IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat +1.16% ke level 7,212.13 pada perdagangan Rabu (7/8). Total transaksi IHSG mencapai 8.19 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 14.05 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 910,807 kali. Sebanyak 364 saham ditutup di zona hijau, 178 saham di zona merah dan 247 saham lainnya ditutup flat.

Beberapa sentimen yang terjadi adalah rilisnya data devisa negara sebesar 145.4 miliar USD pada periode Juli-24. Cadangan devisa RI meningkat 3.7% jika dibandingkan pada periode Juni-24 sebesar 140.2 miliar USD. Harga minyak kembali melanjutkan kenaikan setelah rebound dari support $72.69 ditengah eskalasi perang timur tengah.

Secara teknikal, IHSG berada dalam fase downtrend terbatas dan bergerak konsolidasi diantara EMA7 dan MA20 dengan rentang 7,207-7,260. IHSG berhasil menyentuh level support 7,023-7,026 pada Senin (5/8). Penurunan IHSG ke level 7,023 juga sekaligus membentuk pattern inverted head and shoulder dengan target kenaikan ke level 7,454-7,500. Indikator stochastic IHSG berada di area middle 50. Kenaikan IHSG berpotensi beriringan dengan isunya pemangkasan suku bunga sebanyak 1x hingga akhir tahun 2024. Investor kami himbau untuk melakukan pembelian terhadap saham yang memiliki performance year to date yang minimum.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,322.98+16.65+1.27%
IDXCYCLIC758.22+6.08+0.81%
IDXENERGY2,421.41+31.89+1.33%
IDXFINANCE1,394.55+6.81+0.49%
IDXHEALTH1,444.70+4.97+0.35%
IDXINDUST1,015.19+18.11+1.82%
IDXINFRA1,546.26+13.47+0.88%
IDXNONCYC700.65+6.99+1.01%
IDXPROPERT645.97+8.64+1.36%
IDXTECHNO3,199.07+19.42+0.61%
IDXTRANS1,356.76+21.81+1.63%

Semua sektoral Indeks bergerak di zona hijau pada perdagangan Rabu (7/8) ditengah kenaikan IHSG +1.16% ke level 7,212.13 . Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor industrial (IDXINDUST) dengan kenaikan +1.82% ke level 1,015.19. Beberapa saham dari sektor IDXINDUST yang menguat adalah KOBX (+34.45% ke 160), UNTR (+2.38% ke 24,725), ASGR (+1.9% ke 805). Sedangkan sektor yang alami kenaikan paling minimum adalah sektor kesehatan (IDXHEALTH) dengan kenaikan terbatas +0.35% ke level 1,444.70. Beberapa saham dari sektor IDXHEALTH yang melemah dan menguat adalah HEAL (-1.49% ke 1,325), SIDO (+2.9% ke 710), MIKA (+0.67% ke 2,990), SILO (-0.72% ke 2,740).

Saham Top Gainer

Saham Top Gainer
KOBX+34.45%
JMAS+33.33%
COCO+26.97%
MKAP+19.35%
CAMP+12.14%

Saham Top Loser

Saham Top Loser
PPRI-12.32%
KARW-9.74%
EURO-7.69%
SURI-5.41%
LABS-5.34%

Saham Top Turnover

Saham Top Turnover
BBRI582,381
BMRI569,601
BBCA526,463
AMMN468,985
TPIA414,302

Saham Top Volume Shares

Saham Top Volume Shares
BSBK25,351,053
GOTO15,805,309
KPIG4,465,569
BUKA3,878,403
SMIL2,254,027

Saham Top Frequency

Saham Top Frequency
BSBK110,031
BBRI21,572
AMMN18,032
KPIG17,946
BBCA15,079

Saham Top Net Foreign Buy

Saham Top Net Foreign Buy
BMRI161,111
BBCA149,764
TPIA112,689
ASII84,925
INKP22,900

Saham Top Net Foreign Sell

Saham Top Net Foreign Sell
AMMN163,206
BBRI61,174
SMGR17,981
EXCL15,476
TSPC15,013

Berita Global

Minyak sawit berjangka Malaysia hampir mengalami stagnasi, berada di kisaran MYR 3.700 per ton setelah melemah pada dua sesi sebelumnya, karena pelemahan ringgit mengimbangi kerugian dalam kontrak saingannya di Dalian. Pada saat yang sama, para pedagang mencerna data baru dari pembeli utama Tiongkok yang menunjukkan moderasi dalam ekspor dan lonjakan impor pada bulan lalu. Mereka juga menunggu data bulanan dari regulator industri minggu depan. Reuters memproyeksikan penurunan persediaan pada bulan Juli, penurunan pertama dalam empat bulan.

Sementara itu, angka dari surveyor kargo menunjukkan pengiriman minyak sawit Malaysia kemungkinan melonjak antara 22,8% dan 30,91% dari bulan Juni, karena berkurangnya masalah pengiriman. Di Indonesia, yang merupakan produsen utama, pemerintah berencana untuk meninjau kembali peraturan kewajiban pasar domestik untuk minyak sawit. Pasar berada di dekat level terendah dalam tujuh bulan, di tengah volatilitas yang sedang berlangsung di pasar global seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa AS mungkin menuju resesi. Sumber : TradingEconomics.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – PT XL Axiata Tbk (EXCL) semester pertama 2024 meraih total pendapatan Rp17,06 triliun, tumbuh 8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (YoY), EBITDA Rp8,96 triliun, meningkat 17 persen YoY, EBITDA Margin mencapai 52,5 persen, dan laba bersih setelah pajak (PAT) Rp1,03 triliun, meningkat signifikan 58 persen YoY. Pendapatan layanan data dan digital meningkat 10 persen YoY, dan memberikan kontribusi 93 persen dari total pendapatan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, “Situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional makin menantang, kompetisi berlangsung ketat, mampu kami respon dengan pencapaian kinerja sangat menggembirakan. Semester pertama tahun ini, XL Axiata tetap mampu melanjutkan momentum pertumbuhan dan profitabilitas kuat dibandingkan hasil pencapaian periode sama tahun lalu, yaitu berhasil mencatat laba bersih Rp1,03 triliun. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi selama 10 tahun terakhir,” tutur Dian.

Dian menambahkan, salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasilnya, data net promoter score (NPS) makin meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan. Strategi tersebut masih akan diterapkan di sepanjang tahun 2024 ini.

Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan. Dengan data analitik ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.

XL Axiata juga meningkatkan penerapan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membuka peluang-peluang baru dalam landscape industri telekomunikasi yang sangat dinamis. Salah satunya adalah guna meningkatkan pengalaman pelanggan, termasuk dalam personalisasi layanan dan pengembangan serta rekomendasi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan ketepatan lokasi site BTS, dan untuk meningkatkan efisiensi operasional, termasuk optimasi proses dan pengurangan proses manual.

Pencapaian kinerja semester pertama 2024 juga tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (OPEX) termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah. Total biaya operasional XL Axiata berkurang dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan biaya operasional terbesar ada pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing), biaya infrastruktur, dan biaya supplies dan overhead.

“Salah satu beban biaya operasional terbesar dan terus meningkat adalah regulatory cost, beban ini yang kami harap bisa segera mendapat insentif dari pemerintah agar bisa membantu menciptakan industri telekomunikasi yang lebih sehat, sehingga bisa melakukan pembangunan dan penggelaran jaringan secara lebih luas dan memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada pelanggan,” ujar Dian.

Penurunan beban penjualan dan pemasaran, antara lain didorong oleh peningkatan penggunaan sarana digital aplikasi MyXL dan AXISnet. Strategi transformasi digital yang dijalankan XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitas. Hingga akhir Juni 2024, tercatat sebanyak 32,1 juta pelanggan aktif menggunakan kedua aplikasi tersebut, meningkat sebesar 5,1 juta YoY. Pertumbuhan Monthly Active User (MAU)-nya telah mencapai 110 persen sejak Desember 2021.

