Market Wait & See Tunggu Laporan Keuangan Kuartal Pertama
- 14 April 2020
- 0
Ada pergeseran sentimen yang terjadi di bursa global sebulan ke depan. Market akan digerakkan oleh sentimen laporan keuangan emiten.
Market Konsolidasi, Saham Gorengan Ramai
IHSG kembali lanjutkan masa konsolidasinya yang sudah mencapai hari ketiga. Kemarin perdagangan pun relatif sepi dan datar. Bursa minim sentimen sehingga rentangnya tradingnya pun sempit. Setelah berita berita terkait corona dan pengaruhnya terhadap ekonomi, kini market menanti Laporan Keuangan kuartal 1 – 2020 yang akan rilis di bulan April. Emiten emiten mana yang bisa bertahan selama awal pandemi dan emiten mana yang sulit bertahan. So sentimen penggerak index akan bergeser untuk sebulan ke depan ke “earnings season”
Sejak awal pembukaan perdagangan index tertekan di zona merah dan sempat sentuh level terendah 4591 sebelum merangkak naik dekati level 4660. Namun karena minim sentimen akhirnya IHSG terpaksa terkoreksi -0.54% setelah terpangkas -25 point ke level 4623. Kondisi ini membuat candle sedikit berada di bawah level support EMA7 4629 namun tetap berada diatas MA20 4478 sebagai penahan.
Market Minim Sentimen, Saham Gorengan Berjaya
Jumlah saham yang diperdagangkan naik dan turun relatif imbang199 naik dan 206 turun. Apalagi masih ada 3 sektor yang menguat yaitu INFRA +1.55% MINING +0.83% dan TRADE 0.44%. Namun tekanan jual dari sektor FINANCE -1.16% MISC-IND -2.2% dan BASIC-IND -1.2% masih bisa dorong IHSG turun kemarin. Mixed nya sektoral ini tandakan masih kuatnya daya tarik ulur selama fase konsolidasi ini. Hal ini tercermin dari Top 10 Market Mover dimana 4 naik dan 6 lainnya turun dengan TLKM GGRM pendorong sedangkan BMRI ASII menjadi penekan
Value perdagangan relatif sedikit hanya 5.5 trilyun dan perdagangan lebih banyak didominasi oleh saham saham lapis kedua dan ketiga yang marak. Jadi walaupun saham yang diperdagangkan capai 123 juta lot tidak menjadi faktor yang mampu gerakkan IHSG. Ambil contoh saja kemarin 5 transaksi terbesar dihasilkan oleh saham saham FREN MDLN REAL RAJA dan DMAS. Hanya 1 saham big cap yang ditransaksikan tinggi yaitu BBRI sedikit diatas MDKA ELSA ENVY dan PPRO. Jadi kalau boleh dibilang saat market sepi dan minim sentimen justru bandar yang beraksi.
Turunnya saham saham perbankan tak lepas dari masih adanya tekanan jual oleh investor asing kemarin. BMRI dan BBCA menjadi 2 yang paling banyak alami outflow -117 milyar dan -107 milyar. Tekanan jual asing -43 milyar juga sebabkan saham ASII turun -3.17%. Tidak ada aktivitas pembelian asing yang massif dan semua dibawah +20 milyar. 5 saham yang mendapatkan sedikit inflow adalah BTPS BNLI GGRM dan TLKM. Masih rendahnya aksi beli ini tandakan masih belum cukupnya keyakinan asing untuk masuk di market dalam kondisi sekarang.
Pemerintah Putuskan COVID19 Sebagai Bencana Nasional
Presiden Jokowi kemarin keluarkan Keppres No 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai bencana nasional. Penetapan ini akan memberikan kepastian hukum bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk mengambil langkah langkah penanggulan termasuk pengelolaan anggaran.
Ini menjadi langkah terbaru pemerintah dalam menanggapi makin meluasnya pandemi di Indonesia yang telah telan nyawa 399 orang dan menginfeksi 4557 pasien. Bila sebelumnya hanya dibuatkan gugus tugas tanggap bencana, naik ke status darurat kesehatan masyarakat dan sekarang menjadi bencana nasional.
