Penulis: Gembong Suwito (CEO JOOARA &  Direktur Investasi SAHAMOLOGY)

Tanggal publish: Senin, 3 April 2023

Investment Outlook  3-7 April 2023. IHSG akan konsolidasi alias Sideways, Sentimen Deviden akan menjadi Penggerak. Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham, Reksadana dan Obligasi.

IHSG Review: IHSG mengalami teknikal rebound setelah support kuat 6500 tidak ditembus.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari jumat (31/3) ditutup mengalami penurunan tipis hanya -3,67 Poin atau -0.05% di 6805. Selama seminggu terakhir IHSG berhasil melanjutkan kenaikan alias teknikal rebound setelah support kuat 6500 tidak berhasil ditembus. Meredanya sentimen Global yang negatif dari sisi case bank digital AS ( SVB bank, Signature Bank ) yang sudah mulai ada solusi, serta case Bank Eropa CS yang bermasalah sudah mulai ada ttiik terangnya, ditambah inflow asing yang cukup deras masuk ke indonesia menjadi katalis positif kenaikan IHSG ini.

Fokus data ekonomi serta berita ekonomi yang menjadi penggerak utama market dimaret  kemarin adalah sebagai berikut :

Untuk kesembilan kalinya , The FED naikkan Suku Bunga Acuan sebesar 0.25% menjadi 5%

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.25% untuk kesembilan kalinya. Fokus pada penurunan nilai inflasi menjadi alasan dibalik kenaikan tersebut. dengan demikian, tingkat suku bunga acuan AS sudah di 5%. “Kenaikan suku bunga kedepan juga tetap dilakukan hingga inflasi bisa diturunkan menjadi 2%” kata Gubernur The Fed Jerome Powell. Sejauh ini tidak ada niat The Fed untuk mengubah arah apalagi menurunkan suku bunga acuan. Powell mengatakan , perkiraan Moderat menunjukkan suku bunga The Fed sepanjang 2023 akan berkisar pada angka 5.1%. penurunan The Fed baru akan terjadi di 2023 menjadi rata-rata 4.3% dan menjadi 3.1% pada 2025. Akan tetapi, Powell mengatakan itu adalah perkiraan sementara dan segalanya bisa berubah. Perekonomian AS akan tumbuh 0.4% sepanjang 2023 dan baru akan naik menjadi 1.4% pada 2025. Inflasi di AS sudah turun menjadi 6% lada februari 2023 akan tetapi inflasi itu masih jauh dari target 2%.

Krisis Perbankan AS mereda, The Fed Catat Penurunan permintaan Pinjaman Darurat.

Setelah krisis SVB dan Signature Bank di AS mereka, bank -bank mengurangi pinjaman mereka dari dua fasilitas dana darurat The FED dalam seminggu terakhir ini, tanda bahwa kondisi likuiditas mulai stabil. Bank bank meminjam USD 152 Milliar dalam seminggu terakhir hingga 29 Maret 2023. Jumlah tersebut turun dari USD 163,9 Milliar pada minggu sebelumnya. “laporan ini memberikan jaminan bahwa setidaknya keadaan tidak menjadi lebih buruk” kata ekonom Jefferies Simon. Sementara itu, Pinjaman darurat melalui Bank Term Funding Program (BTFB) mencapai USD 64.4 Milliar pada minggu ini. BTFP diluncurkan pada 12 maret setelah The Fed mengumumkan kondisi darurat menyusul Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) di California dan Signature Bank di New York.

Jam perdagangan BURSA EFEK INDONESIA mulai Normal lagi pada tgl 3 April 2023.