Dari sisi infrastruktur, XL Axiata terus membangun jaringan hingga akhir Semester 1 2024. Total jumlah BTS hingga akhir Semester 1 2024 tercatat 163.884 unit, termasuk 109.170 unit BTS 4G, atau meningkat 8 persen YoY. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik (fiberized) mencapai 62 persen. Fiberisasi BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai persiapan implementasi 5G di masa mendatang.

Guna melakukan upaya peningkatan kualitas jaringan sebagai penopang utama upaya meningkatkan pengalaman pelanggan, XL Axiata tak pernah berhenti memperkuat jaringan. Hal ini tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sebesar Rp8 triliun tahun ini. XL Axiata juga melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan secara cermat untuk dapat mendorong peningkatan kualitas layanan yang lebih baik dan meningkatkan penggunaan jaringan yang masih bertumbuh.

Investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik untuk mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 13 persen YoY.

Mengenai layanan konvergensi, perseroan juga masih menjalankan proses Transformasi Struktural, termasuk rencana mengalihkan sekitar 750 ribu pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo. Langkah ini untuk membuka peluang meningkatkan cross selling sehingga dapat memperbesar dan mempercepat layanan Fixed Mobile Convergence (FMC). Di sisi lain, Perseroan juga meningkatkan sinergi dengan Link Net sebagai FibreCo, agar bisa lebih efisien dan cepat dapat merespon kebutuhan pasar fixed broadband.

Selama periode semester pertama 2024, jaringan konvergensi sudah menjangkau 104 kota/kabupaten dengan tingkat penetrasi konvergensi mencapai 81 persen, dan total jumlah pelanggan fixed broadband mencapai 267 ribu, berarti menunjukkan permintaan terus meningkat terhadap produk FMC XL Satu.

Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Juni 2024, utang kotor tercatat di angka Rp 10,8 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) 2,46x. Utang bersih tercatat Rp9,4 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 47 persen dari pinjaman saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating), dan 53 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat sehat, dengan peningkatan 7 persen, menjadi Rp4,8 triliun. (*) Sumber : EmitenNews.com

Berita Domestik

EmitenNews.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2024 tercatat sebesar 145,4 miliar dolar AS. Angka ini meningkat USD5,2 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar 140,2 miliar dolar AS. “Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa,” sebut Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam siaran persnya Rabu (7/8) ini.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal,” tambah Erwin. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(*) Sumber : EmitenNews.com

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. ASII (Astra International)

ASII (Astra International) ditutup menguat +0.43% ke level 4,630 pada perdagangan Rabu (7/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham ASII dengan target kenaikan ke level 4,800-5,075. Secara teknikal, ASII berada dalam fase konsolidasi cenderung uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 4,557-4,622. Indikator stochastic melemah dan sedikit berada dibawah area overbought. Batasi risiko jika ASII diperdagangkan dibawah level 4,380.

2. ESSA (ESSA Industries Indonesia)

ESSA (ESSA Industries Indonesia) ditutup menguat +3.9% ke level 800 pada perdagangan Rabu (7/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham ESSA dengan target kenaikan ke level 850-880. Secara teknikal, ESSA berada dalam fase konsolidasi diantara kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 799-825. Indikator stochastic bergerak terbatas dan mendekati area oversold. Batasi risiko jika ESSA diperdagangkan dibawah level 760.

3. BRIS (Bank Syariah Indonesia)

BRIS (Bank Syariah Indonesia) ditutup menguat +0.8% ke level 2,520 pada perdagangan Rabu (7/8). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk saham BRIS dengan target kenaikan ke level 2,640-2,680. Secara teknikal, BRIS berada dalam fase konsolidasi cenderung uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 2,499-2,507. Indikator stochastic berada di area middle 50. Batasi risiko jika BRIS diperdagangkan dibawah level 2,400.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable