![sektor property](https://i0.wp.com/news.sahamology.id/wp-content/uploads/2020/02/house-in-human-hands-PU3J497.jpg?fit=1732%2C1154&ssl=1)
Fenomena Unik Sektor Property di IHSG, Bagaimana Prospek Sahamnya?
- 29 April 2020
- 0
Ada satu fenomena yang menarik di bursa kemarin terkait sektor PROPERTY. Walaupun sektornya merah namun saham saham unggulan dari BUMN karya dan pengembang justru malah naik. Siapa sebenarnya biang keladinya yang membuat sektor ini tetap downtrend ? Bagaimana prospek saham pengembang lainnya.
Index Masih Lanjut Konsolidasi dan Mixed
Walaupun kemarin market bergerak mixed namun berhasil tutup di zona hijau. Penguatan sektor AGRI, BASIC-IND dan CONSUMER mampu set-off koreksi yang cukup dalam di sektor FINANCE akibat terjunnya saham BBRI dan BBCA. Ada satu fenomena yang menarik di bursa kemarin terkait sektor PROPERTY. Walaupun sektornya merah namun saham saham unggulan dari BUMN karya dan pengembang justru malah naik. Siapa sebenarnya biang keladinya yang membuat sektor ini tetap downtrend ? Bagaimana prospek saham pengembang lainnya.
BBCA dan BBRI Menjadi Penekan Index
Tingginya aktivitas net sell asing di saham BBCA dan BBRI bawa dua saham unggulan ini rontok. BBRI diguyur asing -338 milyar hingga anjlok dekati support 2580. Sedangkan BBCA yang dibuang -284 milyar tertekan hingga ke level harga 24150. Kondisi ini membuat sektor FINANCE kemarin menjadi yang paling parah koreksinya hingga -1.53%. Beruntung BMRI tidak alami perubahan harga dan BBNI naik tipis +20 point. Bila tidak maka dipastikan akan lebih dalam penurunnya.
Saham BBCA kemarin telah turun lampaui level support nya 24500 dan sedikit keluar dari level lower band bollingernya tandakan masih ada potensi penurunan ke level 22900. Koreksi ini membuat saham bank nomor 1 di Indonesia sudah masuki area oversoldnya. Hal yang sama terjadi juga di BBRI yang juga masuki area oversold. Bila hari ini terkonfirmasi breakdown level support 2580 maka outlook turunya bisa ke 2490-2380.
Jumlah Saham Naik Masih Lebih Sedikit dari Yang Turun
Walaupun kemarin index alami kenaikan +0.36% atau +16.413 namun tidak berarti ada dominasi market dari saham saham yang tutup di area hijau. Jumlah saham yang turun justru lebih banyak dengan perbandingan 195 turun dan 170 naik. Ini menjadi tanda market yang masih cendeurng mixed terkonsolidasi. Apalagti dari 9 sektor 3 ditutup merah : MINING -0.94% dan PROPERTY -0.42% menemani sektor FINANCE.
Insensitas jual asing juga masih besar. Turnover bursa tanggal 28 April lalu capai 6.24 trilyun dengan 64.03 juta lot saham diperdagangkan. Catatan jual asing capai 778 milyar di pasar regular dan 325 milyar di pasar tunai & nego. Sehingga secara total lebih dari 1.1 trilyun dana asing keluar kemarin.
Sektor FINANCE masih memimpin untuk urusan net sell ini dengan total -575 milyar sehingga dalam dua hari ini sudah mencapai -938 milyar. Bila dihitung mundur sejak awal April maka total dana asing cabut dari sektor ini capai -4.66 triyun. Bila dibandingkan dengan total COMPOSITE yang capai -8.84 trilyun netsell maka ini lebih dari 50% kontribusi. Rontoknya BBRI dan BBCA tidak terlepas dari tingginya aksi jual asing selama sebulan ini : BBRI -2.37 trilyun, BBCA -1.43 trilyun, ASII -705 milyar dan BMRI -510 milyar. Jadi tak heran aksi jual masif ini dorong IHSG masih maju mundur tanpa arah dalam beberapa pekan terakhir.
Fenomena Unik Sektor PROPERTY : Market Mover Rendah Free Float dan Tidak Likuid
Sektor PROPERTY menjadi sektor yang lagging di IHSG bila dibandingkan dengan sektor lain. Karena YTD terkoreksi lebih dari -42%. Jangan bandingkan dengan BASIC-IND yang melesat, turunnya sektor yang melingkupi pengembang dan konstruksi karya nyari 2x penurunan sektor MINING dan TRADE
![](https://i0.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-22.png?resize=640%2C385&ssl=1)
Kalau kita perhatikan kontributor dari sektor ini didominasi oleh emiten seperti POLL, PWON, BSDE LPKR CTRA WSKT WIKA DMAS. Problem terbesar sektor ini ada dua : pertama the biggest market cap dengan bobot 14.82% free floatnya rendah dan cenderung likuid. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi yang rendah. kedua saham saham yang punya bobot besar cenderung dormant alias tidak likuid seperti MKPI MPRO DUTI PLIN. Jadi pergerakan index sektor ini kadang tidak mencerminkan aktivitas real dari saham saham likuidnya seperti PWON BSDE CTRA WSKT WIKA PTPP yang merupakan biggest name in their industry dibandingkan dengan POLLUX.
![](https://i2.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-23.png?fit=1024%2C348&ssl=1)
Kita ambil contoh pergerakan sektor nya bila dibandingkan dengan saham saham yang aktifnya year to date.
![](https://i1.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-24.png?fit=1024%2C567&ssl=1)
![](https://i1.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-25.png?fit=1024%2C567&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-26.png?fit=1024%2C567&ssl=1)
Bagaimana Prospek Saham Property Pengembang dan Konstruksi Karya?
Sebenarnya kalau bicara Property, ada baiknya hanya fokus ke saham saham yang memang secara riil likuid, aktif diperdagangkan dan punya valuasi bagus . Bila kita ambil saham pengembang maka yang menjadi top pick adalah PWON SMRA ASRI CTRA BSDE. Sedangkan untuk sektor konstruksi karya adalah WSKT WIKA PTPP dan ADHI
![](https://i0.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-27.png?resize=640%2C299&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-28.png?resize=640%2C308&ssl=1)
Mostly saham saham pengembang dan konstruksi karya saat ini sudah berada dalam zona undervalue sehingga menarik untuk diperhatikan bagi trading. Ambil contoh saham PWON yang sudah capai level valuasi termurah dalam rentang PER PBV selama 2 tahun terakhir
![](https://i0.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-29.png?resize=640%2C386&ssl=1)
Ambil contoh saham PWON saat ini memantul dari level support 334 dengan jalur pendakian bila breakout 372 punya potensi ke level 432. Stop loss di 334.
![](https://i2.wp.com/sahamology.id/wp-content/uploads/2020/04/image-30.png?fit=1024%2C567&ssl=1)
IHSG Masih Belum Punya Arah, Bertindaklah Selektif
Sudah 8 hari index masih terkonsolidasi dan belum punya arah. Semua indikator masih belum ada yang tandakan apakah IHSG akan menguat atau melemah. Sentimen dalam negeri cenderung netral walaupun sedikit worrying untuk industri perbankan. Apalagi Kementerian Keuangan sudah mulai rilis aturan baru mengenai penanganan bank gagal sebagai antisipasi. Namun dari luar negeri masih banyak sentimen positif termasuk hasil dari rapat bulanan The FED yang akan dirilis malam ini.
Namun tidak berarti bahwa saham saham akan terus wait and see. Masih ada potensi yang bisa dilihat untuk trading cepat dari saham saham berikut : ADRO TOWR TLKM ASII SMGR BBNI SCMA BBTN PGAS MNCN LPPF ERAA INKP INTP JPFA HMSP INDF WIKA GGRM EXCL CPIN JSMR KLBF AKRA TBIG PWON dan PTPP
Tone dan Manner Hari Ini : Sektor Property Menarik Untuk Jangka Pendek (Swing Pendek)
Support – Resisten : 4365 – 4660
******
Berita berbau krisis akan menjadi santapan harian di media online. Fase market bear dan akhir dari bull akan terus menakutkan bagi pelaku pasar. Namun ingatlah saat ketakutan nanti berubah menjadi resesi maka ini jadi awal sebuah harapan.
Krisis 2008 lahirkan banyak OKB di Amerika yang tumbuh 64% dari periode 2009 – 2014. Inikah saatnya krisis 2020 lahirkan OKB Baru ? Baca artikelnya https://tetraxchange.id/krisis-bursa-akan-lahirkan-orang-kaya-baru/
*******