Mengenal Beberapa Model Pergerakan Harga di Bursa Indonesia
- 26 February 2020
- 0
Bagaimana sih cara harga bisa bergerak? Ada orang yang bilang.. bahwa pergerakan harga tergantung dari supply and demand. Ada yang bilang kalau bandar yang gerakin. Ada yang bilang bahwa big player, asing, aseng atau banyak lagi yang lainnya.
Bagaimana sih cara harga bisa bergerak? Ada orang yang bilang bahwa pergerakan harga tergantung dari supply and demand. Ada yang bilang kalau bandar yang gerakin. Ada yang bilang bahwa big player, asing, aseng atau banyak lagi yang lainnya.
Saya menjelaskan model pergerakan harga ini, melalui beberapa model. Dalam setiap model, harga saham digerakkan oleh pihak-pihak, orang-orang, atau faktor-faktor yang berbeda-beda.
IHSG movers Model atau Big Caps Model
Pada model yang pertama ini, harga bergerak sebagai akibat dari minat dari pelaku pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia ditengah percaturan ekonomi dunia dan/atau ekonomi regional Asia. Mereka kemudian masuk ke pasar (baca: beli saham di Indonesia) dengan menggunakan IHSG sebagai benchmark. Karena IHSG adalah sebuah angka indeks yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, maka saham dengan kapitalisasi yang besar akan berpengaruh lebih besar terhadap pergerakan IHSG. Itu sebabnya, mereka melakukan posisi beli, semata-mata hanya melihat kapitalisasi. Sebagai contoh, bisa dilihat apa yang terjadi dalam bulan Juli 2013 kemarin: BI Rate naik, Inflasi tinggi, tapi asing malah beli saham perbankan (BMRI dan BBRI). Mereka beli saham perbankan bukan karena prospeknya bagus, tapi karena saham-saham itu adalah saham-saham dengan kapitalisasi terbesar.
Pelaku pasar: Lebih sering pemodal asing, bisa hedge fund, fund manager reksadana atau dana pensiun, meski pemodal lokal juga bisa dan ada yang melakukan strategi yang serupa.
Prediksi pergerakan harga: Relatif mudah karena kita bisa menggunakan prediksi indeks regional sebagai panduan.
Event penting yang perlu diperhatikan: release data ekonomi, berita-berita ekonomi (lokal, regional, global).
Contoh saham: BMRI, BBRI, ASII, BBCA, UNVR
Blue Chip Model
Dalam Blue Chip model ini, penggerak utama pasar adalah rekomendasi analis perusahaan sekuritas. Rekomendasi analis sekuritas ini (terutama dari sekuritas besar, bisa lokal maupun asing), kemudian didengarkan oleh klien dari sekuritas tersebut yang tidak lain adalah dana pensiun, fund manager, investor institusi, big retail, dan juga retail klien mereka. Rekomendasi ini kemudian menggerakkan harga saham sesuai dengan arah rekomendasi. Kalau rekomendasi beli, harga akan naik, rekomendasi jual, harga akan turun. Dalam blue chip model ini, faktor kapitalisasi pasar memang masih memiliki peran yang sangat signifikan karena buat analis sekuritas, mereka harus memperhatikan masalah likuiditas saham serta kapitalisasi yang sering kali menjadi syarat investasi dari klien mereka.
Analis-analis tersebut hampir seluruhnya adalah analis yang berintegritas tinggi. Sehingga, pendapat mereka secara umum adalah netral. Benturan kepentingan terkadang bisa saja terjadi (seperti akibat ‘pesanan’ dari perusahaan, atasan atau kolega), tapi relatif jarang. Analisis sering dibuat dengan ‘niatan terbaik’. Meskipun hasilnya (pergerakan harga setelah report tersebut di publish) sering kali tetap saja kedodoran (keluar report beli, malah harga turun, vice versa).
Pendorong Utama: Rekomendasi Analis Sekuritas, Fundamental
Pelaku pasar utama: Fund manager reksadana, dana pensiun, investor institusi.
Prediksi pergerakan harga: relatif mudah karena pelakunya adalah pemodal yang rasional.
Sifat: Rekomendasi dibuat oleh orang yang tidak punya posisi, sehingga lebih obyektif.
Exotic Stock
Exotic stock ini adalah saham dengan kapitalisasi kecil hingga menengah, sering kali berasal dari industri yang kurang begitu mendapatkan perhatian pasar, tapi memiliki model bisnis dan/atau prospek fundamental yang bagus. Saya sebut sebagai Exotic karena dengan fundamental yang bagus, saham ini sering kali harus ‘ditemukan’ oleh para investor/trader fundamental yang retail. Sebelum akhirnya pemodal institusi tertarik untuk turun ‘nyebur’, membeli saham ini.
Daya tarik utamanya adalah ‘cerita/story yang menarik’, sehingga menjadikan para fund manager tertarik untuk memburu saham ini. Yang disebut story disini, bisa saja model bisnisnya yang baru, kinerjanya, rasio-rasio yang menarik (PE atau PBV yang rendah), atau bisa juga saham dengan fundamental kecil, tapi dari industri yang sedang ‘on play’ (menjadi daya tarik utama pasar).
Penilaian Sangat Subjektif Tergantung Si Penemu
Satu hal yang perlu dicermati disini adalah: karena rekomendasinya berasal dari sesama trader atau investor, mereka ini juga memiliki posisi. Mereka bisa saja sudah beli dulu di harga yang lebih murah, kemudian memberikan rekomendasi kepada anda untuk melakukan posisi beli, diatas harga mereka melakukan posisi beli. Rekomendasi pada saham-saham seperti ini, biasanya subyektif. Bisa berlebihan bisa juga tidak tapi tetap saja: subyektif. Jadi bisa saja anda masuk ke dalam perangkap mereka: anda beli, ketika mereka jualan. Bisa saja anda masuk ke dalam perangkap mereka.
Pelaku Utama: Investor/Trader fundamental kakap yang rasional dan/atau Private Fund Ekuitas sebagai pelaku awal, kemudian diikuti oleh fund manager reksadana dan institusi.
Sumber rekomendasi: Investor/Trader Fundamental, sebelum di ikuti oleh analis sekuritas.
Prediksi pergerakan harga: ketika masih dalam fase awal, prediksi teknikalnya relatif sulit. Tapi, ketika volume sudah mulai masuk ke pasar, trend mulai terbentuk, suport resisten mulai bisa terbaca, disitu baru prediksi mulai terasa mudah.
Contoh dari saham-saham yang termasuk golongan ini yang pada tahun 2012-2013 ini menjadi sorotan dari pemodal adalah: ULTJ (perusahaan kapitalisasi kecil dengan strong brand), ADES (mendapatkan job untuk membuat air mineral dari Nestley), PNLF (PE rendah), ASRI (peningkatan nilai landbank sebagai akibat dari pembuatan jembatan layang masuk ke kawasan tersebut), dan masih banyak lagi.
Model Saham Gorengan
Yang mengalami model pergerakan seperti ini, biasanya adalah saham dengan fundamental seadanya atau bahkan cenderung jelek, atau bisa saja saham dengan fundamental bagus, tapi dengan pemilik yang kuper (kurang pergaulan dan pendidikan). Yang sering, memang saham dengan fundamental jelek, terus dimasukin aset atau dibuat seakan-akan mau ada aksi korporasi, dibuatin rumornya, terus mulai dimain-mainkan harganya. Ketika signal teknikal mulai muncul, trader teknikal mulai masuk. Pada saham ini, peran dari kompor bandar, sangatlah penting. Kompor bandar ini adalah orang-orang yang bekerja sama dengan pelaku utama. Tugasnya adalah memastikan pemodal-pemodal retail yang berpengetahuan rendah, untuk membeli saham itu. Running trade adalah display utama papan dari saham ini. Dengan pergerakan harga yang atraktif mereka memikat minat pada ‘laron-laron’ pasar modal yang berkeliaran. Terus, setelah pemodal retail ini melakukan posisi beli, mereka juga bertugas agar para pemodal retail ini nyangkut, tetap bertahan pada saham tersebut, ketika bandar atau trader besar yang menjadi penggerak harga.
Perilaku kompor bandar ini, sering kali terlihat sangat jelas sehingga saya sering merasa risi. Beberapa trick standar yang sering dilakukan diantaranya adalah:
- memberikan rekomendasi beli dengan alasan fundamental ketika trend harga jangka menengah sudah mulai patah
- berteriak ‘oversold’ ketika orang mulai berpikir untuk cut loss
- awalnya ngomong teknikal, tapi ketika trend harga mulai berubah menjadi turun, mereka ngomong alasan-alasan fundamental agar para pemodal pemula mau menahan posisi beli dan tidak melakukan cut loss.
Kompor Harus Terus Membara Untuk Dorong Volume
Kompor bandar akan terus membantu bandar utama agar volume terus masuk ke pasar. Kalau perlu, mereka akan turut mendesain rumor-rumor akan cerita semakin panas. Emiten terkadang juga membantu dengan ‘mengeluarkan bantahan atas rumor tersebut’ hanya setelah harganya bergerak cukup. Demikian hot-nya cerita ini, terkadang sampai berasa bahwa harga saham ini mulai memasuki ‘pergerakan harga saham tipe kedua’. Benar.. beberapa analis fundamental yang tolol, terkadang juga termakan akan skenario ini, dan berpikir bahwa ‘oh.. ada value di saham tersebut’, dimana mereka kemudian membuat research report. Padahal.. semuanya sering kali adalah pepesan kosong. Seperti tragedi perusahaan batubara yang baru saja backdoor listing kemarin itu.
Pada saham gorengan ini, korban sudah banyak berjatuhan. Cerita-cerita seperti: tetangga atau teman yang jatuh miskin gara-gara rekomendasi saham di pertemuan di tempat ibadah, trader yang dikerjain teman di sebelahnya padahal setiap hari ketemu dan trading sama-sama, investor yang disedot terus duitnya untuk melakukan posisi beli sedangkan posisi jualnya adalah sang bandar sendiri, rekomendasi ‘ahli saham diatas panggung’ yang kemudian membatai orang satu ruangan, orang yang pamer kekayaan sana sini ngaku sebagai trader ulung tapi ternyata adalah ‘pembantai berdarah dingin’, adalah beberapa ‘lagu lama’ yang sering kali terjadi secara berulang-ulang. Otoritas bursa bertindak? Well.. selama lebih dari 10 tahun lebih saya di pasar modal, yang sering dijerat adalah orang yang gagal bayar, atau pihak yang tidak lain adalah korban dari proses ini. Aktornya tetap saja melengang dan menjadi orang yang disegani dikalangan pelaku pasar. Aneh.. Tapi.. bukankah penegakan hukum di negara kita juga aneh?
Model Pergerakan PomPom Saham
Model pergerakan dari PomPom Saham ini, sebenarnya sama saja dengan Model Pergerakan Saham Gorengan. Hanya saja, pelaku dari PomPom Saham ini, seringkali memang hanya satu orang (atau satu kelompok orang yang berada dalam satu grup WA/Telegram). Model pergerakan Model PomPom Saham ini, sebenarnya relatif baru, karena baru populer setelah tahun 2015an. Pelakunya jelas tidak akan tertangkap, untouchable, karena kalau SRO sedang ada acara promosi saham, mereka ini sering kali menjadi garda terdepannya.
Model pergerakannya kurang lebih sama dengan model pergerakan saham gorengan, karena PomPom saham ini sebenarnya juga beroperasi pada saham yang fundamentalnya sebenarnya juga lemah, plus mereka juga menggunakan nama mereka sendiri (bersama para sekondannya) untuk memompa rekomendasi beli. Hasilnya juga kurang lebih sama: pergerakan harga yang dihasilkan adalah pola pergerakan harga Pump and Dump.
