IHSG

Indeks Harga Sham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis -0.01% ke level 7,760 pada perdagangan Rabu (11/9). Sebanyak 225 saham menguat, 351 saham melemah dan 220 saham lainnya ditutup flat. Total transaksi IHSG mencapai 11.15 triliun, jumlah saham yang beredar mencapai 19.15 miliar dan aktif ditranskasikan sebanyak 1,212,424 kali.

Heatmap Sahamology

Heatmap Sahamology mengindikasikan mayoritas saham ditutup variatif. Beberapa saham bluechip seperti BBCA (+0.72%), BMRI (+1.72%), BREN (+3.48%), TLKM (+0.33%) hanya menguat tipis. Sedangkan saham yang terkoreksi adalah TPIA (-3.5%), UNTR (-1.78%), AMMN (-2.13%), BBRI (-1.43%). Saham yang menguat paling signifikan berdasarkan heatmap sahamology adalah BRPT (+8.18%) dan PANI (+9.5%). Sedangkan saham yang melemah paling dalam dari heatmap sahamology adalah WIKA (-11.5%), KARW (-9.86%), dan PTPP (-6.67%).

Chart IHSG

Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase bullish dan diperdagangkan diatas kombinasi MA 7&20 dengan rentang harga 7,610-7,712. Indikator stochastic berada dalam fase overbought selama kurang lebih 1 bulan. IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan ditengah sentimen positif yang beredar khususnya dari Amerika Serikat. Investor perlu mewaspadai jika ada gejolak IHSG dan turun dibawah level EMA7 <7,712 maka IHSG berpotensi ke 7,659 dalam penurunan terdekat.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksNilai IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,323.95+0.19+0.01%
IDXCYCLIC895.41-20.51-2.24%
IDXENERGY2,619.70-6.36-0.24%
IDXFINANCE1,546.10+0.77+0.05%
IDXHEALTH1,481.20-3.44-0.23%
IDXINDUST1,067.40-4.85-0.45%
IDXINFRA1,662.40-7.58-0.45%
IDXNONCYC725.63-0.35-0.05%
IDXPROPERT764.68+6.61+0.87%
IDXTECHNO3,435.45+56.25+1.66%
IDXTRANS1,473.62+11.38+0.78%

Sektoral Indeks bergerak variatif pada perdagangan Rabu (11/9). Sebanyak 5 sektor menguat dan 6 sektor lainnya melemah ditengah penurunan terbatas IHSG -0.01% ke 7,760. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor teknologi (IDXTECHNO) dengan kenaikan +1.66% ke level 3,435.45. Beberapa saham dari sektor IDXTECHNO yang menguat adalah DCII (+4.19% ke 43,500), EMTK (+1.02% ke 398), MTDL (+0.81% ke 625). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor IDXCYCLIC dengan penurunan -2.24% ke level 895.41. Beberapa saham dari sektor IDXCYCLIC yang terkoreksi adalah MSIN (-10.94% ke 7,125), ACES (-1.28% ke 770), AUTO (-1.31% ke 2,260).

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
OPMS+33.33%
HOMI+32%
LABA+24.56%
PEGE+19.84%
TFAS+14.29%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
MTWI-14.81%
WIKA-11.5%
KARW-9.86%
SMIL-9.57%
KOKA-9.38%

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI855,211
BMRI674,919
BBCA672,102
BRPT527,022
BREN489,222

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
GOTO23,875,674
BSBK11,970,821
PSAB6,206,706
BRPT4,537,923
DOOH4,133,896

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
BSBK56,568
PSAB54,316
BRPT36,186
BBRI24,349
WIKA23,462

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
BMRI303,201
BBCA211,784
BRIS103,939
BREN99,168
BRPT23,211

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBRI451,042
ANTM57,860
TPIA40,691
INKP24,615
WIKA19,526

Berita Domestik

Kinerja penjualan eceran pada Agustus 2024 diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 yang diprakirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% (yoy).


“Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh mayoritas kelompok, tertinggi pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, diikuti Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang,” papar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, dalam keterangan resminya (10/9).

Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan meningkat 1,6% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2% (mtm). Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut diprakirakan terutama terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya didorong oleh peningkatan permintaan saat event HUT RI didukung penerapan strategi potongan harga oleh retailer.


Pada Juli 2024, IPR secara tahunan mencatat peningkatan. IPR tercatat 212,4 atau tumbuh sebesar 4,5% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya. “Peningkatan terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Subkelompok Sandang, sementara penjualan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tercatat tetap tumbuh,” ungkap Erwin.


