IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok -0.66% ke level 7,278.86 pada perdagangan Senin (15/7). Sebanyak 255 saham menguat, 320 saham melemah, dan 217 saham lainnya ditutup flat. Jumlah transaksi IHSG mencapai 9.27 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 15.32 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 909,914 kali.

Beberapa Sentimen yang menggerakan IHSG adalah aksi profit taking oleh para investor di beberapa saham blue chip. Neraca perdagangan RI juga merosot menjadi surplus $2.39 miliar USD pada Juni-24, jauh dibandingkan konsensus pasar sebesar $3 Miliar USD. Pasca upaya pembunuhan calon presiden Donald Trump, dollar menguat dan menyebabkan rupiah melemah ke level 16,165 per dollar. Investor lokal sedang menantikan rilisnya data laporan keuangan Q2-2024 terhadap saham-saham berfundamental solid.

Secara Teknikal, IHSG masih berada di zona bullish diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang area 7,076-7,265. Indikator stochastic masih berada di area overbought. Waspada jika IHSG melemah dibawah 7,252 maka IHSG berpotensi untuk melanjutkan penurunan ke MA20 di level 7,076. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap fluktuasi IHSG.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksNilai IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,378.96-7.39-0.53%
IDXCYCLIC740.98+2.22+0.3%
IDXENERGY2,415.15+0.67+0.03%
IDXFINANCE1,395.74-5.03-0.36%
IDXHEALTH1,426.43-6.28-0.44%
IDXINDUST1,018.19-0.65-0.06%
IDXINFRA1,595.54-16.88-1.05%
IDXNONCYC715.02+1.13+0.16%
IDXPROPERT643.35-0.27-0.04%
IDXTECHNO3,293.20+17.36+0.53%
IDXTRANS1,349.85+11.97+0.89%

Sektoral Indeks bergerak variatif ditengah koreksi IHSG -0.66% ke level 7,278 pada perdagangan Senin (15/7). Sebanyak 5 sektor menguat dan 6 sektor lainnya ditutup flat. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor transportasi (IDXTRANS) dengan kenaikan +0.89% ke level 1,349.85. Beberapa emiten IDXTRANS yang menguat adalah SMDR (+3.16% ke 392) dan TMAS (+1.81% ke 169). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor infrastruktur (IDXINFRA) dengan koreksi -1.05% ke level 1,595.54. Pelemahan IDXINFRA ditekan oleh turunnya saham BREN (-4.2% ke 9,050), TLKM (-1.86% ke 3,160) dan aksi profit taking di saham konstruksi seperti WIKA, ADHI, PTPP.

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
PEVE+21.1%
SLIS+12.73%
WOOD+12%
ARCI+11.57%
MEJA+8.99%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
LABS-13.27%
IBOS-9.82%
KRYA-6.78%
GOLF-5.22%
SBMA-5.13%

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI914,082
BBNI475,108
BMRI419,550
BBCA367,693
TLKM318,625

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
ATLA4,555,096
ISEA3,775,548
GOTO3,749,832
BULL2,832,614
WIKA2,598,945

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
BBRI36,497
LABS21,439
ATLA20,547
ISEA16,456
TLKM16,445

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
TPIA107,519
TLKM100,862
AMMN34,095
BMRI25,504
AMRT22,988

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBRI278,161
BREN83,754
ASII62,108
BELI60,088
INCO34,820

Berita Global

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun AS naik di atas 4,2% pada hari Senin, sedikit rebound dari posisi terendah empat bulan karena upaya pembunuhan terhadap calon presiden AS Donald Trump meningkatkan peluangnya untuk merebut kembali Gedung Putih pada bulan November. Pasar telah mempertimbangkan kemenangan Trump untuk imbal hasil Treasury karena kebijakannya terlihat bersifat inflasi akibat pemotongan pajak, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, dan tarif impor yang lebih tinggi.

Sementara itu, imbal hasil (yield) 10-tahun berada di bawah tekanan pada minggu lalu karena menurunnya inflasi AS yang mendukung spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Data minggu lalu menunjukkan bahwa harga konsumen AS turun untuk pertama kalinya dalam empat tahun secara bulanan di bulan Juni, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed di bulan September. Investor sekarang menantikan pernyataan terbaru Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin dan laporan ekonomi AS lainnya minggu ini untuk panduan lebih lanjut. Sumber : TradingEconomics.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencermati pergerakan harga saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terkait pola transaksi efek yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA). Sehubungan dengan terjadinya UMA atas perdagangan saham WIKA, BEI meminta para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dalam keterangannya, dikutip Senin (15/7/2024).

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

Selain itu, Bursa juga menghimbau agar para investor mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya, serta mengkaji kembali rencana corporate action perseroan apabila belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. BEI menekankan pentingnya investor untuk terus memantau informasi yang relevan dan melakukan analisis yang matang sebelum membuat keputusan investasi, guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Pada perdagangan siang ini, Senin (15/7/2024) pukul 13.38 WIB, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tercatat melemah 2,54% atau turun 6 poin ke harga Rp230 per saham. Dalam sepekan kemarin, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menjadi saham dengan persentase kenaikan tertinggi (top gainers)naik hingga 67,38%.

Saham WIKA  tertinggi sejak 11 Desember 2024. Kemudia BEI menyetop perdagangan saham WIKA pda 18 Desember 2023. Hal itu karena WIKA menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada tnggal 18 Desember 2023. Kala itu, BEI menyebutkan bahwa penundaan pembayaran pokok sukuk ini mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha WIKA. Saham WIKA kembali bisa ditransaksikan di pasar pada 30 April 2024. Sumber : EmitenNews.com

Berita Domestik

Surplus perdagangan Indonesia turun menjadi USD 2,39 miliar pada Juni 2024 dari USD 3,45 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, lebih kecil dari perkiraan pasar sebesar USD 2,98 miliar. Ini merupakan surplus perdagangan terkecil sejak bulan Februari, karena ekspor meningkat jauh lebih sedikit dibandingkan impor. Pengiriman tumbuh 1,17% dari tahun sebelumnya, peningkatan ketiga bulan berturut-turut namun merupakan laju paling lambat secara berturut-turut, berkurang dari pertumbuhan 2,85% yang direvisi sedikit dan jauh di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 5,13%, terutama didorong oleh kenaikan ekspor ke negara-negara tersebut.

AS (0,63%), Tiongkok (1,46%), dan India (10,54%). Sementara itu, impor melonjak sebesar 7,58%, lebih cepat dari ekspektasi pasar yang sebesar 5,50%. Pada semester I-2024, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD 15,45 miliar dengan ekspor turun 2,76% dan impor tumbuh 0,84%. sumber: TradingEconomics.com

3 Saham Bersinyal Buy atau Fresh Buy

1. MIDI (Midi Utama Indonesia)

MIDI (Midi Utama Indonesia) ditutup menguat +0.99% ke level 410 pada perdagangan Senin (15/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk MIDI dengan target kenaikan ke 420-426. Secara teknikal, MIDI berada di fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang area 398-403. Indikator stochastic menguat dan mendekati area overbought. Batasi risiko jika MIDI diperdagangkan dibawah 396.

2. BULL (Buana Lintas Lautan)

BULL (Buana Lintas Lautan) ditutup menguat +3.03% ke level 136 pada perdagangan Senin (15/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Buy untuk BULL dengan target kenaikan ke 142-145. Secara teknikal, BULL berada di fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang area 131-132. Indikator stochastic menguat dan keluar dari area oversold. Batasi risiko jika BULL diperdagangkan dibawah 130.

3. APIC (Pacific Strategic Financial)

APIC (Pacific Strategic Financial) ditutup menguat +3.18% ke level 1,135 pada perdagangan Senin (15/7). Sinyal Sahamology merekomendasikan Buy untuk APIC dengan target kenaikan ke 1,185-1,235. Secara teknikal, APIC berada di fase uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang area 1,052-1,081. Indikator stochastic menguat dan mendekati area overbought. Batasi risiko jika APIC diperdagangkan dibawah 1,100.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable