Penulis: Gembong Suwito (CEO JOOARA & Direktur Investasi SAHAMOLOGY)

Tanggal publish: Senin, 25 September 2023

Investment Outlook 25-29 September 2023. September Ceria (Positif) atau Sadtember (Negatif) di 2023. Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham, Reksadana dan Obligasi.

IHSG Review Minggu lalu : IHSG Tes 7050 sambil menunggu Keputusan The Fed terkait dengan suku bunga AS minggu ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan bursa hari jumat (22/9) ditutup mengalami kenaikan sebesar 25 poin atau 0.36% ditutup pada 7016. Masih melanjutkan penguatan atau kenaikan sejak minggu yang lalu. Nilai transaksi sebesar Rp 9,5 Trilyun dengan Market Cap Rp 10.424 Trilyun.IHSG dibuka dari 6991 terus mengalami kenaikan sesi I dan II sampai menyentuh level tertinggi harian di 7040 dan pada akhirnya ditutup pada 7016. Selama seminggu kemarin IHSG dibuka pada 6982 dan ditutup positif pada 7016. Sektor penggerak market minggu kemarin adalah sektor IDX Infrastruktur terutama BUMN Karya : PTPP, ADHI, WIKA dan TLKM, sektor Infrastruktur naik sebesar 1,35%, selanjutnya sektor IDXNonCyclic yang naik 1,42% dan Sektor bahan baku yang naik 0.99%. Berita yang menjadi penggerak market utama minggu kemarin adalah sebagai berikut :

The FED Menahan Suku Bunga Acuan pada 5.5% namun masih akan hawkish (agresif)

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5.25-5.5% dalam pertemuan September ini, namun the FED mengisyaratkan masih membuka peluang pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut untuk mengembalikan laju inflasi ke level 2% sesuai target. Pernyataan ketua The Fed Jerome Powell mengenai hasil FOMC meeting pada rabu (20/9) masih melihat aktivitas ekonomi AS masih baik, tingkat pengangguran masilh rendah dan sistem perbankan AS masih sehat dan tangguh namun terbuka untuk mengambil kenaikan suku bunga acuan jika diperlukan. The Fed juga merevisi Proyeksi Ekonomi yang lebih tinggi.

Para Analis memprediksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya pada November 2023 sebesar 0.25% alias 25 basis poin menjadi 5.75%.

Bank Indonesia (BI) Kembali tahan Suku Bunga Acuan masih di 5.75% 8 bulan beruntun !!

Bank Indonesia (BI) kembali menahan Suku bunga Acuan atau BI- 7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% pada rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 20-21 September 2023. Suku bunga Acuan BI bertahan di level 5.75% selama 8 bulan beruntun atau sejak Januari 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapk,an alasan Dewan Gubernur BI Mempertahankan suku bunga acuan masih di level 5.75% sebagai konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3+- 1% pada tahun 2023 dan menurun menjadi 2.5 +-% pada 2024. “ Fokus kebijakan Moneter diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai langkah antisipasi dan mitigasi dari dampak ketidakpastian keuangan global.

Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (18-22 September 2023)

Sumber: IDX

IHSG selama seminggu kemarin ditutup naik 34 poin atau 0.49% dari 6982 ke 7.016 hal ini juga diikuti oleh indeks LQ45 yang naik 0.72% ke 968 dan Indeks IDX30 yang juga naik 0.54% ke 500. 11 sektor yang mengalami kenaikan sebanyak 8 sektor yang dipimpin oleh sektor IDXNonCyclic naik 1,42%, sektor infrastruktur yang naik 1,35% dan Sektor Basic yang naik 0,99% sedangkan sektor yang mengalami penurunan adalah sektor IDXCyclic -1,48%, IDXHealth turun -0,82% dan IDX Techno yang turun -1,7% terutama disebabkan oleh saham GOTO dan BUKA.

Rotasi Sektoral

secara rotasi sektoral 11 sektor tersebut yang ada pada fase leading adalah sektor IDXBasic, IDX Energy dan IDX Infra (fokus sektor yang menjadi wactlish minggu ini).

Investor Asing

Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu hari jumat (22/9) investor asing melakukan aksi pembelian bersih sebanyak Rp 309 Milyar yang terdiri dari di pasar reguler terjadi net buy sebesar Rp 217 Milyar dan di pasar negosiasi tunai terjadi pembelian atau net buy sebanyak 92 Milyar.. Sedangkan dalam waktu seminggu kemarin sudah mulai terjadi pembelian bersih (Net Buy) sebesar Rp 1.38 T dengan perincian di pasar Reguler sebesar 683 Milyar dan di pasar tunai negosiasi terjadi inflow sebesar Rp 701 Milyar. Selama 1 bulan terakhir investor asing sudah Netsell (outflow) sebesar Rp 3,64 Trilyun. sedangkan selama tahun 2023 (YTD) secara total sudah terjadi Net Sell (Outflow) sebesar Rp 2,69 Trilyun yang terdiri dari pembelian bersih (Net buy) sebesar 10 T dan di pasar negosiasi sebesar Rp 12.71 T.

