IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -0.27% ke level 6,831 pada perdagangan Kamis (13/6). Sebanyak 251 saham menguat, 285 saham melemah dan 235 saham ditutup flat. Jumlah transaksi IHSG mencapai 13.89 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 42.60 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 812,373 kali.

Beberapa sentimen yang menggerakan IHSG diantaranya adalah Amerika Serikat merilis data inflasi yang membaik pada Bulan Mei-24 sebesar 3.3% jika dibandingkan Apr-24 sebesar 3.4%. Hasil dari data inflasi tersebut, Federal Reserve disinyalir akan memangkas suku bunga 1x sebesar 25 basis point sampai akhir tahun 2024. Dollar pun melemah kembali ke level 104 dan rupiah menguat. Dari sisi domestik, ASII mencatatkan kenaikan penjualan mobil sebesar 54% pada Bulan Mei-24 jika dibandingkan periode Apr-24.

Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase bearish dibawah kombinasi MA 7&20 dibawah rentang harga (6,907-7,071). Indikator Stochastic masih berada di area oversold. Investor kami himbau untuk wait and see terhadap potensi penurunan IHSG ke level support 2022-2023 di level 6,600-6,630. Jika IHSG berhasil menguat diatas EMA7 >6,920 maka IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan ke angka psikologis 7,000.

Sektoral Indeks

Sektoral IndeksHarga IndeksPerubahanPersentase
IDXBASIC1,323.15-9.76-0.73%
IDXCYCLIC713.63+2.09+0.29%
IDXENERGY2,250.72+26.32+1.18%
IDXFINANCE1,324.30+3.36+0.25%
IDXHEALTH1,425.59+3.05+0.21%
IDXINDUST907.48+1.02+0.11%
IDXINFRA1,467.32+0.5+0.03%
IDXNONCYC692.01-0.23-0.03%
IDXPROPERT605.01-1.39-0.23%
IDXTECHNO3,173.24+44.58+1.42%
IDXTRANS1,233.75-3.21-0.26%

Mayoritas sektoral indeks ditutup di zona hijau ditengah penurunan IHSG -0.27% ke level 6,831 pada perdagangan Kamis (13/6). Sebanyak 7 sektor menguat dan 4 sektor melemah. Sektor yang menguat paling signifikan adalah sektor teknologi dengan kenaikan +1.42% ke level 3,173.24. Beberapa saham IDXTECHNO yang menguat adalah DMMX (+6.34% ke 134), BUKA (+3.33% ke 124) dan EMTK (+2.7% ke 380). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor industri dasar (IDXBASIC) dengan penurunan -0.73% ke level 1,323.15. Beberapa saham IDXBASIC yang melemah cukup dalam diantaranya ARCI (-4.41% ke 260), INTP (-1.99% ke 7,400), AVIA (-1.83% ke 535), BRPT (-1.51% ke 980). Sektor perbankan berhasil menguat ditengah menguatnya rupiah akibat Soft-Landingnya Inflasi US ke level 3.3% pada Bulan Mei-24.

Saham Top Gainer

SahamTop Gainer
CAMP+24.78%
NICL+15.79%
PAMG+14.67%
IBOS+9.82%
NASI+9.32%

Saham Top Loser

SahamTop Loser
DART-11.22%
BHIT-9.09%
CMNT-8.4%
PTPS-8.4%
AREA-6.29%

Saham Top Volume Shares

SahamTop Volume Shares
GOTO62,757,402
PAMG10,781,734
BULL3,752,524
TOPS3,090,726
DOOH3,044,519

Saham Top Frequency

SahamTop Frequency
PAMG79,271
BBRI38,377
BBCA26,333
GOTO21,572
DOOH20,597

Saham Top Turnover

SahamTop Turnover
BBRI1,037,756
BMRI960,069
BBCA785,711
GOTO326,227
AMMN291,177

Saham Top Net Foreign Buy

SahamTop Net Foreign Buy
ASII61,814
BBNI53,040
AMMN45,348
PGAS35,866
ICBP12,296

Saham Top Net Foreign Sell

SahamTop Net Foreign Sell
BBRI380,392
BMRI173,053
BBCA147,758
TLKM67,312
GOTO60,843

Berita Global

Federal Reserve mempertahankan kisaran target dana fed fund stabil di 5,25%-5,50% untuk pertemuan ketujuh berturut-turut pada Juni 2024, sejalan dengan perkiraan. Para pengambil kebijakan memperkirakan tidak tepat untuk menurunkan suku bunga sampai mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan bergerak secara berkelanjutan menuju angka 2%. Sementara itu, dot plot menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan empat kali penurunan pada tahun 2025. Pada bulan Maret lalu, The Fed memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024 dan tiga kali pada tahun 2025.