Secara bulanan, penjualan eceran mengalami kontraksi 7,2% (mtm) disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca-HBKN Iduladha. Beberapa kelompok yang masih tumbuh dan menahan penurunan kinerja penjualan eceran yang lebih dalam, yaitu Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sementara Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi tercatat tumbuh meski melambat.


Dari sisi harga, tekanan inflasi 3 dan 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Oktober 2024 dan Januari 2025 diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2024 dan Januari 2025 yang tercatat masing-masing sebesar 141,3 dan 166,7, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 134,5 dan 161,0 sejalan dengan pola historis 3 tahun terakhir.(*)

Berita Emiten

EmitenNews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) untuk segera merealisasikan dana perolehan hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) yang saat ini masih tersisa Rp 9,8 triliun dan ditempatkan dalam bentuk surat utang serta deposito.

Emiten milik Elang Mahkota Teknologi (MTEK) grup ini IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021 dengan meraup dana sebesar Rp 21,9 triliun.

Dalam prospektus yang diterbitkan kala itu disebutkan bahwa semua dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, tetapi hingga kini masih menyisakan Rp 9, triliun ditempatkan di surat utang dan deposito.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi merespons bahwa OJK telah mengirimkan beberapa kali surat kepada manajemen BUKA untuk segera menggunakan dana hasil IPO tersebut.

“Perseroan menyampaikan bahwa seluruh dana akan direalisasikan sesuai dengan rencana yang telah dimuat dalam prospektus IPO saham, yaitu selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025,” kata Inarno dalam keterangan tertulisnya dikutip Selasa, (10/9).

Berdasarkan prospektus dana hasil IPO saham BUKA digunakan untuk modal kerja sebesar 66 persen, dan sisanya untuk modal kerja entitas anak.

Kemudian pada risalah hasil RUPSLB BUKA pada 23 Desember 2021 disetujui perubahan rencana penggunaan dana menjadi 33% untuk modal kerja BUKA, 34% digunakan modal kerja entitas anak dan 33% digunakan untuk pertumbuhan usaha BUKA dan/atau entitas anak (baik yang saat ini sudah ada atau yang akan ada).

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN


Per 30 Juni 2024, terdapat sisa dana sebagai, sisa dana yang belum digunakan sebesar sekitar Rp 9,8 triliun, penempatan dana yang belum direalisasikan tersebut sekitar Rp 900 miliar pada deposito dan giro, sisanya sekitar Rp 8,9 triliun ditempatkan pada obligasi pemerintah.

Berita Global

Tingkat inflasi tahunan di AS kemungkinan melambat selama lima bulan berturut-turut menjadi 2,6% pada Agustus 2024, yang merupakan terendah sejak Maret 2021, dari 2,9% pada bulan Juli. Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI diperkirakan naik 0,2%, sama seperti bulan Juli. Harga bensin diperkirakan akan menurun, sementara harga sewa dan asuransi mobil mungkin menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Sementara itu, inflasi inti terlihat stabil pada level terendah dalam tiga tahun terakhir sebesar 3,2%. Tingkat inflasi inti bulanan juga diperkirakan tetap pada 0,2%.

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. BRPT (Barito Pacific)

BRPT (Barito Pacific) ditutup menguat signifikan +8.18% ke level 1,190 pada perdagangan Rabu (11/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk BRPT dengan target kenaikan ke 1,230-1,250. Screener Sahamology mengindikasikan BRPT dengan On The Move, Cross Up MA20, Big White Candle dan Breakout High. Batasi risiko jika BRPT diperdagangkan dibawah 1,140.

2. SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul)

SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul) ditutup menguat +3.82% ke level 680 pada perdagangan Rabu (11/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk SIDO dengan target kenaikan ke 700-710. Jumlah pelaku pasar yang membeli saham SIDO lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pelaku pasar yang menjual saham SIDO. Batasi risiko jika SIDO diperdagangkan dibawah 650.

3. SMRA (Summarecon Agung)

SMRA (Summarecon Agung) ditutup menguat signifikan +2.34% ke level 655 pada perdagangan Rabu (11/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk SMRA dengan target kenaikan ke 670-700. AI Statistic Sahamology menunjukkan Trend SMRA berada di level moderat menuju kuat, Momentum moderat menuju kuat dan Kekuatan pasar yang optimal. Batasi risiko jika SMRA diperdagangkan dibawah 630.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable