Investment Outlook: IHSG Tes 7050 sambil menunggu Keputusan The Fed terkait Suku Bunga minggu ini
- 18 September 2023
- 0
Penulis: Gembong Suwito (CEO JOOARA & Direktur Investasi SAHAMOLOGY)
Tanggal publish: Senin, 18 September 2023Investment Outlook 18-22 September 2023.
IHSG Tes 7050 sambil menunggu Keputusan The Fed terkait Suku Bunga Minggu ini. Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham, Reksadana dan Obligasi.
IHSG Review: IHSG rebound efek sektor basic dan energy yang naik tinggi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan bursa hari jumat (15/9) ditutup mengalami kenaikan sebesar 23 poin atau 0.34% ditutup pada 6982.Transaksi pada hari jumat cukup aktif yaitu sebesar Rp 21 T dengan Market Caps IHSG menjadi Rp 10.372 T.Selama seminggu ini IHSG mengalami kenaikan karena kenaikan tertinggi pada sektor bahan Baku (Basic) dengan fokus pada saham AMMN, BRPT, TPIA serta saham sektor Energy terutama di Sektor Minyak: MEDC, ELSA, PGEO (energy panas bumi) dan Batubara (ITMG, ADRO dll). Walaupun sektor Keuangan terutama saham BBCA dan BBRI mengalami penurunan.IHSG selama seminggu ini ditutup mengalami kenaikan sebesar 58 poin atau 0.84% menjadi 6982. Sektor Energy mengalami kenaikan karena harga Minyak dalam 2 minggu terakhir mengalami kenaikan dari US 65 ke US 90 per barel efek dari Arab Saudi dan Rusia mengurangi Produksi Minyak mereka. Berita yang menjadi penggerak market utama minggu kemarin adalah sebagai berikut:
Arab Saudi Kembali Memangkas Produksi Minyak 1 juta perbarel hingga Akhir tahun 2023
Mengutip CNBC Internasional dari Saudi Press Agency (SPA), pengurangan akan membuat produksi minyak mentah Saudi mendekati 9 juta barel per hari selama bulan oktober, november dan desember.Perlu diketahui, Riyadh (Arab Saudi) pertama kali menetapkan pengurangan 1 juta barel per hari pada bulan juli.Sementara itu produsen minyak dunia Non OPEC yaitu RUSIA juga akan mengurangin Ekspor sebesar 500.000 barel per hari di agustus dan 300.000 barel per hari di september.Hal ini dikatakan oleh wakil perdana menteri (PM) Rusia Alexander Novak.Ia mengatakan mereka akan memperpanjang pengurangan ekspor sebesar 300.000 barel per bari hingga desember 2023
Harga Minyak WTI juga mengalami kenaikan dari US 65-66 pada bulan Juni sekarang sudah menyentuh US 90an (yang merupakan harga tertinggi sejak november 2022).
Data Inflasi Amerika Serikat kembali memanas alias naik lagi ke 3.7% YoY
Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Statistik Ketenagakerjaan AS (13/9), Inflasi Konsumen (Consumer Price Index) AS naik menjadi 3.7% YoY dari sebelumnya pada bulan juli sebesar 3.2%.Inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan lebih tinggi dari konsensus pasar yang diproyeksikan naik sebesar 3.6% (YoY).Bahkan inflasi ini hampir 2 kali lipat lebih tinggi dari target The Fed.Sedangkan inflasi secara bulanan (MoM) inflasi AS juga naik menjadi 0.6% dari sebelumnya bulan juli sebesar 0.2%.CPI Bulanan AS sesuai dengan prediksi pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 0.6%.Inflasi AS diperkirakan masih sulit turun kedepan karena lonjakan harga minyak.Amerika Serikat (AS) adalah konsumen minyak terbesar didunia sehingga pergerakan harga minyak akan sangat berdampak pada ekonomi AS.Namun kabar baiknya market optimis AS akan menahan suku bunga (The Fed fund Rate) pada september 2023 minggu ini.
Data CME Fedwatch Tool yang mengukur peluang suku bunga akan ditahan di 5.5% sudah semakin dominan yaitu mencapai 97%.(optimis akan menahan suku bunga).
Bank Central Eropa (ECB) menaikkan suku bunga 25 basis poin, tertinggi 22 tahun
Bank Central Eropa (ECB) kembali menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun pada kamis (14/9) dan tetap membuka peluang untuk kenaikan lebih lanjut demi menjinakkan inflasi.ECB meningkatkan suku bunga utamanya untuk kedepan kalinya berturut-turut sebesar 25 basis menjadi 4% yang menjadi level tertinggi sejak 2001.ECB juga memperkirakan inflasi akan tetap diatas target 2% hingga 2025 dan sekali lagi mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih banyak dalam beberapa bulan mendatang.
Grafik Kenaikan suku bunga Eropa (ECB):
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (11-15 September 2023)
Sumber: IDX
IHSG selama seminggu kemarin ditutup naik 58 poin atau 0.84% ke 6982, hal ini juga diikutin oleh kenaikan indeks LQ45 naik 0.93% dan Indeks IDX30 sebesar 0.55%.kenaikan ini didukung oleh kenaikan signifikan pada saham sektor bahan baku (basic) yang utama yaitu saham AMMN, TPIA, BRPT, MBMA dan NCKL.Serta sektor Energy dengan kenaikan terbesar di saham MEDC, ELSA, dan BYAN.
Jika secara sektoral bahan baku 20 saham terbesarnya adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk 20 saham disektor Energi adalah sebagai berikut:
Rotasi Sektoral
Secara rotasi sektoral 11 sektor tersebut yang mengalami kenaikan signifikan (fase leading) dipimpin oleh saham sektor IDX Basic (sektor bahan baku) dan sektor Energy, sedangkan 9 sektor lainnya masih mengalami penurunan alias pelemahan (Weakening).
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu hari jumat (15/9) investor asing melakukan aksi penjualan bersih (Net sell) sebanyak Rp 1,35 Triliun yang terdiri dari di pasar reguler terjadi net buy sebesar Rp 358 Miliar dan di pasar negosiasi tunai terjadi penjualan atau net sell sebanyak Rp 1,71 Triliun.Sedangkan dalam waktu seminggu kemarin terjadi Penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 464 Miliar dengan perincian di pasar Reguler terjadi Penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 1,83 Triliun dan di pasar tunai negosiasi terjadi inflow sebesar Rp 1,36 Triliun.Selama 1 bulan terakhir investor asing sudah Netsell (outflow) sebesar Rp 6,39 Triliun. sedangkan selama tahun 2023 (YTD) secara total sudah terjadi Net Sell (Outflow) sebesar Rp 2,72 Triliun yang terdiri dari Pembelian bersih (Net Buy) dipasar reguler sebesar Rp 8,98 Triliun dan di pasar Negosiasi Tunai terjadi Outflow (Net Sell) sebesar Rp 11,7 Triliun.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu saham Amman Mineral Internasional (AMMN) sebesar 333 Miliar (Group MEDC), nilai market caps dari AMMN sekarang sudah Rp 402 Triliun.Setelah itu saham yang dibeli adalah Saham Bukalapak (BUKA) yang dibeli sebanyak 71 Miliar, saham Telkom Indonesia (TLKM) sudah mulai dibeli asing lagi sebesar Rp 40 Miliar, saham Indah kiat Pulp & Paper (INKP) sebesar 31 Miliar dan saham Indosat sebesar 28 Miliar.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak masih sama dengan minggu kemarin yaitu Bank Central Asia (BBCA) sebesar Rp 802 Miliar, saham Merdeka Copper Gold (MDKA) dijual 176 Miliar, saham bank rakyat indonesia (BBRI) sebesar 139 Miliar, saham Gojek Tokopedia (GOTO) sebesar 133 Miliar dan saham bank negara Indonesia (BBNI) sebesar 98 Miliar.
Kurs Dollar AS terhadap Rupiah (USDIDR)
Kurs Dollar terhadap rupiah indonesia masih dalam trend kenaikan, Dollar AS dipasar Spot sekarang masih di 15.367 dengan batas resisten di 15.450 dan batas support di 15.200 dan 15.000.Dalam minggu ini ada potensi pergerakan yang fluktuatif karena ada keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menahan suku bunga atau menaikkan suku bunga kembali. Secara konsensus Market, 97% memprediksi The Fed masih menahan suku bunga acuannya.
Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini (18-22 September 2023)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencoba tes resisten di 7050, namun jika tidak kuat maka penurunannya terbatas dengan target support di 6890 dan 6800.Secara trend masih naik (positif), namun jika bank-bank besar masih dijual asing (BBCA, BBRI) maka kenaikannya akan terbatas.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak market Minggu ini (18-22 september)
Sumber: Investing.com
Fokus minggu ini adalah Menunggu hasil The Fed terkait suku bunga acuannya.Market memprediksi bahwa The fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannnya di 5.5%, sedangkan di Lokal indonesia ada Rapat Bank Indonesia, kebijakannya jg masih akan sama yaitu mempertahankan suku bunga acuan BI rate di 5.75%.
Rekomendasi Saham
Mulai masuk secara bertahap saham-saham bank besar seperti BBCA, BBRI dan masuk sektor energy (gas, minyak dan batubara).
BBCA
Price Action Harga dan Flow asing
BBCA secara teknikal mulai koreksi jangka pendek dan didukung oleh Outflow Investor asing.Target penurunan saham BBCA di 9050 dan 8950.Hal ini menarik untuk mulai dikoleksi secara bertahap.Target pembelian bertahap di under 9050 serta semakin besar pada 8850.Sedangkan untuk take Profit ini masih di 9500 dan 9600.
Secara Fundamental
BBRI
Price action dan teknikal
BBRI jg mirip dengan BBCA sekarang masih akan dominan koreksi dengan target 5200 dan 5100, kita menunggu dan melakukan pembelian secara bertahap pada range 5200 -5000.Hal ini didorong oleh investor asing yang masih melakukan penjualan bersih (Outflow).
Target Konsensus secara Fundamental BBRI
PGAS
Price Action
Target pembelian secara bertahap di 1370 dan 1350 dengan target Profit di 1450-1500.
Konsensus Analis
TLKM
Price Action
Telkom mulai fase konsolidasi dengan batas support di 3600 dan 3550, sedangkan area resisten terdekat di 3850 dan 4000.Investor asing sudah mulai masuk alias akumulasi beli.(cicil secara bertahap).
konsensus analis fundamental
Pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45 berhasil rebound target selanjutnya adalah resisten di 965, sedangkan batas support masih di 940. Secara outlook positif.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX30 pergerakannya mirip dengan LQ45 minggu ini akan melanjutkan teknikal rebound dengan target ke 500-505 sedangkan batas support masih sama di 480.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
JII juga akan melanjutkan kenaikan dengan target resisten di 570 dan 580 sedangkan batas support kuat masih di 550. Secara outlook masih positif
Baca juga: SATU LAGI EMITEN PRAJOGO PANGESTU AKAN IPO
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik (opsional)
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Sumber: Indopremier per 18 September 2023
Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham, untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas kecuali SAM dana cerdas dan Succorinvest dominan di sektor komoditas.Untuk SAM kondisinya bagus karena rebound pada sektor saham Komoditas energy dan bahan baku.
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- Schroder Dana Prestasi Plus: jenis reksadana aktif dengan saham-saham bluechip yang menjadi core bobotnya seperti BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ASII, KLBF, MYOR, MDKA, MAPI, TLKM.
- SAM Dana Cerdas: Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indocement Tunggal Perkasa (INTP), Indosat (ISAT), Medco Energy (MEDC), Merdeka Copper Gold (MDKA), Sarana Menara Nusantara (TOWR).
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sumber: Indopremier
Untuk Schroder Dana terpadu II karena saham-saham di bluechip sedang mengalami kenaikan.
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta. Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil.Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Sumber: Indopremier
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Harga Acuan FR tenor 10 tahun saat ini di 102 dengan Yield di 6.69% mengalami kenaikan dari minggu sebelumnya disekitar 6.5%.Keputusan pada minggu ini terkait The Fed akan menjadi pemicu fluktuatifnya Yield Obligasi.
Sumber: CNBC
Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali mengalami kenaikan ke 6.69% dari 6.5% pada minggu lalu.
SR019 sebagai solusi untuk cashflow Rutin secara Bulanan. Manfaatkan sebelum kuota SR019 Abis. Pemerintah sudah menambah kuota dari 20 T ke 25 T (permintaan masyarakat tinggi).
Disclaimer ON:
Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya.Do Your Own Research (DYOR)!