Investment Outlook: IHSG masih akan bergerak Sideways Cenderung Koreksi
- 7 March 2023
- 0
Penulis: Gembong Suwito ( Direktur Edukasi dan Investasi SAHAMOLOGY )
Tanggal publish: Senin, 6 Maret 2023
Investment Outlook 6 – 10 maret 2023. IHSG masih akan bergerak Sideways . Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi saham , Reksadana dan Obligasi.
IHSG Review: IHSG Tes Support di 6750
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari jumat (3/3) masih mengalami tekanan jual yang tinggi , disebabkan oleh aksi jual saham BBCA oleh investor asing. IHSG dibuka pada 6857 setelah itu mengalami kenaikan sebentar di sesi 1 dengan harga tertinggi di 6884 , setelah itu IHSG pelan- pelan mengalami koreksi atau penurunan dengan titik terendah di 6804 dan pada akhirnya di tutup pada 6813 , Melemah sebesar 43 poin atau -0.64%. hampir 3 minggu ini IHSG bergerak Sideways dengan rentang perdagangan di 6750-6950. Pergerakan IHSG juga selaras dengan Indeks Saham Global dan regional yang cenderung turun karena efek kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang lebih Agresif untuk menekan Laju Inflasi AS.
Fokus data ekonomi serta berita ekonomi yang menjadi penggerak utama market minggu kemarin adalah sebagai berikut :
Inflasi di Indonesia secara Year on Year (YoY) pada Februari 2023 di 5.47%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2023 secara bulanan turun menjadi 0.16% dari bulan Januari 2023 yang sebesar 0.34%. sementara itu, jika dilihat secara tahunan, Inflasi mengalami peningkatan dari 5.28% pada Januari 2023 Menjadi 5.47%. Angka ini diatas konsensus dari para analis namun masih pada range yang wajar. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan Inflasi 2023 masih terkendali di angka 5.47%. berdasarkan komponen, Inflasi inti tercatat sebesar 3,09% atau melambat dibandingkan dengan inflasi inti bulan sebelumnya yang 3.27%. perlambatan ini terjadi di hampir seluruh kelompok barang non makanan dan jasa. Hal ini selaras dengan kebijakan suku bunga tidak mengalami perubahan di bulan februari.
Bank Sentral Indonesia (BI) Tahan suku bunga acuan 5.75% pada Februari 2023.
Bank Indonesia (BI) akhirnya menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5.75%. Suku bunga Deposit Facility pada level 5.00% dan suku bunga lending Facility ada di 6.50%. “Rapat Dewan Gubernur BI Memutuskan mempertahankan BI 7-Days Repo Rate pada level 5.75%” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi Pers pada kamis 16 februari 2023. Perry menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan yang preemtive dan forward looking untuk memastikan penurunan ekspektasi inflasi.
Yellen : Inflasi AS turun tapi masih banyak Pekerjaan yang harus dilakukan
Menteri keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan pada hari jumat bahwa inflasi AS turun namun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuatnya sejalan dengan target tahunan 2% dari Federal Reserve ( The FED). Yellen mengatakan bahwa dia masih percaya “ softlanding “ tanpa resesi masih dimungkinkan karena pasar tenaga kerja yang kuat dan keseimbangan AS yang kuat. “ Inflasi turun jika anda mengukurnya dalam basis 12 bulan, tetapi inflasi inti yang menurut saya akan turun lebih jauh, tetap lebih tinggi dari konsisten dengan 2%” katanya. Yellen mengatakan ekonomi AS pada dasarnya dalam kondisi yang baik. “ Lapangan kerja terus meningkat, rumah tangga dalam kondisi yang baik. Anda tahu, kita tidak memiliki masalah neraca seperti yang kita alami sebelum krisis keuangan global (2008-2009)” kata Yellen mengacu pada tingkat utang yang tinggi dan jatuhnya harga rumah pada masa itu ( 2008-2009).
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (27 Februari – 3 Maret 2023)
Sumber: IDX
Akhirnya masuk bulan Maret, setelah Sebulan IHSG bergerak tipis saja di range 6750-6950. Pada awal Maret ini IHSG ditutup masih melemah sebesar 42 poin atau -0.63% selama seminggu kemarin, penurunan ini diikuti oleh Indeks LQ45 yang turun -0.84% dan Indeks IDX30 yang juga turun -0.73% ke 492. Dari 11 sektor yang menjadi kontributor IHSG maka sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah sektor Transportasi dan logistik yang turun -3,41%, sektor konsumer non primer yang turun -2.72% dam Sektor Kesehatan yang turun -2.41%. untuk sektor dengan bobot terbesar yaitu sektor Keuangan tetap alias tidak mengalami perubahan. Sedangkan untuk sektor yang mengalami kenaikan terbesar adalah Industri yang didorong oleh kenaikan saham Astra internasional (ASII) sebesar 3,57% (efek laporan keuangan yang bagus serta rencana pembagian deviden yang jumbo).
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Pada perdagangan terakhir BEI minggu lalu tepatnya di jumat (3/3) investor asing melakukan aksi jual (Net sell) di semua market (all market) sebesar Rp 605 Miliar yang terdiri dari penjualan bersih (net sell) di pasar Regular sebesar 688 Miliar dan dipasar negosiasi tunai melakukan pembelian bersih yang sedikit Rp 82 Miliar. Seminggu kemarin investor asing di pasar Reguler mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 864 Miliar, namun ada pembelian besar (crosing saham) nilai besar yaitu Rp 4.16 Trilyun sehingga total pembelian bersih (net buy) investor asing sebesar Rp 3.29 Trilyun. Jika secara awal tahun atau year to date (Ytd) 2023 investor asing dipasar reguler melakukan aksi penjualan bersih (Net sell) sebesar Rp 862 Miliar, dipasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 4,34 Trilyun sehingga total pembelian bersih (Net buy) diseluruh pasar sebesar Rp 3.48 Trilyun. Kesimpulannya sejak awal tahun 2023 imvestor asing justru melakukan aksi jual bersih (net sell) dari pasar modal indonesia.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang selama seminggu ini paling banyak dibeli oleh investor asing yaitu saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 248 Miliar, saham Merdeka Copper Gold (MDKA) yang berbasis emas dibeli sebesar RP 229 Miliar, saham Astra Internasional (ASII) sebesar Rp 125 Miliar, saham Bank Mandiri sebesar Rp 106 Miliar dan saham Vale Indonesia (INCO) sebesar 69 Miliar. kenaikan terbesar selama seminggu ada di saham Astra Internasional (ASII) yang naik 5.22% karena efek laporan keuangan yang sangat baik serta potensi deviden Yield yang jumbo.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Sumber Data: RTI Business
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham saham bank BCA dengan penjualan Rp 424 Miliar, selanjutnya saham Bank JAGO (ARTO), saham Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar Rp 278 Miliar, saham Adaro Energy (ADRO) sebesar 156 Miliar dan saham United Tractor (UNTR) sebesar 123 Miliar.
Invesment Outlook: IHSG Minggu Ini (6-10 Maret 2023)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini tgl 6-10 Maret 2023 maasih akan bergerak Sideways dengan kecenderungan turun alias koreksi. IHSG akan bergerak mendekati Support di 6750 dan 6650 akibat tekanan jual asing yang masih dominan, namun jika ada pembalikan yang sifatnya teknikal Rebound maka IHSG masih di titik resisten di 6900-6950. Secara Outlook mingguan IHSG akan bergerak Sideways.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
Sumber: Investing.com
Penggerak market pada minggu ini secara global adalah menunggu Testimoni dari Gubernur bank Sentral AS Powell terkait degan kebijakan suku bunga AS yang akan dinaikkan pada bulan Maret ini, dan data tenaga kerja AS (NFP) serta tingkat pengangguran AS. Sisi Global yang membuat market tertekan karena kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif dari perkiraaan awal 2023.
Rekomendasi Saham
Mulai dapat akumulasi beli saham-saham dengan potensial upside yang menarik, terutama di sektor Bank, sektor Konsumer dan sektor Energy (memanfaatkan teknikal rebound setelah koreksi sehat di sektor energy).
