Tugas dari seorang Trader saham itu sebenarnya cukup sederhana: Beli Ketika Mau Naik.

Ketika tulisan ini dibuat, Krisis Virus Corona sedang berlangsung sedemikian hebat. Harga saham jatuh, mengalami koreksi yang sangat besar, sehingga semua orang kemudian bertanya-tanya: kapan kita bisa melakukan posisi beli? Tugas dari seorang Trader saham itu sebenarnya cukup sederhana: Beli Ketika Mau Naik.. Jual Ketika Mau Turun.. Seperti apa sih ini sebenarnya?

Materi ini, sebenarnya sudah saya tulis dengan lebih lengkap di buku yang saya tulis, Candlestick Kontemporer yang bisa diperoleh di Tokopedia. Untuk tulisan mengenai Jual Ketika Mau Turun silakan dilihat pada tulisan berikut.

Menjelaskan dengan Model Pergerakan Harga


Menjelaskan istilah Beli Ketika Mau Naik ini memang lebih mudah dilakukan dengan menggunakan sebuah model pergerakan harga.

Alkisah, harga sebuah saham sudah bergerak dalam trend turun selama beberapa waktu. Ketika harga saham tersebut mulai mendekati area suport, trend pergerakan harga yang semua berupa trend turun, kemudian berubah menjadi trend naik, atau mengalami pembalikan arah trend atau trend reversal. Pada trend reversal ini, terdapat 4 titik dimana seorang trader bisa melakukan posisi beli.

Titik Beli Trader Pemula

Seorang Trader Pemula, biasanya selalu tidak sabar dalam melakukan posisi beli. Maklum saja: barusan ikut pelatihan Yuk Nabung Saham ini… akun baru dibuka. Karena dana baru saja disetorkan, dengan peluru untuk melakukan posisi beli ada di tangan, Trader Pemula tidak sabar untuk melakukan posisi beli. Begitu harga mulai bergerak turun, dia sudah berteriak: aaaah.. ini murah.. ayo kita BELIIIIIII!!!! Jadilah Trader Pemula ini melakukan posisi beli, hanya karena harga bergerak turun. Gak perlu harga saham sampai di area suport deh. Diatas suportpun, posisi beli bisa dilakukan. Ah.. jangan-jangan suport nanti gak kena.. kita beli sekarang saja. Jadilah keterburu-buruan dari Trader Pemula ini, membuat Dia melakukan posisi beli ketika harga masih berada diatas posisi suport. Posisi Beli pada Titik No. 1 adalah posisi beli yang sering terjadi pada seorang Trader Saham Pemula.

Posisi Beli Trader Teknikal

Trader Teknikal adalah seorang Trader yang sudah pernah belajar Analisis Teknikal. Karena sudah mempelajari Teori Suport dan Resisten, maka seorang Trader Teknikal tahu bahwa ia harus melakukan posisi beli, ketika harga berada di titik suport, ketika harga berada di area suport. Jadilah Trader Teknikal ini melakukan posisi beli pada Titik No. 2, Posisi beli ketika harga berada di Area atau Titik Suport.

Posisi Beli Trader Tukang Tipu

Salah satu Magnit dari Pasar Modal adalah kemampuannya untuk mendatangkan kekayaan yang tidak terhingga dalam waktu singkat. Nah.. iming-iming dengan semboyan : profit konsisten dengan melakukan posisi beli di titik terendah (bottom) dan melakukan posisi jual di titik tertinggi (top) adalah iming-iming yang paling sering mendatangkan orang ke dalam sebuah seminar sukses Pasar Modal, seminar sukses beli jual saham. Iming-iming seperti ini, yang selalu didengungkan oleh Trader Tukang Tipu.

Mengapa orang-orang seperti itu kemudian disebut sebagai Trader Tukang Tipu? Dalam bukunya Investing Psychology Explained, Martin Pring menjelaskan bahwa adalah tidak mungkin seseorang bisa melakukan posisi beli ketika harga berada di titik harga terendah (bottom) dan melakukan posisi jual ketika harga berada di titik tertinggi (top) secara konsisten, secara berulang ulang. No.. TIDAK! Tidak ada seorangpun didunia yang bisa dengan konsisten melakukan posisi beli ketika harga bottom dan jual ketika harga berada di titik tertinggi atau TOP secara konsisten !!! Ini sebabnya: Titik Beli No 3, adalah Titik Beli Tukang Tipu karena hanya Tukang Tipu yang bisa melakukan posisi beli diharga bottom dan posisi jual di harga top secara konsisten.

Posisi Beli Trader Trend Following

Seorang Trader Saham tahu bahwa tidak mungkin untuk melakukan posisi jual ketika harga berada pada titik terendah. Seorang trader tahu, bahwa suatu level harga disebut sebagai titik tertendah atau bottom dari sebuah trend turun, ketika titik terendah itu sudah terlewati. Itu yang membuat seorang Trend Following Trader kemudian melakukan posisi beli ‘setelah’ titik terendah atau bottom dari sebuah pergerakan harga terlewati. Jadi… Titik No 4. adalah titik beli dari seorang Trend Following Trader karena posisi ini dilakukan ‘setelah’ bottom dari sebuah trend turun terlewati.

Penutup

Seorang Trader Saham harusnya tahu bahwa melakukan posisi beli ketika harga berada di titik terendah, harga paling rendah, ketika harga berada di titik bottom, itu sebenarnya tidak penting untuk dilakukan. Beli di Titik Terendah, itu sebenarnya hanya untuk para Trader Tukang Tipu. Seorang Trader saham juga harus tahu bahwa dia tidak perlu terburu-buru dalam melakukan posisi beli, sehingga ketika trend sedang bergerak turun, seorang trader belum perlu untuk segera melakukan posisi beli. Seorang Trader saham juga harus tahu bahwa suport level, itu belum tentu merupakan titik beli yang baik untuk sebuah saham, karena tidak ada jaminan bahwa suport tersebut akan bisa bertahan.

Jadi.. posisi beli yang terbaik bagi seorang trader, adalah ketika harga sudah mulai bergerak naik, setelah harga meninggalkan bottom dari sebuah trend turun. Posisi beli yang terbaik bagi seorang Trader Saham adalah ketika harga terlihat mulai bergerak naik. Saat terbaik bagi seorang Trader Saham untuk melakukan posisi beli, adalah ketika harga mulai bergerak naik.

Beli Ketika Harga Mau Naik adalah strategi beli terbaik dari seorang Trader.