italy outbreak covid19

Setelah resmi dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO, kini market nantikan stimulus dari pemerintah tangkal pelambatan.

WHO resmi nyatakan COVID19 sebagai pandemi global. Bursa saham kembali meradang khawatirkan pelambatan ekonomi global. Kini market nanti stimulus pemerintah masing masih negara untuk halau impact buruk dari bencana dunia ini.

IHSG kembali goyang dalam perdagangan kemarin dan kembali bergerak turun di sekitar area support konsolidasi 5133 nya. Kekhawatiran masih merebaknya wabah COVID19 di Indonesia jadi penyulutnya. Kabar bahwa pasien #25 seorang WNA yang jadi korban meninggal pertama membuat market bimbang. Apalagi ditambah dengan pengumuman resmi penambahan pasien baru menjadi 34 membuat daftar masalah jadi panjang.

Dari 9 sektor IHSG hanya sisakan CONSUMER yang positif +1.24% saat sektor lain cenderug terkoreksi. PROPERTY dan INFRASTRUCTURE menjadi yang paling terpukul dengan turun -3.58% dan -3.18%. Turunnya saham  TLKM JSMR PGAS EXCL POLL PWON dan BSDE menjadi penyebab kencangnya peluruhan di 2 sektor ini. Apalagi TLKM dan POLL punya kontribusi market cap yang tertinggi 53.31% dan 22.34% di di sektornya. Saham saham konstruksi karya pun tak lepas dari koreksi. Bahkan empat  yang paling dominan turun dekati level ARB -10%  yaitu WIKA -9.67%, WSKT -9.41% , PTPP -8.16%. dan ADHI -7.35%.

Index Terkoreksi, Asing Malah Belanja

Yang menarik pada saat index terkoreksi -1.28% justru asing mulai melakukan manuver untuk pembelian saham saham di sekitar support. Index yang kemarin sempat capai level terendah 5112 sedikit terangkat dan masuk kembali ke area support dan tutup di level 5154. Adanya kekuatan beli membuat ada pantulan. Total net buy asing di pasar regular kemarin capai +142 milyar dimana sektor FINANCE dapat inject +114 milyar, TRADE +77 milyar dan MINING +34.6 milyar.

Sektor CONSUMER yang kemarin naik justru menjadi tempat profit taking buat investor asing -24 milyar. Saham UNVR yang naik +2.82% justru dijadikan sasaran empuk outflow hingga -25.1 milyar.

Saham BBRI tetap bertahan walaupun sempat turun dari level tertinggi intraday 4030 menjadi sasaran beli asing tertinggi hingga +155 milyar. BMRI dan HMSP menyusul dengan jumlah inflow capai +49 milyar dan+30 milyar.

Wall Street Meradang, Industri Rugi Terpapar COVID19

Bursa Wall Street kembali diterjang badai semalam walaupun sempat rebound di hari Selasa pasca Black Monday. Tiga index utama serempak jatuh. DJIA -1464 point atau -5.86%, NASDAQ -4.70% dan S&P 500 -4.89%.  Dow resmi awali fase BEAR MARKET setelah turun lebih dari 20% level tertingginya, sedangkan NASDAQ dan S&P baru terkoreksi -19% sehingga belum dikategorikan memasuki teritori ini.

Saham saham perbankan besar yang menjadi penopang DOW dan S&P bertumbangan. Bahkan Citigroup turun lebih dari -8,6% saat Goldman Sach turun lebih dari -6.5%. Belum lagi saham saham maskapai dan pelayaran wisata yang jeblok terimbas COVID19. American Airline, Delta dan United turun lebih dari -4.3% sedangkan salah satu operator cruise Norwegian Cruise Line anjlok -26.7%. Di estimasi industri parwisata akan kehilangan USD 24 milyar imbas dari COVID19.

Setelah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi kini market nanti kebijakan stimulus untuk hadang pelambatan ekonomi. Bank of England sudah pangkas suku bunga 50 bps hanya tersisa 0.25%. Presiden Trump menginginkan ada pemangkasan pajak penghasilan 0% baik untuk pekerja dan perusahaan. Selain itu analis memproyeksikan bahwa The FED kembali akan pangkas suku bunga nya dalam meeting tanggal 17-18 Maret pekan depan. Target penurunan pada rentang 75 bps – 100 bps sehingga membuat rate akhir 0.25%.

Market Tunggu Stimulus Dari Pemerintah

Pemerintah Indonesia sudah putuskan untuk tanggung pajak penghasilan mulai April 2020 hingga akhir tahun untuk relief program. Selain itu penambahan masa cuti bersama diharapkan bisa membuat ekonomi tetap berjalan ditengah terpaan krisis dunia. Bila 2008 krisis berasal dari sektor FINANSIAL maka tahun 2020 sangat unik karena berawal dari masalah kesehatan. Hal ini punya faktor yang lebih dahsyat karena dapat mengganggu supply dan demand sekaligus.

Kebijakan protokol darurat yang dijalankan oleh Bursa dan OJK setidaknya bisa memperlambat efek peluruhan market. Apalagi setelah diterapkan sistem asimetris untuk ARB – ARA mulai terlihat hasilnya kemarin.

Hari ini index diproyeksikan masih akan bergerak dalam rentang yang cukup lebar : 5288 – 5043. Candle spinning top yang terbentuk kemarin mulai terjadi tarik menarik kekuatan bull dan bear. Buntut bawah yang menolak membentuk low baru dari level 5133 menjadi tanda ada kekuatan beli di area tersebut. Namun buntut atas yang sama panjangnya tandakan masih ada tekanan jual di pasar.

Secara teknikal index saat ini memiliki 3 support :  5133 – 5043  dan 5024 dengan kecenderungan masih downtrend. Stoch mulai masuki area < 20 oversold dan MACD histogram masih negatif. Sehingga indikator cepat masih belum ada tanda pemulihan yang permanen. Wait and see untuk cek peluangnya.  Support hari ini 5043  dan Resisten 5288.

Tone dan Manner IHSG :  COVID Resmi Jadi Pandemi Global, Market Nantikan Stimulus Pemerintah

Potensi Pergerakan :  5043 – 5288 Sebagai antisipasi BEAR MARKET regulator telah keluarkan serangkaian kebijakan untuk perlambat penurunan. Mulai dari skenario buyback, penundaan/rehat perdagangan bila turun dibawah threshold dan asimetris ARB-ARA. Kenali salah satunya   BUY BACK