- BBCA
Price Action Teknikal dan Flow Asing
BBCA mulai akumulasi Beli secara bertahap (cicil) dengan area pembelian di 8400, 8350 dan 8300 untuk minggu ini. Secara teknikal masih dominan turun, namun sudah mulai berkurang tekanan jual investor asing. Area Best Buy di 8200 namun sebaiknya mulai akumulai beli di 8400, 8350 dan 8300 dulu dengan target 8800-8900.
Secara Fundamental konsensus Analisis
- INDF
Price Action Teknikal dan Flow Asing
Teknikal INDF bersifat BOW (Buy On Weaknes atau Buy on support) kita akumulasi pembelian INDF tahap 1 di 6250 dan tahap 2 di 6050 (support kuat). Target Take Profit di 6800-6900. Metode yang digunakan adalah Swing Trade (target time frame 1-2 bulan maksimal katalis positif di rilis laporan keuangan tahunan).
Secara Fundamental konsensus Analisis
- ADRO
Price Action Teknikal dan Flow Investor Asing
Buy On Support alias buy on Weakness pada area 2650-2600. Dengan target profit di 3300. Saat ini memang trend masih turun mendekati support di 2600-2700 karena tekanan dari harga batubara global yang turun.
Secara Fundamental Konsensus Analis
Secara analisis fundamental ada 31 analis yang cover ADRO dengan 23 analis merekomendasikan BUY dengan target konsensus di 4080. Katalis positifnya laporan keuangan dan deviden jumbo yang akan membuat saham ADRO menarik.
Investment Outlook:
Reksa Dana Berikut rincian pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45 masih akan dominan turun dengan target support di 936 dan 930. Titik resisten masih sama yaitu 941-945. Outlook minggu ini masih negatif alias turun.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX30 akan mirip pergerakan dengan LQ45 dengan dominan koreksi alias turun. IDX30 target supportnya di 485 dan 475 sedangkan batas resisten masih di 500. Outlook minggu ini masih negatif.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
JII juga masih tes suport di 560 dan 550 (batas suport minggu ini), sedangkan resisten di 580 dan 590 (resisten kuat minggu ini) secara outlook masih koreksi alias turun.
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Reksadana Saham
Sumber: Indopremier per 5 Maret 2023
Tahun 2023 merupakan tahun yang menantang untuk reksadana terutama basisnya saham, untuk saat ini kita masih melanjutkan view dan penempatan reksadana saham dengan style bluchips seperti diatas. Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS contoh case Produk SAM dana Cerdas.
- SAM Dana Cerdas : Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham Kombinasi Bluechip dan medium small dengan top holding di saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indocement Tunggal Perkasa (INTP), Indosat (ISAT), Medco Energy (MEDC), Merdeka Copper Gold (MDKA), Sarana Menara Nusantara (TOWR).
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sumber: Indopremier
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
- Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
- Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3% sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Untuk tahun 2023 karena kenaikan suku bunga sudah terbatas maka kami merekomendasikan reksadana pendapatan tetap dengan tipe agresif yaitu penempatan di obligasi negara lebih banyak contoh ABF Indonesia Bond Indeks Fund dengan porsi yang lebih besar, sedangkan untuk stabilitas kita kombinasikan dengan reksadana pendapatan tetap basisnya obligasi swasta. Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan sukuk syariah fund sucor.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Sumber: Indopremier
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Sumber: CNBC
Secara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun kembali ke 6.95% karena dampak kondisi global terutama potensi kenaikan suku bunga Agresif Amerika Serikat yang akan melebihi ekspektasi dari 5.1% bisa ke 5.2-5.25%. kondisi saat ini suku bunga acuan AS masih di 4.75%. hal ini yang menyebabkan Yield obligasi kembali mengalami kenaikan. Kita tunggu april 2023 setelah clear kebijakan suku bunga AS.
Saatnya Membeli Sukuk Ritel (SR018) dengan kupon 6.25% tenor 3 tahun, 6.4% tenor 5 Tahun.
Disclaimer ON:
Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)!