Diharapkan dengan telah ditetapkan COVID19 sebagai bencana nasional akan makin percepat aksi pemerintah daerah dan pusat untuk menanggulangi risiko langsung dan tidak langsung dari pandemi ini. Termasuk pemulihan ekonomi dan bisnis yang sudah sanga terpengaruh sejak penetapan Social Distancing dan PSBB
Sebagian Negara Mulai Rencanakan Pembukaan Aktivitas Ekonomi Bertahap
Beberapa negara yang terlebih dahulu dihantam COVID mulai rencanakan membuka kembali aktivitas non-esentialnya. Vietnam menjadi negara pertama yang memulai pembukaan penerbangan domestic. Spanyol akan memulai melonggarkan sedikit aturan lockdown sebagai bagian untuk kurangi dampak pada ekonomi. Aktivitas konstruksi dan pabrik sudah mulai bisa dijalankan di hari Senin. Italia juga akan mulai membuka aktivitas ekonomi terbatas. Toko toko seperti toko buku, pakaian anak anak mulai dapat buka kembali hari Selasa. Sedangkan pabrik belum menjadi bagian yang diperbolehkan untuk dibuka.
Raksasa perdagangan online Amazon akan memulai kembali pengiriman barang barang non-essentials ke gudang mereka. Hal ini menjadi tanda mulai kembalinya aktivitas yang sebelumnya hanya fokus kepada barang barang kebutuhan pangan dan obat obatan saja. India dan Pakistan juga akan memulai kembali aktivitas ekonomi selama periode lockdown. Jerman akan memulai sebuah konsep “new normal” dimana selama beberapa bulan ke depan. Dimana kehidupan menggunakan masker, social distancing dan tanpa hura hura pesta kerumunan akan menjadi sebuah habit baru.
Mata Tertuju Kepada Sentimen Laporan Keuangan Earnings Season
Semua banyak tahu bahwa COVID telah membuat banyak pengaruh kepada kehidupan masyarakat dan ekonomi. Proyeksi proyeksi buruk tentang masa depan ekonomi juga sudah disampaikan para analis. Kini tinggal melihat satu persatu efek riil nya terhadap emiten.
Untuk kuartal ini sudah ada sekitar 88 emiten S&P 500 yang indikasikan alami kerugian. 3 emiten besar akan mulai laporkan LK nya pekan ini Jonson & Johnson, Wells Fargo dan JP Morgan Chase. Dalam kondisi sekarang tone para analis pun berbeda. Bukan lagi bagaimana bisa mencetak laba sebesar besarnya, tapi seberapa bertahan emiten dibandingkan dengan proyeksi terburuknya. Kondisi menunggu ini telah membuat index global di Wall Street alami mixed di penutupan semalam. DOW dan S&P ditutup merah sedangkan NASDAQ ditutup hijau ditopang oleh sentimen kenaikan Netflix.
Hari ini bursa regional di Asia akan menanti data perdagangan China bulan Maret sebagai indikator pemulihan aktivitas ekonomi pasca lockdown.
Market Masih Terkonsolidasi
Saat ini market masih berpotensi untuk lanjutkan konsolidasinya. Kepastian apakah index akan bergerak ke atas atau menukik akan ditentukan pekan ini. Selama 3 hari index berada pada rentang 4583 – 4780.
Belum adanya signal positif dari indicator cepat tandakan market market mencari arah utnuk pembalikan. Stochastic walaupun sudah deadcross namun belum menyebrang ke level mid oversold 50-20. Sedangkan MACD histogram yang masih lanjutkan negatif direction pun belum terjadi dead cross. Sehingga ada baiknya tetap waspada sambil menanti peluang untuk pembelian.
Beberapa saham yang masih bisa diperhatikan hari ini : PTRO INCO TPIA TOWR GGRM BJBR FREN DMAS MDKA TINS BDMN ICBP UNTR AALI SMSM TELE dan KINO
Support dan Resisten IHSG untuk hari ini : 4523 – 4692
Tone dan Manner IHSG : Market Wait & See Terhadap Laporan Keuangan Kuartal Pertama
Potensi Pergerakan : 4523 – 4692
******
Tidak semua saham cocok buat investasi. Sama seperti halnya tidak semua saham cocok untuk trading.
Saham untuk investasi harus punya kriteria tertentu sehingga bisa mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Ada yang ingin agar nilai investasinya berlipat ganda dalam jangka 5 tahun.
Ada yang ingin mendapatkan dividen yang stabil selama holding saham tersebut.
Nah untuk mendapatkan saham dengan nilai investasi berlipat perlu menggunakan satu skema yaitu VALUASI SAHAM.
Develop Skill untuk mencari saham Under Value untuk investasi bareng Bro Jack
Klik link pendaftaran di link Loket.COM >>>> https://www.loket.com/event/mencari-saham-under-value-sahamology-id_Efc
*******