Jam perdagangan Bursa saham akan kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19 mulai senin tgl 3 April 2023. “BEI melakukan Normalisasi atas kebijakan pandemik covid-19 sebagai berikut :

  1. Pemberlakuan kembali ketentuan waktu perdagangan bursa serta batas waktu penyampaian laporan pesanan dari anggota busa efek sebagaimana sebelum pandemik yaitu sesi I perdagangan reguler dari jam 09.00-12.00 dan sesi II 13.30-16.00.
  2. Bursa juga menyesuaikan batasan ARB secara bertahap, pada tahap I efektif 5 Juni 2023, rentang harga Rp 50-200 berlaku ARA 35% dan ARB 15%, rentang harga Rp 200-500 berlaku ARA 25% dan ARB 15% dan rentang harga diatas Rp 5000 berlaku ARA 20% dan ARB 15% dan pada tahap II efektif 4 september 2023 berlaku ARA dan ARB yang simetris. 

Berikut secara detailnya :

Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (27- 31 Maret 2023)

Sumber: IDX

IHSG pada penutupan minggu terakhir di bulan maret berhasil mengalami kenaikan sebesar 43 poin atau 0.64% ke level 6805 dari pembukaan di senin di 6762. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja IDX30 dan LQ45 yang mengalami penurunan. IDX30 mengalami penurunan -0.54% dan LQ45 turun -0.36% terutama disebabkan oleh sektor keuangan (Bigbank yang mengalami koreksi sehat setelah Ex Date deviden). 11 sektor penyusun IHSG hanya satu sektor yaitu sektor keuangan yang mengalami penurunan -0.31%. sedangkan 10 sektor lainnya mengalami kenaikan yang dipimpin oleh sektor IDX Energy yang naik 5.44% (efek rebound saham-saham batubara  dan sentimen bagusnya laporan keuangan sehingga deviden jumbo), setelah itu sektor IDX Industri yang naik 2.94%, sektor IDXCyclic yang naik 2.55% dan sektor IDX basic yang naik 2.51%.

Investor Asing

Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu tepatnya di jumat (31/3) investor asing melakukan aksi pembelian (net Buy) sebesar Rp 359 Milliar yang terdiri dari pembelian dipasar reguler sebesar Rp 353 Milliar, pembelian di pasar negosiasi dan tunai sebesar 5.8 Milliar sehingga total pembelian semua di pasar adalah sebesar Rp 359 Milliar. Sedangkan untuk perdagangan 1 minggu kemarin investor asing (foreign flow) sebesar Rp 2,6 Trilliun dengan detail pembelian dipasar reguler (net buy) sebesar Rp 3.07 Trilliun, penjualan bersih (Net sell) sebesar Rp -476 Milliar. Sedangkan total selama 1 bulan maret ini investor asing telah melakukan total pembelian (net buy) sebesar Rp 2.9 Trilliun diseluruh pasar dengan perincian di pasar reguler terjadi aksi pembelian (net buy) sebesar Rp 3.55 Trilliun dan di pasar negosiasi tunai terjadi penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 652 Milliar. Sehingga selama awal tahun 2023 (Ytd) Investor asing secara total sudah masuk Rp 6.26 Trilliun di seluruh pasar.

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)

Sumber Data: RTI Business

Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu saham Bank Central Asia (BCA) dengan pembelian sebesar Rp 1500 Mliar (1,5 Trilliun). setelah itu Telkom Indonesia (TLKM) sebesar 395 Milliar, Saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 380 Milliar, saham Bank Negara Indonesia (BNI) dan saham Aneka Tambang (ANTM) sebesar Rp 344 Milliar.

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

Sumber Data: RTI Business

Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah Indo tambangraya Megah (ITMG) sebesar 142 Mlliar, saham Astra Internasional (ASII) sebesar 113 Milliar, saham HMSP sebesar 83 Milliar saham Bukit Asam (PTBA) sebesar 77 Milliar dan saham Matahari Department Store (LPPF) sebesar Rp 49 Milliar.

Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini (3-7 April 2023)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini masih akan tergerak konsolidasi alias sideways dengan range Resisten 6950-7000 (belum akan ditembus minggu ini), dan batas supportnya di 6600-6700. Tekanan sentimen global baik dari AS dan Eropa sudah mulai mereda, masuk bulan april laporan keuangan dan sentimen deviden akan menjadi katalis positif IHSG.