The Fed tidak melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan PDB dan masih melihat adanya penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2025. perekonomian meningkat sebesar 2,1% pada tahun 2024, 2% pada tahun 2025 dan 2026. Sementara itu, inflasi PCE direvisi lebih tinggi untuk tahun 2024 (2,6% vs 2,4% pada proyeksi bulan Maret) dan tahun depan (2,3% vs 2,2%) namun tetap dipertahankan pada 2% untuk tahun 2026. Inflasi PCE inti juga direvisi hingga 2,8% pada tahun 2024 (vs 2,6%) dan 2025 (2,3% vs 2,2%) namun dipertahankan pada angka 2% pada tahun 2026. Tingkat pengangguran diproyeksikan sebesar 4% pada tahun 2024, sama seperti perkiraan pada bulan Maret, namun terlihat sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 4,2% pada tahun 2025 (vs 4,1%). sumber: TradingEconomics.com

Berita Domestik

EmitenNews.com – Pada Selasa (11/6/2024), rupiah ditutup melemah 8,50 poin atau 0,05% menuju level Rp16.291 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan Rabu (12/6/2024) mata uang Garuda melemah 0,09% menuju posisi Rp16.300/USD. Depresiasi rupiah ini melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak Senin. Artinya, rupiah sudah mau tiga hari beruntun bergerak di zona merah. Analis ekonomi politik, Kusfiardi, mengingatkan pelemahan nilai tukar rupiah ini apabila terus berlanjut, akan berdampak pada dinamika ekonomi Indonesia. “Pelemahan rupiah bisa menjadi ancaman serius terhadap perekonomian nasional,” katanya.

Menurut Kusfiardi pelemahan rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan secara internal. Hal ini mencerminkan kondisi global yang memainkan peran penting dalam menentukan nilai tukar rupiah, terutama dengan penguatan dolar AS yang didorong oleh data ekonomi yang positif di Amerika Serikat. Salah satu ancaman yang dihadapi perekonomian nasional adalah meningkatnya inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan biaya impor barang dan jasa. Hal ini bisa menggerus daya beli masyarakat, terutama dalam membeli barang-barang kebutuhan pokok dan energi.

BUKA AKUN MNC SEKURITAS DENGAN KODE M01 DAN DAPATKAN FREE APPS SAHAMOLOGY SELAMA 2 BULAN DAN TAMBAHAN SALDO RDN 25%

Selain itu, pelemahan rupiah juga meningkatkan beban keuangan bagi perusahaan dan pemerintah yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS, mengurangi fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan mereka. Tidak hanya itu, pelemahan rupiah juga menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan, mempengaruhi kepercayaan investor, dan menyebabkan kelangkaan modal. Seluruh lapisan masyarakat juga merasakan dampaknya, terutama dalam meningkatnya biaya hidup dan kebutuhan dasar.

Untuk menghadapi tantangan ini, Kusfiardi menyarankan beberapa langkah mitigasi, antara lain kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, mendorong sektor ekspor, menjaga stabilitas politik dan hukum, serta memperkuat sektor keuangan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pelemahan rupiah dan membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat untuk masa depan.Dengan demikian, pelemahan nilai tukar rupiah memang menjadi perhatian serius bagi perekonomian nasional. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, tantangan ini dapat diatasi, dan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat dimanfaatkan secara optimal. Sumber : EmitenNews.com

Berita Emiten

EmitenNews.com – Penjualan mobil produksi PT Astra International Tbk (ASII) hingga Mei 2024  mencapai 41.314 unit atau meningkat 54% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 26.908 unit. “Pangsa pasar Astra menjadi 58 persen,” ujar Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto, Rabu (12/6). Seperti yang sudah-sudah, penjualan mobil Astra banyak dikontribusikan Toyota dan Lexus. Pada periode ini, jumlah penjualannya mencapai 23.897 unit. 

Kemudian, disusul Daihatsu 14.983 unit. Isuzu 2.265 unit dan UD Trucks 169 unit. Pada periode ini Astra tidak mencatat penjualan untuk merek Peugeot. Sementara itu, penjualan mobil nasional pada Mei 2024 meningkat 47% dibanding bulan sebelumnya. Boy pun optimistis, penjualan mobil ke depan akan semakin membaik.

Terutama, dengan adanya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang akan diselenggarakan pada Juli mendatang. “Diharapkan dapat menjadi faktor pendorong peningkatan penjualan otomotif nasional dengan menghadirkan ragam pilihan kendaraan yang sesuai bagi kebutuhan konsumen di tanah air,” tutur Boy. Sumber : EmitenNews.com

3 Saham Bersinyal Fresh Buy

1. DSNG (Dharma Satya Nusantara)

DSNG (Dharma Satya Nusantara) ditutup menguat +1.53% ke level 665 pada perdagangan Kamis (13/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk DSNG dengan target kenaikan ke 700-720. Secara teknikal, DSNG berada dalam fase konsolidasi cenderung bullish karena berada diatas kombinasi MA 7&20 dengan rentang harga 656-660. Indikator stochastic menguat diatas level middle 50. Batasi risiko jika DSNG diperdagangkan dibawah 635.

2. BRIS (Bank Syariah Indonesia)

BRIS (Bank Syariah Indonesia) ditutup menguat +6.05% ke level 2,280 pada perdagangan Kamis (13/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk BRIS dengan target kenaikan ke 2,500-2,530. Secara teknikal, BRIS berada dalam fase konsolidasi diantara kombinasi MA 7&20 di rentang harga 2,208-2,288. Indikator stochastic menguat dari zona oversold. Batasi risiko jika BRIS diperdagangkan dibawah 2,140.

3. MARK (Mark Dynamics Indonesia)

MARK (Mark Dynamics Indonesia) ditutup menguat +4.02% ke level 905 pada perdagangan Kamis (13/6). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh buy untuk MARK dengan target kenaikan ke 1,000-1,020. Secara teknikal, MARK berada dalam fase konsolidasi diantara kombinasi MA 7&20 dengan rentang harga 893-907. Indikator stochastic masih melemah dan mendekati area oversold. Batasi risiko jika MARK diperdagangkan dibawah 850.

Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable