Cara Hitung Titik Balik Modal bagi Seorang Scalper Trader
- 6 March 2020
- 0
Harga saham dan IHSG itu tidak selamanya bergerak tegak lurus ngacung ke atas. Market itu, tidak selamanya bullish. Kondisi market itu tidak selamanya kondusif. Market kadang bearish, dan pergerakan harga kadang bergerak dalam kisaran sempit, sulit untuk mengambil kesempatan.
Harga saham dan IHSG itu tidak selamanya bergerak tegak lurus ngacung ke atas. Market itu, tidak selamanya bullish. Kondisi market itu tidak selamanya kondusif. Market kadang bearish, dan pergerakan harga kadang bergerak dalam kisaran sempit, sulit untuk mengambil kesempatan.
Meskipun demikian, yang namanya orang yang melakukan Trading for A Living, orang tetap harus bisa ‘cari makan’ dalam kondisi seperti apapun juga. Mau market hijau, merah, pink, atau abu-abu, seorang Trader Saham harus tetap bisa cari makan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan Scalping Trading. Apakah Scalping Trading itu?
Scalpers Trading (pelakunya disebut Scalpers Trader atau cukup ‘Scalpers’ saja) adalah strategi trading dimana seorang trader saham melakukan posisi trading yang berulang-ulang pada suatu saham, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang ‘secukupnya’ saja. Yang dimaksud dengan ‘secukupnya’ ini adalah: yang penting bisa nutup komisi. Keuntungannya cuman ‘Komisi plus’. Bagi seorang Scalpers, keuntungan sebesar Rp 1 (baca: Satu Rupiah) atau bahkan dalam hitungan sen saja, sudah cukup. Yang penting ada pemasukan, yang penting dapur ngepul. Toh.. transaksi tidak cuman 1 kali. Transaksi berulang-ulang, frekuensi tinggi. Dari situ seorang trader berharap adanya keuntungan. Konsep ini sesuai dengan arti dari kata Scalp yang sebenarnya : ketombe. Hasil keuntungan dari seorang Scalper (pencari ketombe) memang sangat kecil, sama kecil dengan besarnya ketombe yang kita miliki. (Pak.. rambut saya tidak ketombean.. ah masa? hehehehe)
Fraksi Harga di Bursa Efek Indonesia
Harga saham dalam Perdagangan di Bursa Efek Indonesia itu bergerak dengan berdasarkan fraksi harga. Fraksi harga ini adalah sebuah pergerakan harga dalam satu ‘tick’ perubahan harga. Tick naik adalah berubahan harga setiap kali harga mengalami kenaikan, sedangkan Tick harga turun adalah tick harga setiap kali harga mengalami perubahan harga berupa penurunan harga. Tick naik dan Tick turun ini memiliki besaran Tick yang sama. Fraksi harga di Bursa Efek Indonesia itu unik, karena setiap rentang pergerakan harga, memiliki fraksi harga yang berbeda. Fraksi harga yang digunakan pada saat tulisan ini dibuat, adalah Fraksi Harga sebagai berikut:
Ini artinya.. kalau harga dalam kisaran 50 – 200, berarti setiap tick perubahan harga, akan berlangsung pada Rp 1, Pada kisaran harga 200 – 500, setiap tick pergerakan harga akan mengubah harga sebesar Rp 2, dan seterusnya. Contohnya bisa kita lihat pada tabel diatas. Jika suatu saham memiliki harga Rp 68, maka ketika dia bergerak naik sebesar 1 tick, harga saham itu menjadi Rp 69. Kalau turun 1 tick, berarti harga turun menjadi Rp 67. Saham yang memiliki harga 570 misalnya, karena fraksi harganya adalah sebesar Rp 5, maka perubahan harga sebesar 1 tick akan membuat harga bergerak ke level Rp 575 jika naik, atau Rp 565 jika turun.
Titik BEP bagi seorang Scalper Trader
Nah.. karena tujuan dari setiap transaksi beli jual saham tetap saja harus ‘untung’, harus ada ‘lebihan’ dari komisi, seorang Scalpers harus berhitung Titik Break Even Point (Titik BEP) secara cermat. Dia harus tahu: kalau saya beli saham harga sekian.. maka saya harus jual harga sekian supaya tidak rugi. Dalam penetapan Titik BEP ini, seorang Scalper Trader juga harus memperhatikan Fraksi Harga dan juga besaran Komisi yang harus dibayarkannya. Ini karena keduanya merupakan faktor yang sangat vital bagi seorang Scalper.
Seorang Scalper Trader atau Scalper harus selalu memperhatikan fraksi harga tersebut karena seorang scalper trader mencari keuntungan dari pergerakan harga. Dia harus tahu dimana level Break Even Point dari setiap transaksi yang dilakukannya, Titik BEP dari setiap Fraksi Harga.
Nah.. Titik BEP dari setiap Fraksi Harga bisa dihitung dengan rumus berikut ini:
Contoh berikut ini adalah penghitungan harga BEP untuk komisi sebesar 0,18 persen. Artinya: Komisi Beli sebesar 0,18 persen, dan Komisi Jual sebesar 0,28 persen.