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Sumber: Investing.com

Belum ada data kuat penggerak market secara global.. di china banyak liburnya serta di AS masih data umumnya yaitu data manufaktur dan tenaga kerja. Pergerakan market secara global masih akan tipis.

Rekomendasi Saham

Saham- saham bank  yang menjadi pondasi kita seperti BBCA dan BBRI sudah take profit dan menunggu pembagian deviden saja. Saat ini masih banyak porsi cash kita, sektor yang menarik minggu ini adalah sektor Coal (sentimen deviden jumbo) dan sektor minyak serta mulai pilih saham defensif di sektor konsumer.

  • ADRO

Price Action Teknikal dan Flow Asing

ADRO mulai pembelian bertahap di under 2900 dan 2800  dengan target 3400 – 3500. Sifat adro ini adalah penambahan karena rekomendasi kemarin adro sudah di 2650-2800.

Secara Fundamental konsensus Analisis

  • INDF

Price Action Teknikal dan Flow Asing

Teknikal INDF bersifat BOW (Buy On Weaknes atau Buy on support) kita akumulasi pembelian INDF tahap 1 di 6250 dan tahap 2 di 6050 (support kuat). Target Take Profit di 6800-6900. Metode yang digunakan adalah Swing Trade (target time frame 1-2 bulan minimal di 6600).

Secara Fundamental konsensus Analisis

  • ITMG

Price Action Teknikal dan Flow Asing

Buy On Support alias buy on Weakness pada under area 38000. Sepertinya tidak akan turun jauh karena minggu depan sudah cum date tgl 10 april.. sehingga pembelian bertahap 38000-39000 bisa dilakukan dengan target di tgl 10 saat cum date. target profit di 43.000.

Secara Fundamental konsensus Analisis

  • MEDC

Price Action Teknikal dan Flow Asing

Pembelian secara bertahap MEDC dengan konsep Buy On Weakness, secara grafik biarin turun dl sampai di 950-980. Jika harga minyak naik tinggi dalam 1-2 hari ini kita tetap tenang untuk pasang jaring pembelian di under 1000.

Secara Fundamental konsensus Analisis

Investment Outlook:

Reksa Dana

Berikut rincian pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII: Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Indeks LQ45 masih akan sideways dengan pergerakan di range support 930-935 sedangkan resistennya di 945-950.

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

IDX30 masih akan di support 480-485 serta resisten di 500-505.

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)

Rekomendasi Reksa Dana

Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).

Reksa Dana Saham

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

Reksadana Saham

Sumber: Indopremier per 2 Apil 2023

Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham, untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas.  

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS contoh case Produk SAM dana Cerdas  

  • Schroder Dana Prestasi Plus: jenis reksadana aktif dengan saham-saham bluechip yang menjadi core bobotnya seperti BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ASII, KLBF, MYOR, MDKA, MAPI, TLKM.
  • SAM Dana Cerdas : Jenis reksa dana aktif  yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indocement Tunggal Perkasa (INTP), Indosat (ISAT), Medco Energy (MEDC), Merdeka Copper Gold (MDKA), Sarana Menara Nusantara (TOWR).

Reksa Dana Campuran

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

DrawDown (DD): 7-12%

Sumber: Indopremier

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
    Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
  • Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3% sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta.  Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date (YTD) 
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

Sumber: Indopremier

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.

Investment Outlook: Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:

Sumber: CNBC

Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali ke 6.78% karena kenaikan suku bunga AS dari 4.75% ke 5%, pada maret dinaikkan 25 basis yang merupakana kenaikan yang kesembulan. Pada juni akan diputuskan lagi apakah ada kenaikan suku bunga acuan atau tidak oleh AS. Range april-juni sebaiknya dilakukan pembelian secara bertahap untuk reksadana pendapatan tetap dengan porsi obligasi negara yang dominan, namun jika obligasi swasta yang dominan maka kita cari yang stabil.

Saatnya Membeli Sukuk Ritel (SR018) dengan kupon 6.25% tenor 3 tahun, 6.4% tenor 5 Tahun

Disclaimer ON:

Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)!