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)

Sumber Data:

RTI Business Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu saham Amman Mineral Internasional (AMMN) sebesar 384 milyar (Group MEDC), saham Telkom indonesia sebesar 266 Milyar, saham Bank BCA sebesar 205 Milyar, saham Bank Mandiri sebesar 75 Milyar dan saham EXCL sebesar 70 Milyar.

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

Sumber Data: RTI Business

Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham BBRI sebanyak 168 Milyar, saham Astra Internasional (ASII) sebeasr 55 Milyar, saham GOTO sebanyak 45 Milyar, saham DayaMitra Telekomunikasi (MTEL) sebanyak 28 Milyar dan saham HEAL sebanyak 25 Milyar.

Kurs Dollar AS terhadap Rupiah (USDIDR)

Kurs Dollar terhadap rupiah indonesia masih dalam trend kenaikan, Dollar AS dipasar Spot sekarang masih di 15.367 dengan batas resisten di 15.450 dan batas support di 15.200 dan 15.000.

Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini (25-29 September 2023)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tes 7050 namun jika tidak kuat maka akan bergerak koreksi sehat dengan target 6950 dan 6900. Secara outlook masih sideways.

Secara statistik bulanan september IHSG

Menarik untuk kita tunggu apakah IHSG pada bulan september ditutup naik (positif) atau justru negatif (koreksi tipis) pada 2023 ini.

Baca Juga: IHSG KEMBALI MENGUAT DI ATAS 7,000. SAHAM BIG CAPS MANGGUNG

Data dan Sentimen Kuat Penggerak market Minggu ini (25-29 september)

Sumber: Investing.com

Rekomendasi Saham

Mulai masuk secara bertahap saham-saham bank besar seperti BBCA, BBRI dan masuk sektor energy (gas, minyak) serta saham sektor TELCO seperti TLKM.

BBCA

Price Action Harga dan Flow asing

BBCA secara teknikal mulai koreksi jangka pendek dan didukung oleh Outflow Investor asing. Target penurunan saham BBCA di 9050 dan 8950. Hal ini menarik untuk mulai dikoleksi secara bertahap. Target pembelian bertahap di under 9050 serta semakin besar pada 8850. Sedangkan untuk take Profit ini masih di 9500 dan 9600 di desember-januari 2024.

Secara Fundamental

BBRI

Price action dan teknikal

BBRI jg mirip dengan BBCA sekarang masih akan dominan koreksi dengan target 5200 dan 5100, kita menunggu dan melakukan pembelian secara bertahap pada range 5200 -5100. Hal ini didorong oleh investor asing yang masih melakukan penjualan bersih (Outflow).

Target Konsensus secara Fundamental BBRI

TLKM

Price Action

Telkom setelah masuk bertahap di area 3700, kita masih akan melakukan pembelian di area 3750 dengan target 3900 dan 4000 pada bulan Oktober 2023.

konsensus analis fundamental

pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Indeks LQ45 mengalami koreksi sehat setelah tidak tembus batas resisten di 973 sekarang koreksi dulu ke 968 dan 960. Secara outlook masih sideways di range 973-960 pada minggu ini.

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

IDX30 pergerakannya mirip dengan LQ45 minggu ini akan melanjutkan koreksi sehat karena tidak tembus resisten 505 sekarang target ke 595 dan 595. Secara outlook minggu ini masih sideways dengan range pendek.

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)

JII juga akan melanjutkan kenaikan dengan target resisten di 570 dan 580 sedangkan batas support kuat masih di 550. Secara outlook masih positif

Rekomendasi Reksa Dana

Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).

Reksa Dana Saham

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2023: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik (opsional)
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan\

Sumber: Indopremier per 25 September 2023

Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham, untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas kecuali SAM dana cerdas dan Succorinvest dominan di sektor komoditas. Untuk SAM kondisinya bagus karena rebound pada sektor saham Komoditas energy dan bahan baku.

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS  

  • Schroder Dana Prestasi Plus : jenis reksadana aktif dengan saham-saham bluechip yang menjadi core bobotnya seperti BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ASII, KLBF, MYOR, MDKA, MAPI, TLKM.
  • SAM Dana Cerdas : Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indocement Tunggal Perkasa (INTP), Indosat (ISAT), Medco Energy (MEDC), Merdeka Copper Gold (MDKA), Sarana Menara Nusantara (TOWR).

Reksa Dana Campuran

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

Sumber: Indopremier

Untuk Schroder Dana terpadu II karena saham-saham di bluechip sedang mengalami kenaikan.

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
  • Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta. Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

Sumber: Indopremier

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.

Investment Outlook: Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:

Harga Acuan FR tenor 10 tahun saat ini di 101,78 dengan Yield di 6.73% mengalami kenaikan dari minggu sebelumnya disekitar 6.5%.

Sumber: CNBC

Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali mengalami kenaikan ke 6.69% dari 6.5% pada minggu lalu.

SR019 sebagai solusi untuk cashflow Rutin secara Bulanan. Manfaatkan sebelum kuota SR019 Abis. Pemerintah sudah menambah kuota dari 20 T ke 25 T. Sudah Closed ya

Disclaimer ON:

Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)!