Pola pergerakan harga Pump and Dump ini adalah: kenaikan harga yang tinggi akibat adanya rekomendasi beli, yang biasanya dilakukan pada grup pengikut berbayar mahal yang kemudian dilanjutkan pada rekomendasi beli pada grup pengikut gratisan, Setelah harga mencapai puncak, muncul volume jual dalam jumlah besar, yang membuat harga saham kemudian hancur berkeping-keping, kembali ke harga awal, atau bahkan lebih rendah dari itu. Kurang lebih model pergerakan harganya seperti berikut ini:
Renungan : Saham Di Porto Mu Masuk Gerakan Mana ?
So… Saham apa yang akan anda transaksikan? Sudahkah anda bisa menggolongkan saham tersebut termasuk tipe pergerakan harga yang mana? Anda sebenarnya masih rasional… atau sekarang sudah menjadi korban?
Saya sih.. sering kali hanya bermain pada saham dengan model pergerakan harga yang pertama atau kedua. Kalaupun kemudian ada ‘sector rotation’, saya biasanya hanya berkutat pada saham-saham dengan kapitalisasi terbesar atau setidaknya nomor dua yang ada pada sektor tersebut. Seperti misalnya: kalau yang bergerak adalah ‘cerita properti’, saya hanya berani beli di BSDE atau ASRI, kalau konstruksi hanya di PTPP, WIKA, atau WSKT, kalau pakan ternak hanya CPIN, dll. Kalaupun saya tertarik pada saham jenis ketiga, saya hanya akan main dalam volume kecil. Itupun.. saya akan diam-diam saja waktu beli. Tapi ketika jual, saya juga tidak mau bilang terlalu keras atau tulis di blog. Saya takut kalau ada pemodal menganggap bahwa itu adalah rekomendasi dan kemudian mereka masuk. Resikonya terlalu tinggi buat seorang pemodal pemula. Saham tipe pergerakan jenis keempat? Saya sudah memandangnya seperti saham yang haram: saya gak mau menyebutkan namanya, apalagi memainkannya (meskipun terkadang saya juga masih berteman dengan bandar-bandar, kompor bandar, bahkan emitennya… hehehe).
Nasehat Untuk Nyangkuter
Terus… kalau anda sekarang adalah pemodal pemula yang sudah nyangkut. Cobalah anda periksa deh portfolio anda. Isinya cenderung saham yang mana? Kalau saham dengan pergerakan harga tipe pertama atau kedua, mungkin anda masih ada harapan bahwa harga dari saham tersebut, akan kembali ke harga beli anda.. pada suatu hari nanti.. meski itu mungkin waktu yang agak lumayan lama. Kalau posisi nyangkut anda ada pada saham dengan tipe pergerakan harga yang ketiga, anda harus cek dulu ‘cerita’nya. Apakah cerita tersebut masih tetap sama, atau sudah berubah? atau malah ada cerita baru? Kalau cerita sudah berubah atau ada cerita lagi yang baru, bisa saja kondisinya berbeda: bisa kembali lebih cepat (kalau cerita barunya lebih bagus), atau malah jadi ‘gak bakal balik ke harga lama’ karena ceritanya sudah hilang. Kalau saham nyangkut anda termasuk tipe keempat.. well.. anda cek dulu orang-orang yang berkepentingan terhadap saham ini: bandarnya, emitennya, dan juga kompornya… masih hidup atau sudah mati?? Kalau ternyata masih hidup.. terus terang.. karena mereka sebenarnya telah berbuat jahat kepada orang banyak.. kita sebaiknya membaca doa embah seperti berikut ini:
Hehehehe….
Prinsipnya sebenarnya begini:
Pergerakan harga saham itu, pada prinsipnya hanya terdiri dari dua golongan: bisa diprediksi, atau tidak bisa diprediksi. Tradinglah hanya pada saham yang pergerakan harga sahamnya bisa anda prediksi, karena itu akan mempermudah anda untuk mencapai kemenangan, memperoleh profit.