Investment Outlook: IHSG Menguji lagi Resisten 6975 setelah Kenaikan Suku Bunga The Fed Menjadi 5.5%??
- 7 August 2023
- 0
Penulis: Gembong Suwito ( CEO JOOARA & Direktur Investasi SAHAMOLOGY )
Tanggal publish: Senin, 7 Agustus 2023
Investment Outlook 7-11 Agustus 2023. IHSG menguji Resisten 6975 setelah Kenaikan Suku Bunga The Fed menjadi 5.5%?? .Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham , Reksadana dan Obligasi.
IHSG Review: IHSG masih belum berhasil menembus resisten kuat 6975 pada minggu lalu.
Perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu kemarin mengalami penurunan sebesar 45 poin atau -0,66% ditutup pada level 6852. IHSG Pada perdagangan hari Jumat (4/8) dibuka pada harga 6898 setelah itu sempat mengalami kenaikan pada sesi I dengan kenaikan tertinggi di 6925 setelah itu pada sesi kedua terus mengalami penurunan dengan batas penurunan terendah di 6850 dan akhirnya ditutup di 6852. Setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga pada akhir bulan juli 2023 , IHSG masih belum mampu untuk menembus resisten di 6975. Selama perdagangan seminggu kemarin 31 juli – 4 agustus IHSG mengalami penurunan sebesar 47 poin atau -0.69% ditutup pada 6852.
Ada beberapa news dan data ekonomi penggerak market yang utama yaitu :
- The Fed Menaikkan suku bunga , peluang kenaikan masih terbuka pada September 2023
Federal Reserve ( The Fed) menaikkan suku bunga 25 basis poin ke level 5.25%-5.5% pada pertemuan kebijakan pada Rabu (26/7). Inflasi yang masih tinggi menjadi alasan The Fed untuk kembali mengerek suku bunga acuan ke level tertingginya sejak tahun 2007. Mengutip Reuters , kenaikan suku bunga ini menjadi kenaikan yang ke 11 dalam 12 pertemuan terakhirnya. The Fed juga masih membuka opsi kenaikan suku bunga lagi di tengah siklus pengetatan moneter saat ini. Target Inflasi AS adalah di 2%. “ Sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan tingkat suku bunga lagi pada pertemuan september jika datanya diperlukan. Dan saya juga akan mengatakan bahwa mungkin kami akan memilih untuk tetap stabil pada pertemuan itu, jika itu adalah panggilan kebijakan yang tepat “ Kata Powell.
- Data Non Farm Payroll (NFP) AS dibawah perkiraaan dan Tingkat Pengangguran AS terus mengalami penurunan.
Data tenaga kerja AS terbaru menunjukkan ada tanda-tanda mendingin. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS , Non farm Payrolls (NFP) pada periode Juli 2023 , AS menambahkan 187.000 pekerjaan , dibawah perkiraan pasar yang mencapai 200.000. pertumbuhan pekerjaan juli sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan Juni yang di revisi dari kenaikan 209.000 menjadi kenaikan 185.000. sementara untuk tingkat pengangguran AS periode Juli 2023 turun sedikit menjadi 3.5% dari sebelumnya 3,6%. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan pengangguran di AS tidak berubah di 3.6%.
Sedangkan untuk tingkat pengangguran AS :
Data pertumbuhan ekonomi AS (GDP) juga masih sangat baik , jauh dari kata resesi dengan tingkat pertumbuhan 2,6%.
- Bank Indonesia (BI) masih Tahan suku bunga acuannya di 5.75%. ini alasannya..
Bank Indonesia (BI) Kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5.75%. langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan untuk memastikan terkendalinya inflasi 2023 dan 2024 pada level 3% plus minus 1%. Saat Konferensi Pers Gubernur Bank Indonesia pada kamis 22 agustus mengatakan “ Fokus kebijakan saat ini diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi atas barang impor dan mitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global”.
Sedangkan inflasi masih terkendali sesuai target pemerintah :
- Arab Saudi Perpanjang Pengurangan Produksi Minyak hingga Akhir September 2023.
Arab saudi mengumumkan pada hari kamis (03/08) bahwa pihaknya akan memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari hingga pada akhir september 2023. Langkah tersebut menyusul keputusan OPEC untuk tidak meningkatkan pengurangan produksi dalam pertemuan pada bulan juni. Kelompoj tersebut sepakat mempertahankan kerangka kerja pengurangan produksi saat ini hingga akhir 2024. Dalam pertemuan tersebut , arab saudi mengatakan akan memangkas produksi secara sukarela sampai bulan september 2023. Tujuannya arab saudi untuk mendukung kenaikan harga minyak yang sekarang mendekati 81 dolar as per barel.
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin ( 31 Juli – 4 Agustus 2023)
Sumber: IDX
IHSG pada minggu kemarin ( 31 juli – 4 Agustus 2023 ) ditutup mengalami Penurunan atau koreksi wajar sebesar 47 poin atau -0.69% ke level 6852. Hal ini juga searah dengan koreksi yang terjadi pada Indeks LQ45 yang turun -0.28% ke 958 dan indeks IDX30 yang turun -0.26%. 11 sektor penyusun IHSG , ada 8 sektor yang mengalami penurunan yang dipimpin oleh sektor teknologi terutama efek turunnya saham GOTO dam saham sektor Transportasi dan logistik yang turun -2,5% serta sektor kesehatan yang turun -1.8% . untuk sektor terbesar yaitu sektor keuangan mengalami penurunan sebesar -0.88% sedangkan hanya ada 3 sektor yang mengalami kenaikan yang dipimpin oleh sektor bahan baku ( basic) sebesar 2.25% , diikuti oleh sektor properti sebesar 1.34% dan sektor industri yang naik 0.84%
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu hari jumat (4/8) investor asing melakukan aksi penjualan bersih ( Net sell ) sebanyak 469 Milyar yang terdiri dari di pasar reguler terjadi net sell sebesar Rp 546 Milyar dan di pasar negosiasi tunai terjadi pembelian atau net buy sebanyak 77 Milyar. Sedangkan dalam waktu seminggu kemarin terjadi Pembelian bersih ( Net Buy) sebesar Rp 3,43 T dengan perincian di pasar Reguler terjadi Penjualan bersih ( Net Sell) sebesar Rp 425 Milyar dan di pasar tunai negosiasi terjadi inflow sebesar Rp 3,85 T. sedangkan selama tahun 2023 ( YTD) sudah terjadi arus dana asing masuk ( inflow ) sebesar Rp 23.85 T yang terdiri dari Net Buy dipasar Reguler inflow 15 T dan di pasar negosiasi tunai sebesar Rp 8.82 T. paling banyak masuk di sektor keuangan terutama di bigbank : BBCA , BMRI dan BBRI.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu Astra Internasional (ASII) yang dibeli sebanyak Rp 345 Milyar , saham bank mandiri (BMRI) sebanyak 323 Milyar , saham Kalbe Farma (KLBF) sebanyak 125 Milyar , saham bank BRI (BBRI) sebanyak 118 Milyar dan saham United Tractor (UNTR) sebanyak 77 Milyar.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah Bank Negara Indonesia (BBNI) sebanyak 422 Milyar , namun saham BBNI ini mulai diserap oleh lokal sehingga 3 hari terakhir mengalami kenaikan dan asing mulai masuk alias inflow kembali. Selanjutnya saham Telkom Indonesia (TLKM) yang terus dijual alias distribusi oleh asing. Dalam minggu kemarin sudah di jual asing sebanyak Rp 373 Milyar saat ini masih belum ada tanda-tanda investor asing masuk kembali ( inflow ) , saham BBCA juga terkena aksi taking profit alias koreksi wajar di 3690 yang mengalami outflow sebanyak 285 Milyar , saham AKR Corporation dijual asing sebanyak 130 Milyar dan saham Univeler Indonesia sebanyak 109 Milyar.
Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini ( 29 Mei – 2 juni 2023)
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) pada minggu ini masih akan tergerak konsolidasi alias sideways dengan range pendek saja alias tipis. IHSG akan menguji resisten kuat di 6975 namun jika tidak maka koreksi ke 6800-6750 sebagai batas suppportnya. Secara outlook MIX kecenderungan sideways.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
Sumber: Investing.com
Fokus berita pada minggu ini secara global yaitu rilis data energi EIA pada dan persediaan minyak , dan data yang paling ditunggu yaitu data inflasi AS ( data CPI), jika data inflasinya sesuai harapan market yaitu turun maka potensi The Fed akan menahan suku bunga acuan pada bulan september akan makin tinggi.
Rekomendasi Saham
Sudah mulai melakukan pembelian dengan fokus utama masih pada sektor Perbankan , energy dengan fokus minyak dan gas , serta properti dan retail . Detail saham yang menjadi incaran adalah sebagai berikut :
- BBNI
- Price Action Harga dan Flow asing
BBNI rencana pembelian kembali ( penambahan ) lebih tepatnya di area 8800-8950. Secara price action sisi teknikal sangat baik karena sudah keluar di low bolinger band , stochastic indikator juga sudah Cross up dan ditunjang oleh inflow ( pembelian ) oleh investor asing yang mulai akumulasi. Target BBNI kita di Take Profit di 9300 dan 9500. ( swing trade bulan agustus ini )
- Secara Fundamental
2. SMRA
a. Price action dan teknikal
b. Target Konsensus
3. ERAA
a. Price Action
Buy On Weakness di 500-510 dengan target 575-600
b. Konsensus Analis
4, PGAS
a. Price Action dan teknikal
Range pembelian bertahap di 1360-1380 dengan target Taking Profit di 1450.
b. konsensus Analis
Reksa DanaBerikut rincian pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45 masih melanjutkan kenaikan namun sudah mulai terbatas karena menyentuh resisten 565 dan 570. Sedangkan untuk koreksi sehat di 550 dan 540. Secara outlook masih positif
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX30 pergerakannya mirip dengan LQ45 dimana mendekati resisten di 505-510 , namaun jika tidak tembus maka koreksi wajar ke 485-490 secara outlook masih positif.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
JII cenderung koreksi karena ditekan oleh sektor infrastruktur terutama saham TLKM dan Energi terutama Batubara. Arah masih sideways cenderung naik. Secara outlook masih positif.
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Reksadana Saham
Sumber: Indopremier per 5 Agustus 2023
Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham , untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas kecuali SAM dana cerdas dan Succorinvest dominan di sektor komoditas.
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- Schroder Dana Prestasi Plus : jenis reksadana aktif dengan saham-saham bluechip yang menjadi core bobotnya seperti BBCA , BBRI , BBNI , BMRI , ASII , KLBF, MYOR, MDKA, MAPI , TLKM.
- SAM Dana Cerdas : Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia ( BBRI ) , Indocement Tunggal Perkasa (INTP) , Indosat (ISAT) , Medco Energy ( MEDC ) , Merdeka Copper Gold ( MDKA) , Sarana Menara Nusantara ( TOWR).
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sumber: Indopremier
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2023: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta. Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Sumber: Indopremier
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Sumber: CNBC
Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali ke 6.36% karena kenaikan suku bunga AS sudah di 5.5% ( tertinggi selama 16 tahun) bulan kemarin yang membuat yield sempat mengalami koreksi. Harga Obligasi Negara Tenor 10 tahun ( menjadi acuan ) sudah di 104.49
Akan ditawarkan lagi Obligasi Negara tipe Ritel yaitu SR019 pada bulan september 2023 ini
Berikut bocorannya :
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengungkapkan, masa penawaran SR019 rencananya akan dilakukan pada tanggal 1 September – 20 September 2023 (tentatif). SR019 juga akan diterbitkan dalam dua seri pada satu waktu (dual tranches), sama seperti penerbitan SBN ritel sebelumnya di tahun ini yaitu SBR012, SR018, ST010, dan ORI023.
Dwi menyebutkan, penentuan besaran kupon SR019 nantinya akan mempertimbangkan kondisi pasar teraktual, serta sesuai dengan strategi pengelolaan pembiayaan pemerintah. Kupon yang ditentukan diharapkan masih berada pada level yang bisa menarik bagi investor.
Sementara itu, target nilai penerbitan SR019 diproyeksikan tidak akan jauh berbeda dengan SBN Ritel sebelumnya pada tahun ini. Sebagai perbandingan, seri ORI023 yang merupakan penjualan SBN Ritel tertinggi tercatat sebesar Rp 28,9 triliun. Sukuk ritel seri sebelumnya yaitu SR018 mencatat penjualan sebesar Rp 21,49 triliun.
Disclaimer ON:
Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman , segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)! Pakai SAHAMOLOGY Download sekarang https://cutt.ly/SahamologyApp