Titik BEP Tentukan Posisi HAKA HAKI
Titik BEP ini artinya seperti ini: buat seorang Scalper Trader, Titik BEP ini adalah titik harga tertinggi dimana dia bisa melakukan posisi beli pada harga bid, dan langsung jual di harga offer, titik dimana dia bisa melakukan trading jangka pendek dengan hanya berharap pergerakan harga atau keuntungan sebesar 1 poin saja. Titik BEP di level 217 untuk saham di kisaran 50 – 200 misalnya, itu menunjukkan bahwa saham di kisaran harga tersebut, keuntungan sebesar 1 poin saja, masih akan bisa membawa keuntungan, karena harga BEPnya sudah diatas batas atas kisaran, diatas Rp 200. Akan tetapi, kalau Scalper tersebut bermain pada saham yang berada di kisaran 500 – 2000 misalnya, Scalper Trader itu harus berhati-hati karena jika dia beli saham di harga 1085 dan melakukan posisi jual di harga Rp 1090, Scalper Trader tersebut sudah mulai mengalami kerugian.
Perhatikan contoh transaksi pada dua tabel dibawah ini:
Transaksi pada saham dengan harga kisaran 500 – 2000 misalnya, yang fraksi harganya adalah sebesar Rp 5. Posisi beli untuk 10 lot saham di level harga Rp 1.080, masih bisa memberikan keuntungan tipis (Rp 18) jika Scalper Trader menjual posisi tersebut pada harga Rp 1.085. Akan tetapi, jika Scalper tersebut melakukan posisi beli di harga Rp 1085, maka posisi jual di harga Rp 1.090 sudah menjadikan Scalper tersebut menelan kerugian sebesar Rp 5.
Scalping Trading
Pak Tommy … contoh pake saham yang ada di sekitar kita deh… BBRI, INTP atau GGRM deh… biar jelas buat kita semua
- Harga saham BBRI saat ini diperdagangkan di level harga Rp 4.020. Fee transaksi adalah sebesar 0.18 persen, Kita lihat tabel Titik BEP .. titik BEP untuk saham BBRI ada di level 2174. Kita bandingkan sekarang .. harga saham BBRI dengan Titik BEP –> 4020/2174 = 1,85. Artinya: kalau seorang Scalper trading saham BBRI, dia harus untung setidaknya 2 poin agar bisa ‘pulang bawa duit. Artinya: kalau trader itu beli di harga Rp 4.020, berarti dia harus bisa jual paling rendah di harga Rp 4.040… kalau tidak, dia akan pulang bawa zonk.. pulang dengan membawa kerugian.
- Harga saham INTP sekarang ada di level 14575. Titik BEP untuk saham dengan harga diatas Rp 5.000 adalah sebesar Rp 5.435. Berarti komisi yang harus dibayar untuk transaksi INTP adalah sebesar 14.575/5.435 = 2.68 poin. Ini artinya: Scalper trader itu harus yakin keuntungan bisa didapat sebenyak 3 poin kalau mau masuk, kalau mau beli. Artinya: jika Scalper trader tersebut beli di harga 14575, berarti dia harus bisa jual paling rendah di harga 14650. Jika tidak, berarti Scalper Trader tersebut akan mengalami kerugian.
- Contoh terakhir dari saham GGRM, GGRM terakhir diperdagangkan pada level 50.175. Dengan Titik BEP di level 5.435, berarti pergerakan harga minimal yang harus terjadi pada GGRM adalah sebesar 50175/5435 = 9,23 poin. Artinya: kalau mau trading saham GGRM, seorang Scalper Trader harus bisa untung sebesar 10 x Rp 25 = Rp 250. Artinya: kalau harga saham GGRM sekarang ada di level 50175 dan Scalper Trader itu mau melakukan posisi beli, dia harus yakin bahwa GGRM bisa bergerak naik setidaknya hingga level 50.425. Jika tidak, mendingan jangan diambil posisi beli itu karena hasilnya kemungkinan besar adalah Zonk bin Amsyong .. hasilnya adalah posisi rugi.
Contoh Transaksi Scalper Trader
Pak .. emang Scalping Trading seperti ini bagus ya? Emang bisa dilakukan dalam kehidupan nyata?
Yah.. namanya juga Trading For A Living .. hidup dari transaksi sehari-hari di pasar modal. Dalam kondisi seperti apapun.. kita harus kreatif cari makan. Seperti saya niy.. ini kalau pas lagi bener.. transaksinya bisa seperti apa yang pernah saya share di grup Telegram Tetra untuk transaksi pada tanggal 3 Maret 2020 kemarin.
Saya di hari itu ‘kebetulan’ sedang diberi rizki untuk transasi seperti itu #masyaAlloh .. #tabarakalloh. Transaksi seperti ini tentu saja tidak saya lakukan setiap hari. Bisa 2 – 3 bulan sekali, bisa 1 tahun sekali .. eh.. gak tau deh..saya gak pernah hitung. Tapi yang jelas.. kondisi seperti ini tidak berlangsung setiap hari, dan transaksi diatas ini, adalah contoh dari transaksi yang saya lakukan ketika ‘terpaksa’ menjadi Scalper Trader. Mau gimana lagi? dapur kan harus ngepul.. sedangkan kondisi market, gara-gara kena Virus Corona, masih seperti volatile seperti apa yang terjadi di hari-hari ini.
So… rejeki itu, mau datang dari mana, terserah Alloh SWT saja yang mau memberi. Saya sih percaya bahwa rejeki tidak pernah salah alamat. Scalper Trader itu hanya sebuah cara yang bisa kita lakukan untuk memperoleh rizki di Bursa Efek Indonesia, terutama ketika kondisi market sedang sulit, seperti apa yang berlangsung di hari-hari ini.