juli. Penurunan harga ditingkat produsen (pabrik) merupakan yang terkecil dalam lima bulan terakhir. Pemerintah China telah mengumumkan serangkaian langkah dalam beberapa bulan terakhir untuk menopang pertumbuhan ekonomi China termasuk penurunan suku bunga dan pelonggaran aturan pinjaman untuk membantu pembeli rumah. Perdana menteri Li Qiang mengatakan pada pekan ini bahwa China diperkirakan akan mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 5%.
Data Pengangguran AS lebih baik dari konsensus analis yang berefek pada ekspektasi The Fed akan tetap Hawkish.
AS telah merilis data klaim pengangguran pada minggu kemarin (7/9). Jumlah pegawai AS yang mengajukan Klaim pengangguran mencapai 216.000. jumlah ini lenih sedikit dibandingkan ekspektasi pasar yaitu 234.000 dan pada bulan sebelumnya 229.000. lebih sedikitnya jumlah klaim pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja masih cukup baik sehingga inflasi sulit melandai atau turun sesuai target The Fed. Kondisi ini membuat pasar berekspektasi jika Bank Sentral AS (The Fed) akan tetap Hawkish (agresif menaikkan suku bunga acuannya yang sekarang sudah di level 5.5%). Data ekonomi yang dirilis AS yaitu data ISM Manufacturing Indeks juga menunjukkan ekonomi AS masih baik. Data ISM melonjak 54.5 pada agustus 2023, Angka tersebut lebih tingi dibandingkan 52.7 pada bulan juli dan diatas ekspektasi pasar yaitu 52.5. ISM yang menguat menandai ekonomi AS masih baik sehingga inflasi masih susah untuk turun.
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (4-8 September 2023)
Sumber: IDX
IHSG pada minggu kemarin (4-8 September 2023) ditutup mengalami Penurunan atau koreksi sebesar 52 poin atau -0.76% ke level 6924 setelah menyentuh level harga IHSG tertinggi di 2023 yaitu di 7020. Hal ini juga searah dengan koreksi yang terjadi pada Indeks LQ45 yang turun -1.51% ke 952 dan indeks IDX30 yang turun -1.44% ke 495. 11 sektor penyusun IHSG 7 sektor mengalami perunan dan 4 sektor mengalami kenaikan, penurunan IHSG disebabkan oleh sektor terbesar yaitu sektor keuangan telah turun -1.53% disusul sektor property yang turun -2,62% (efek potensi kenaikan suku bunga AS lagi pada tahun ini) dan sektor IDXNonCyclic yang turun -2.31%. sedangkan untuk sektor yang mengalami kenaikan yaitu didorong oleh sektor bahan baku (basic) yang naik 2,68% (terutama saham AMMN dan BRPT), dan sektor Energy yang naik 2.26% (saham pada perusahaan minyak dan batubara) serta sektor transportasi logistik yang naik 2.4%.
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu hari jumat (8/9) investor asing melakukan aksi penjualan bersih (Net sell) sebanyak Rp 1,11 Triliun yang terdiri dari di pasar reguler terjadi net sell sebesar Rp 1,18 Triliun dan di pasar negosiasi tunai terjadi pembelian atau net buy sebanyak 73 Miliar. Sedangkan dalam waktu seminggu kemarin terjadi Penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 506 Miliar dengan perincian di pasar Reguler terjadi Penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 847 Miliar dan di pasar tunai negosiasi terjadi inflow sebesar Rp 341 Miliar. Selama 1 bulan terakhir investor asing sudah Netsell (outflow) sebesar Rp 8.5 Triliun. sedangkan selama tahun 2023 (YTD) secara total sudah terjadi Net Sell (Outflow) sebesar Rp 1.15 Triliun yang terdiri dari Pembelian bersih (Net Buy) dipasar reguler sebesar Rp 11.99 Triliun dan di pasar Negosiasi Tunai terjadi Outflow (Net Sell) sebesar Rp 13,14 Triliun.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Sumber: RTI Business
Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu saham bank negara indonesia (BBNI) sebesar Rp 529 Miliar, saham Bumi Resource Mineral (BRMS) sebesar Rp 108 Miliar, saham Bukalapak (BUKA) sebesar 79 Miliar, saham AKR Corporindo (AKRA) sebesar 73 Miliar dan saham kalbe farma (KLBF) sebesar 53 Miliar.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Sumber: RTI Business
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah Bank Central Asia (BBCA) sebesar Rp 527 Miliar, saham bank rakyat indonesia (BBRI) sebesar 210 Miliar, saham Bank mandiri sebesar 147 Miliar, saham bank Mandiri sebesar 147 Miliar, saham Amman Mineral internasional (AMMN) dan saham Trimegah Bangun Persada (NCKL) sebesar 87 Miliar.
Kurs Dollar AS terhadap Rupiah (USDIDR)
Kurs Dollar terhadap rupiah indonesia masih dalam trend kenaikan, Dollar AS dipasar Spot sekarang masih di 15.315 dengan batas resisten di 15.450 dan batas support di 15.200 dan 15.000. penguatan Dollar AS dipicu sentimen The Fed masih akan tetap Hawkish (agresif) menaikkan suku bunga acuannya minimal 0.25% lagi dari 5.5% saat ini untuk dapat menurunkan target inflasi di +- 2%). Dollar yang menguat ini mendorong para investor asing untuk melakukan netsell atau outflow pada 1 bulan terakhir.
Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini (11-15 September 2023)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini masih akan melanjutkan penurunan alias koreksi dengan target support di 6825 dan 6750 sedangkan batas resisten di 7020. Pola korektif sisi teknikal dan didorong oleh Outflow Investor asing (Netsell) yang membuat IHSG minggu ini secara Outlook masih Negatif (koreksi). Kita bisa Buy On Weakness saham-saham yang menarik di bluechip secara bertahap.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak market Minggu ini (11-15 september)
Sumber: Investing.com
Fokus minggu ini masih di data dari Amerika Serikat (AS) yaitu data terkait Inflasi (CPI) yang diprediksikan Inflasi bulanan (agustus) sebesar 0.6% dari sebelumnya di 0.2% serta inflasi secara tahunan (YoY) sebesar 3.6% dari 3.2% bulan kemarin. Artinya ada kenaikan inflasi hal ini yang membuat market khawatir terkait rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan kembali.
Rekomendasi Saham
Mulai mengamati dan menunggu penurunan saham-saham disektor keuangan dengan fokus ke bank BBCA dan BBRI, sektor konsumer primer.
BBCA
Price Action Harga dan Flow Asing
BBCA secara teknikal mulai koreksi jangka pendek dan didukung oleh Outflow Investor asing. Target penurunan saham BBCA di 9050 dan 8950. Hal ini menarik untuk mulai dikoleksi secara bertahap. Target pembelian bertahap di under 9050 serta semakin besar pada 8850. Sedangkan untuk take Profit ini masih di 9500 dan 9600.
Secara Fundamental
BBRI
Price Action Harga dan Teknikal
BBRI jg mirip dengan BBCA sekarang masih akan dominan koreksi dengan target 5200 dan 5100, kita menunggu dan melakukan pembelian secara bertahap pada range 5200 -5000. Hal ini didorong oleh investor asing yang masih melakukan penjualan bersih (Outflow).
Target Konsensus secara Fundamental BBRI
INDF
Price Action
Target pembelian INDF di 6850 dan 6700 (Buy On Weakness) dengan target Take profit di 7500.
Konsensus Analis
Pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45 masih dominan akan koreksi dengan target support di 940 dan 930. Secara outlook minggu ini negatif (turun)
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX30 pergerakannya mirip dengan LQ45 minggu ini akan cenderung koreksi yang didorong oleh outflow investor asing. Target support di 485 dan 480 sedangkan resisten masih di 510.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
JII cenderung koreksi karena ditekan oleh sektor infrastruktur terutama saham TLKM dan sektor konsumer (UNVR, INDF, GGRM dan HMSP)
Baca juga: BERKAH IPCC DARI PERTUMBUHAN KENDARAAN LISTRIK
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan\
Sumber: Indopremier per 10 September 2023
Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham, untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas kecuali SAM dana cerdas dan Succorinvest dominan di sektor komoditas.
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- Schroder Dana Prestasi Plus : jenis reksadana aktif dengan saham-saham bluechip yang menjadi core bobotnya seperti BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ASII, KLBF, MYOR, MDKA, MAPI, TLKM.
- SAM Dana Cerdas : Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indocement Tunggal Perkasa (INTP), Indosat (ISAT), Medco Energy (MEDC), Merdeka Copper Gold (MDKA), Sarana Menara Nusantara (TOWR).
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sumber: Indopremier
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta. Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Sumber: Indopremier
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Sumber: CNBC
Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali mengalami kenaikan ke 6.5% dari 6.2% pada bulan kemarin karena rencana kenaikan suku bunga The Fed AS.
SR019 sebagai solusi untuk cashflow Rutin secara Bulanan.
Disclaimer ON: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)!